main article site » |
Published in satu 1ndonesia (22 November 2011)
Setelah dua hari menggelar acara -YŽApresiasi Astra Untuk Anak Bangsa,¡ hari Minggu, 30 Oktober 2011, PT Astra International Tbk dan anak perusahaannya memberikan penghargaan kepada tunas-tunas bangsa meliputi rangkaian kegiatan, seperti : Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Award 2011, Lomba Posyandu Binaan Grup Astra dan Wirausaha Muda.
Selain itu, untuk mendukung kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI), Astra menyerahkan 2 unit mobil yang diberikan oleh Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto secara simbolis kepada Ketua PMI, H. Jusuf Kalla. Bentuk lain dari kepedulian Astra terhadap sesama yaitu dengan mengadakan program ŽMenuju 55.000 kantong darah¡ yang sudah dimulai sejak bulan Januari 2011. Program ini terselenggara dalam rangka menyambut HUT Astra ke 55 yang diperingati pada 20 Februari 2012.
ŽApresiasi Astra Untuk Anak Bangsa merupakan program di bawah payung SATU Indonesia yang berisi program-program semangat persatuan Grup Astra dalam bentuk kegiatan-kegiatan CSR untuk kemajuan serta persatuan Indonesia menuju bangsa yang sejahtera dan bermartabat. Program Kepedulian Astra terhadap anak bangsa ini akan terus kami tingkatkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. Hal ini sejalan dengan filosofi perusahaan, yaitu Catur Dharma Astra : Menjadi Milik Yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara,Ž ujar Prijono Sugiarto dalam sambutannya.
SATU Indonesia Award 2011 merupakan program CSR Astra yang digelar untuk kedua kalinya. Tujuan diselenggarakannya acara ini untuk memberikan penghargaan bagi generasi muda Indonesia berprestasi yang memiliki kontribusi positif bagi masyarakat di bidang pendidikan, teknologi, lingkungan, Kesehatan dan kewirausahaan. Astra bekerjasama dengan Tempo Institute menyeleksi generasi muda yang berprestasi dan memiliki semangat yang sama dengan Astra atas kiprahnya yang sejalan dengan salah satu butir Catur Dharma Astra : ŽMenjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara¡.
Dewan Juri terdiri dari : Erna Witoelar (Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah periode tahun 1999-2001), LT Handoko (peneliti LIPI), Tri Mumpuni (Tokoh Pemberdaya Masyarakat), Jose Rizal (Pendiri Organisasi Kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee), Bambang Harymurti (Direktur Utama PT Tempo Media Intimedia Tbk dan Wakil Ketua Dewan Pers), Yulian Warman (Head of Public Relations PT Astra International Tbk) dan Riza Deliansyah (Head of Environment and Social Responsibility PT Astra International Tbk).
Dari hasil penjurian, terpilihlah 5 peraih apresiasi SATU Indonesia Award 2011 :
Kelima peraih penghargaan apresiasi SATU Indonesia Award 2011 tersebut mendapat hadiah uang tunai Rp 50 juta. Di samping itu, salah satu dari pemenang mendapat tambahan Rp 10 juta jika berhasil terpilih sebagai pilihan favorit dari masyarakat melalui voting yang dilakukan pada website www.satuindonesia.com.
Lomba Posyandu Binaan Grup Astra (Gebyar Posyandu)
Dalam bidang kesehatan, kepedulian Astra difokuskan pada program Kesehatan Ibu dan Anak dengan menggelar Lomba Posyandu Binaan Grup Astra tingkat nasional yang diselenggarakan bulan September-Oktober 2011. Berdasarkan hasil penilaian tim juri yang terdiri dari Kementerian Kesehatan RI dan Praktisi kesehatan, terpilih sebanyak 21 Posyandu binaan Grup Astra di seluruh Indonesia setelah mengikuti seleksi keluar 4 Posyandu terbaik. Mereka adalah:
Wirausaha Muda
Dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, Astra menggelar Kompetisi Wirausaha Muda Jakarta Utara yang diberikan kepada generasi muda yang mampu mengembangkan usaha mandiri dan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitarnya. Dari 65 peserta seminar wirausaha muda, terpilih 18 kandidat yang lolos verifikasi tahap awal berupa analisa profil usaha dan wawancara. Proses tersebut menjaring 8 kandidat untuk penjurian lapangan. Dari tahapan penjurian dan seleksi tersebut terpilih tiga penerima Apresiasi Wirausaha Muda Astra, yaitu :
Pemberian Apresiasi lain yang tak kalah penting adalah Apresiasi Astra untuk Masyarakat, yang terhimpun dalam rangkaian kegiatan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility-CSR) Days Grup Astra yang didedikasikan untuk masyarakat, meliputi :
Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan dalam bidang kesehatan, Astra mengadakan program ŽMenuju 55.000 kantong darah¡ yang sudah dimulai sejak bulan Januari 2011. Hingga saat ini Grup Astra bekerjasama dengan PMI telah mengumpulkan lebih dari 13 ribu kantong darah melalui acara-acara yang diselenggarakan oleh Grup Astra.
Pameran CSR Grup Astra
Menampilkan kegiatan kepedulian dan kontribusi positif Astra terhadap masyarakat dan Bangsa Indonesia sejak Perseroan berdiri hingga saat ini. Pameran ini diikuti oleh seluruh unit bisnis dan anak perusahaan Astra yang sekarang ini berjumlah 156 perusahaan dan 7 Yayasan dibawah Grup Astra. CSR Astra berfokus kepada 4 bidang yaitu Pendidikan, Lingkungan, Kesehatan dan Income Generating Activities (IGA).
Green Lifestyle Campaign 2011
Salah satu bentuk CSR Astra yang berfokus pada lingkungan, yakni kegiatan yang diselenggarakan Minggu pagi, 30 Oktober 2011, meliputi :
Operasi Katarak Gratis ŽAstra Menerangi Dunia'
PT Astra International Tbk bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia mengadakan kegiatan operasi katarak gratis bagi masyarakat kurang mampu bagi 100 Orang dari 141 orang yang mengikuti proses screening (pemeriksaan medis awal), dengan nilai bantuan yang diberikan adalah lebih dari Rp 300 juta.
Konservasi dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Ciliwung
Program yang dilaksanakan pada bulan Juni 2011 ini, bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap Lingkungan dan menjaga sumber daya air permukaan khususnya di bantaran Kali Ciliwung. Lebih dari 200 karyawan Grup Astra dan tokoh masyarakat telah menanam 500 bibit pohon di kawasan Bale Kambang, Condet. Sedangkan untuk program sanitasi berbasis masyarakat berupa program -YŽBank Sampah¡ dengan memberikan bantuan 2 mesin pencacah plastik, 12 gerobak sampah, 1 motor gerobak, 5 mesin jahit untuk kerajinan dari sampah plastik di kelurahan Pejaten timur dan Kebon Baru. Program yang sama juga dilakukan di wilayah sekitar kantor Astra, yaitu Kelurahan Sungai Bambu, Warakas dan Papanggo.
Published in Kalbe Science Award (2 November 2011)
PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) announced Raynor Baruna Reksa Ananta and Miura Chanda from Kuntum Cemerlang Elementary School %Gâ%@ Bandung as the favorite winner for Kalbe Junior Scientist Award (JSA), with their work titled Win on Zero: Mathematical Game to Practice Subtraction. The favorite winner is determined through visitor votes during the two days Junior Science Fair (JSF) event held in Jakarta Convention Center Assembly Hall, 10-11 September 2011.
"The favorite winner was determined through votes given by visitors during the JSF two days event, and the chance to vote was closed on Sunday, 11 September 2011 at 13.00 WIB," saud Luhur Budijarso, Committee Head for Kalbe Farma 45th Birthday. ŽThey beat the other eight contestants in vote results. To vote, visitors only need to input ticket codes into the computers provided in each of the Junior Scientist Award winners", booth.
The other eight winners were: (1) Anggie Arivia Tanu (The Clever Ant), SDK 6 BPK Penabur, Bandung; (2) Claudya Mardiani Safitri & Dinar Rizqi P (ŽMr.Kadir Can¡ %Gâ%@ Simple Detector of Seeds Water Content), SDN Jember Lor 03, Jember; (3) Fauzia Noorchaliza & Fadhilah Noor Nabiilah (Seed Germination with Seed Shell Peeling Method / Experiment on apple seeds (Malus syvestris Mill) and guava seeds (Psidium guajava L), SD Insan Kamil, Bogor; (4) Fira Fatmasiefa & Bramastro Rahman Prasojo (Wet Alarm For Baby), SDS Pertiwi, Medan; (5) Janice Patricia (Magic Water Filter), SD Kristen 6 Penabur, DKI Jakarta; (6) L. Krisna Wardhana (Egg Shell Waste Utilization in Accelerating Blood Clotting), SD Cahaya Nur, Kudus; (7) Patricia Harjo Utomo (Magnificent Antenna), SD Marsudirini, Solo; (8) Raihany Hidayati Az Zahra P3M (Forward-Backward Mathematic Game), SDIT Salsabila, Bekasi.
All Junior Scientist Award winners received Rp 10 million cash prize and trophies while Raynor & Miura (Favorite Winner) won Rp 20 million cash prize. In addition to the winners-F~ prizes, Kalbe also presented Rp 10 million to each school as an appreciation of their support for the students~ participation in the competition.
The Junior Scientist Award event held since 10 May 2011 is designed to nurture children~s love toward science since early age, learning to think critically towards science, and encouraged to develop creativity in the form of the creation of a scientific work. The science fields being contested are Mathematics, Natural Science (IPA) and Simple Applied Technology.
The Junior Scientist Award juries consist of a few experts in their fields, Prof. Dr Fasli Jalal (Republic of Indonesia Vice Minister of Education), Prof Dr. H. Arief Rahman (Educator and Education Observer), Dr. Puspita Lisdiyanti (LIPI Researcher), dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), MSi (Psychologist and Specialist in Children Growth and Development), Dr. L.T Handoko (Physician and University of Indonesia Lecturer) and R.K Sembiring (Mathematician, Bandung Institute of Technology).
A total of 199 Grade IV %G~%@ VI elementary school students from 63 schools in 22 cities across 10 provinces in Indonesia submitted their works to be contested. A total of 18 finalists were selected and flown to Jakarta to present their works before the juries on 20-21 July 2011. On 22 July 2011, the JSA finalists had the chance to meet Vice President Boediono and National Education Minister Prof.Dr.Ir.H.Mohammad Nuh, DEA. Finally on 25 July, the juries decided the 9 winning teams who could display their works in the Junior Science Fair event on 10-11 September 2011 in Jakarta Convention Center Assembly Hall.
Published in Astra World (28 October 2011)
Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang diperingati 28 Oktober 2011, PT Astra International Tbk dan anak perusahaannya (Astra) akan menyelenggarakan acara Apresiasi Astra untuk Anak Bangsa yang merupakan program apresiasi Astra kepada tunas-tunas bangsa yang memberikan kontribusi positif bagi Indonesia.
Acara yang akan dibuka oleh Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto selama dua hari 29-30 Oktober 2011 di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro (GMSB), Kuningan , Jakarta ini, akan menggelar pameran Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility - CSR) Grup Astra yang menampilkan kegiatan kepedulian Astra terhadap masyarakat dan Bangsa Indonesia sejak Perseroan berdiri hingga sekarang. Pameran ini diikuti oleh seluruh unit bisnis dan anak perusahaan Astra yang sekarang ini berjumlah 156 perusahaan dan 7 Yayasan di bawah Grup Astra. Pameran yang pertama kali diselenggarakan ini adalah bagian dari rangkaian CSR Days yang merupakan kegiatan kepedulian Astra, di samping program lain yang digelar bersamaan, antara lain :
SATU Indonesia Award 2011
Program penting lain dalam acara Apresiasi Astra Untuk Anak Bangsa adalah : Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia) Award 2011 yang merupakan program CSR Astra yang digelar untuk kedua kalinya. Tujuan program ini adalah untuk memberikan penghargaan bagi generasi muda Indonesia berprestasi yang memiliki kontribusi positif bagi masyarakat di bidang pendidikan, teknologi, lingkungan, kesehatan dan kewirausahaan. Astra bekerjasama dengan Tempo Institute menyeleksi generasi muda yang berprestasi dan memiliki semangat yang sama dengan Astra atas kiprahnya yang sejalan dengan salah satu butir Catur Dharma Astra : Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara. Kandidat harus memiliki ide dan gagasan orisinil serta telah mengabdi penuh di bidangnya minimal 2 tahun.
Pada seleksi awal 16 September 2011 lalu diperoleh 492 kandidat. Proses seleksi terbagi menjadi 3 tahap yaitu pertama 50 kandidat, tahap dua menjadi 20 kandidat dan pada tahap ketiga disaring menjadi 10 finalis. Mereka diundang ke Jakarta untuk melakukan presentasi di hadapan Dewan Juri, yang terdiri dari : Erna Witoelar (Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Periode tahun 1999-2001), LT Handoko (Peneliti LIPI), Tri Mumpuni (Tokoh Pemberdaya Masyarakat), Jose Rizal (Pendiri organisasi Kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee), Bambang Harymurti (Direktur Utama PT Tempo Media Intimedia Tbk dan Wakil Ketua Dewan Pers), Yulian Warman (Head of Public Relations PT Astra International Tbk) dan Riza Deliansyah (Head of Environment and Social Responsibility PT Astra International Tbk).
Dari hasil penjurian, terpilih 5 peraih apresiasi SATU Indonesia Award 2011 :
Pekan Olah Raga dan Seni (PORSE) Astra
Kegiatan yang berlangsung setiap 2 tahunan ini bertujuan untuk membangkitkan sinergi dan semangat kebersamaan karyawan Astra di seluruh Indonesia yang dilaksanakan pada 28-30 Oktober 2011, berisi kegiatan kompetisi berbagai cabang olah raga (Futsal, Basket, Voli, Badminton, Gerak Jalan, Tenis Meja, Tenis, Lari 5K, Bowling dan Sepeda Santai) dan kesenian (Fotografi, lomba Poster, Kuis Siapa Berani, Parodi, Festival Band, Grup Vokal, Tari).
Rangkaian acara yang terangkum dalam Program Apresiasi Astra Untuk Anak Bangsa merupakan program dibawah payung SATU Indonesia (Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia) yang berisi program-program semangat persatuan Grup Astra dalam bentuk kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan untuk kemajuan serta persatuan Indonesia menuju bangsa yang sejahtera dan bermartabat, ujar Prijono Sugiarto.
Published in A Radio (24 October 2011)
Talk Show program acara "xxx" A Radio FM (Frekuensi 96.7 FM). Jadwal pk. 09:00-10:00 WIB, dipandu oleh Nadya dan Anton.
Published in Koran Tempo (17 October 2011)
Dua pekan lalu, Kota Jenewa menjadi tempat pertemuan ilmuwan fisika yang membahas soal masa depan eksperimen pencarian partikel Tuhan. Mereka berasal dari tiga lembaga penelitian partikel paling prestisius di dunia.
Hari terakhir, pejabat dari tiga pusat penelitian itu menggelar konferensi pers. "Tahun depan, saya bisa pastikan partikel Higgs Boson ada atau tidak," kata Direktur Jenderal European Organization for Nuclear Research (CERN) Rolf Heuer, Jumat pekan lalu. Dia optimistis karena CERN merupakan satu-satunya laboratorium yang bisa menyibak misteri partikel ini.
Adalah peraih Nobel Fisika, Leon Lederman, yang secara berseloroh menyebut Higgs Boson sebagai partikel Tuhan. Sebab, kata dia, partikel ini memegang posisi kunci di alam semesta, mirip konsepsi manusia akan Tuhan. Pada 1993, Lederman menulis buku populer berjudul The God Particle: If the Universe Is the Answer, What Is the Question?.
Pernyataan Heuer merupakan manifestasi dari semangat fisikawan untuk menemukan partikel sejak 1970-an. Dua opsi yang menjadi perdebatan hangat adalah apakah CERN membutuhkan peralatan baru untuk menangkap jejak partikel Higgs atau justru mengganti seluruh komponen mesin pemercepat partikelnya.
Konsep partikel Tuhan pertama muncul ketika fisikawan merampungkan penyusunan teori yang menjelaskan tentang sifat seluruh materi di dunia. Jerih ribuan fisikawan yang bekerja selama puluhan tahun sampai pada sebuah teori yang disebut model partikel standar.
Model ini menyebutkan, jika benda dihancurkan hingga ukuran terkecil, akan terdapat 16 partikel elementer. Beberapa partikel mendasar ini--misalkan elektron, foton, dan quark--sudah cukup populer di telinga. Sedangkan partikel lain, meski kalah populer, tetap menjadi fondasi paling dasar sebagai penyusun seluruh materi. Eksperimen selama empat dekade setelahnya mengkonfirmasi keberadaan 16 partikel ini.
Meski mampu menerangi dunia fisika partikel, model standar menyisakan awan kelabu yang menggelayut di langit. Partikel proton dan neutron yang berada di inti atom ternyata tersusun oleh kombinasi varian partikel quark yang senantiasa bergerak. Berdasarkan persamaan E = Mc2, yang digagas Albert Einstein, energi ini setara dengan besar massa tertentu. Fisikawan berharap seluruh massa inti atom disumbangkan oleh energi quark tersebut.
Namun kenyataannya tidak demikian. Eksperimen menunjukkan bahwa energi quark masih terlalu kecil sehingga hanya menyumbang 5 persen dari massa atom. Sedangkan 95 persen sisa massa hilang tak tentu rimbanya. Bagaimana mungkin model partikel paling sakti gagal menjelaskan keberadaan massa di inti atom?
Menurut fisikawan partikel dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, L.T. Handoko, massa yang tak terungkap ini menimbulkan guncangan besar bagi fisikawan. "Ini bolong besar dalam model partikel standar," ujar Handoko kepada Tempo, Kamis pekan lalu.
Tiga kelompok fisikawan partikel secara terpisah mencari pemecahan masalah ini pada paruh awal 1960-an. Mereka memunculkan solusi yang melibatkan medan seragam di seluruh alam semesta bernama medan Higgs. Partikel yang bergerak di medan tersebut akan melambat, seolah mengumpulkan massa, sekaligus menghasilkan partikel Higgs Boson yang berukuran sangat kecil, yaitu 10-18 meter atau satu triliun kali lebih kecil ketimbang rambut manusia.
Selama tiga tahun beroperasi, LHC belum menemukan bukti keberadaan partikel Higgs. Target Direktur Jenderal CERN, yang menyatakan 2012 sebagai masa pembuktian keberadaan partikel Tuhan, bisa saja tercapai. Namun Handoko mengingatkan, jika partikel Tuhan benar-benar ada, seharusnya partikel elementer ini sudah ditemukan di mesin Tevatron. "Semua tempat persembunyian sudah diperiksa, tapi partikel Tuhan tak kunjung ditemukan. Saya pesimistis partikel itu ada," kata dia.
Juli lalu, CERN sempat mengumumkan bahwa partikel Higgs mungkin ditemukan pada massa 120-140 GeV. Sedangkan pada September lalu Compact Muon Solenoid, salah satu detektor LHC, mengindikasikan partikel Higgs memang ada. Namun temuan tersebut belum sampai pada kesimpulan akhir akan eksistensi partikel Tuhan.
Meski belum mencapai keberhasilan, semangat fisikawan CERN tak pernah surut. Suharyo Sumowidagdo, fisikawan Indonesia satu-satunya yang terlibat dalam eksperimen LHC, kepada Tempo, Sabtu lalu, menyatakan ratusan fisikawan terus menanti kemunculan partikel Tuhan dari bilik Compact Muon Selenoid milik LHC yang mampu mengamati peristiwa tabrakan berenergi paling tinggi yang bisa diciptakan manusia. "Semangat kami masih menggebu-gebu," ujar Haryo (tunggu sosok dan wawancara dengan Suharyo pada Koran Tempo edisi besok).
Jika partikel Tuhan benar-benar ada, fisikawan berhasil mengumpulkan kepingan terakhir dalam model partikel standar. Namun pekerjaan tak akan berhenti di sana. Dalam beberapa tahun berikutnya, percobaan terus diulang untuk mencari tahu karakteristik penting partikel Tuhan, yaitu massanya. Untuk itu, diperlukan sekurang-kurangnya 1 miliar peristiwa tabrakan atau setara dengan 5 tahun waktu operasional.
Sebaliknya, jika partikel Tuhan tak ada, fisikawan teori sudah menyiapkan berbagai konsep yang mampu menjelaskan balok dasar alam semesta. Menurut Handoko, beberapa teori yang siap menjadi alternatif adalah teori dimensi ekstra dan teori technicolor. Teori alternatif ini pun membutuhkan eksperimen terpisah untuk membuktikan kebenarannya.
CERN, sebagai laboratorium tunggal yang bisa menyibak misteri massa yang hilang, merasa memiliki senjata terbaik untuk memburu partikel Tuhan. "Fisikawan sampai di tepi ketidaktahuan. Kini semuanya adalah fisika baru," ujar fisikawan CERN, Guido Tonelli, kepada Dailymail.
Gagal di Laboratorium Fermilab
Untuk menemukan partikel Tuhan yang mini, fisikawan harus menabrakkan partikel subatomik pada tingkat energi paling tinggi, 100-200 GeV (Giga elektron-volt). Upaya investigasi ilmiah pernah dilakukan selama tiga dekade oleh mesin Tevatron di Fermilab, Amerika Serikat, yang memiliki energi hingga 200 GeV. Namun, hingga mesin pemercepat partikel ini ditutup untuk selamanya pada September tahun lalu, partikel Higgs masih bertahan di tempat persembunyiannya.
Upaya pencarian partikel Higgs kini hanya dilakukan oleh Laboratorium CERN. Sejak 2008, laboratorium ini mengoperasikan mesin pemercepat partikel terbesar yang pernah dibangun manusia, terkubur sedalam 175 meter di bawah tanah perbatasan Swiss dan Prancis. Mesin tersebut bernama Large Hadron Collider (LHC), yang bekerja menabrakkan proton dan antiproton hingga energi 14 TeV atau 70 kali lebih tinggi dibanding Tevatron milik Fermilab.
LHC merupakan laboratorium satu-satunya yang bisa menguji keberadaan partikel Tuhan. Karena itu, pendanaan pembangunan laboratorium dilakukan bersama oleh konsorsium banyak negara. Pada eksperimen ini, proton yang diputar dalam lorong magnet dengan keliling 27 kilometer lalu ditabrakkan di ruang penghancur dan dipantau dengan detektor canggih. Tabrakan dahsyat bisa menghasilkan kepingan partikel terkecil, termasuk partikel Tuhan.
Sekali menabrakkan partikel, LHC menghasilkan banyak pecahan. "Jumlahnya pecahan tak hingga sehingga data tak mungkin disimpan, harus diolah seketika," kata L.T. Handoko, fisikawan partikel dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Karena itu, CERN menyiapkan komputer supercanggih yang mengerjakan tugas berat ini.
Dari sinilah CERN kembali membuktikan bahwa eksperimen mendasar juga berimbas pada pengembangan sistem komputasi grid berskala besar. Pada 1980, CERN juga menjadi pelopor dalam pengembangan jaringan Internet pertama di dunia.
Published in PTBIN BATAN (Yatno, 7 October 2011)
Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) %Gâ%@ BATAN kembali mengadakan Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar X ke -8 (SNHNX-8) bertemakan -YŽState of the art: Aplikasi teknik hamburan neutron, sinar-X, simulasi dan modeling pada Litbang Material di Indonesia¡. Salah satu alasan pemilihan tema tersebut adalah mengingat perlunya PTBIN BATAN sebagai pengelola fasilitas hamburan neutron dan sinar-X untuk berusaha agar selalu up to date terhadap perkembangan, baik pada skala nasional maupun internasional, mengenai peralatan, instrumentasi, teknik karakterisasi, serta material-material yang dikarakterisasi. Selain itu, informasi mengenai perkembangan penggunaan teknik simulasi dan modeling untuk karakterisasi material, tampaknya perlu pula dimiliki oleh para peneliti di bidang ilmu dan teknologi bahan di Indonesia.
Deputi Bidang Penelitan Dasar dan Terapan BATAN, Dr. Anhar Riza Antariksawan, berkenan hadir membuka acara seminar. Dalam kata sambutannya, Bapak Deputi berharap bahwa seminar ini harus mampu melahirkan komitmen baru di kalangan para peneliti dan pemerhati masalah ilmu bahan khususnya dalam pemanfaatan sumber neutron untuk karakterisasi bahan dalam bentuk kerjasama atau kemitraan. Beliau berharap agar segera terbentuk semacam asosiasi pengguna sumber neutron yang dapat diawali dengan dibentuknya user grup.
Acara seminar terbagi kedalam dua kegiatan, yakni sesi sidang pleno dan sesi poster. Dalam seminar kali ini, pihak panitia menghadirkan 4 pembicara tamu pada sesi sidang pleno yakni dari Bragg Institute, ANSTO Australia: Prof. Dr. Shane Kennedy, dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: Dr. Laksana Tri Handoko, serta dari Institut Teknologi Bandung: Dr. Agung Nugroho dan Dr. Brian Yuliarto. Sesi poster disampaikan sebanyak 34 buah makalah.
Seminar diikuti oleh 160 peserta yang terdiri dari para pejabat fungsional peneliti, pranata nuklir, perekayasa, dosen, dan mahasiswa yang berasal dari institusi beragam, yakni dari Batan, Bapeten, BPPT, LIPI, Akademi Kimia Analisis Bogor, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Politeknik Harapan Bersama Tegal, Universitas Andalas Padang, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Indonesia, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Universitas Jendral Achmad Yani Bandung, Universitas Muhammadiah, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Sebelas Maret Solo, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, dan Universitas Pelita Harapan Jakarta.
Published in RRI Pro4 FM (6 October 2011)
Talk Show program acara "Fokus Iptek" kerjasama BKPI LIPI dan RRI Programa 4 (Frekuensi 92.8 FM, 1332 AM, dan 96.80 SW). Jadwal pk. 09:00-10:00 WIB, dipandu oleh Mbak Teuis dan Mbak Yati.
Published in Press Release No. 017/KFCP-DIR/PR/IX/11 (12 September 2011)
PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) mengumumkan pemenang favorit Kalbe Junior Scientist Award (JSA) adalah Raynor Baruna Reksa Ananta dan Miura Chanda dari SD Kuntum Cemerlang - Bandung dengan judul karya Win on Zero: Permainan Matematika Melatih Mencari Selisih. Pemenang favorit ini diperoleh dari hasil voting pengunjung selama dua hari dalam acara Junior Science Fair (JSF) yang diselenggarakan di Assembly Hall Jakarta Convention Center, 10-11 September 2011.
Pemenang favorit dipilih melalui voting oleh pengunjung selama dua hari kegiatan JSF dan voting ditutup pada hari Minggu, 11 September 2011 pukul 13.00 WIB," ujar Luhur Budijarso, Ketua Panitia HUT ke-45 Kalbe Farma. "Mereka berhasil mengalahkan delapan pemenang lainnya dalam perolehan suara. Untuk melakukan voting, pengunjung cukup memasukkan kode tiket ke dalam komputer yang sudah disediakan di masing-masing booth pemenang Junior Scientist Award."
Delapan pemenang lainnya adalah: (1) Anggie Arivia Tanu (Semut yang Cerdik), SDK 6 BPK Penabur, Bandung; (2) Claudya Mardiani Safitri & Dinar Rizqi P (ŽPak Kadir Bisa¡ - Pendeteksi Kadar Air Biji-bijian Sederhana), SDN Jember Lor 03, Jember; (3) Fauzia Noorchaliza & Fadhilah Noor Nabiilah (Perkecambahan Benih Dengan Metode Kupas Cangkang Biji / Percobaan pada biji buah apel (Malus syvestris Mill) dan buah jambu biji (Psidium guajava L), SD Insan Kamil, Bogor; (4) Fira Fatmasiefa & Bramastro Rahman Prasojo (Wet Alarm For Baby), SDS Pertiwi, Medan; (5) Janice Patricia (Magic Water Filter), SD Kristen 6 Penabur, DKI Jakarta; (6) L. Krisna Wardhana (Pemanfaatan Limbah Kulit Telur Untuk Mempercepat Pembekuan Darah), SD Cahaya Nur, Kudus; (7) Patricia Harjo Utomo (Antena Dasyat), SD Marsudirini, Solo; (8) Raihany Hidayati Az Zahra P3M (Permainan Maju Mundur Matematika), SDIT Salsabila, Bekasi.
Seluruh pemenang Junior Scientist Award mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 10 juta dan piala. Sedangkan Raynor & Miura (Pemenang Favorit) mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 20 juta. Disamping hadiah untuk pemenang, Kalbe juga memberikan hadiah Rp 10 juta kepada masing-masing sekolah sebagai tanda penghargaan atas upaya sekolah mendukung para pemenang dalam mengikuti lomba ini.
Kegiatan Junior Scientist Award yang diselenggarakan sejak tanggal 10 Mei 2011 ini bertujuan untuk membuat anak-anak lebih mencintai ilmu pengetahuan sejak dini, belajar berpikir kritis terhadap ilmu pengetahuan dan tergerak untuk mengembangkan kreativitas dalam bentuk penciptaan sebuah karya ilmu pengetahuan. Bidang ilmu pengetahuan yang dilombakan adalah Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Teknologi terapan sederhana.
Tim juri Junior Scientist Award terdiri dari beberapa tokoh yang ahli di bidangnya, yaitu: Prof. Dr Fasli Jalal (Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI), Prof Dr. H. Arief Rahman (Pendidik dan Pengamat Pendidikan), Dr. Puspita Lisdiyanti (Peneliti LIPI), dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), MSi (Psikolog dan Ahli Tumbuh Kembang Anak), Dr. L.T Handoko (Fisikawan dan Dosen UI) dan R.K Sembiring (Matematikawan ITB).
Tercatat 199 peserta anak-anak tingkat SD kelas IV-VI dari 63 sekolah di 22 kota yang berasal dari 10 provinsi memasukkan karya mereka untuk dilombakan. Sebanyak 18 peserta terpilih sebagai finalis yang kemudian didatangkan ke Jakarta untuk mempresentasikan karya mereka di hadapan Dewan Juri pada tanggal 20-21 Juli 2011. Pada tanggal 22 Juli 2011, finalis JSA mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Wakil Presiden Bpk. Boediono dan Menteri Pendidikan Nasional Bpk. Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA. Akhirnya pada tanggal 25 Juli, Dewan Juri menetapkan 9 tim pemenang yang dapat memamerkan hasil karyanya pada acara Junior Science Fair pada tanggal 10-11 September 2011 di Assembly Hall Jakarta Convention Center.
Sekilas tentang Kalbe
PT Kalbe Farma Tbk (ŽKalbe¡) adalah salah satu perusahaan farmasi terbuka terbesar di Asia Tenggara. Kalbe telah menangani portofolio merek yang handal dan beragam untuk produk obat resep (Cefspan, Brainact, Broadced, dll), obat bebas (Woods, Promag, Mixagrip, Komix, Fatigon, dll), minuman energi (Extra Joss) dan nutrisi (Chil Kid, Prenagen, Diabetasol, dll), yang dilengkapi dengan kekuatan bisnis usaha logistik dan distribusi yang menjangkau luas di Indonesia. Sejak tahun 1991, saham Kalbe tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX:KLBF).
Untuk keterangan lebih lanjut:
Published in bogor.net (9 September 2011)
Siswa kelas VI Fauzia Noorchaliza Fadly Tantu dan siswa kelas II SD Insan Kamil, Fadhilah Noor Nabiilah Fadly Tantu, berhasil menjadi satu dari sembilan juara dalam ajang Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2011, yang diselenggarakan PT Kalbe Farma.
Keduanya akan tampil dalam Ajang Junior Science Fair di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC), untuk memamerkan hasil penelitiannya pada 10 dan 11 September 2011.
Hasil penelitian yang me ngantarkan mereka menjadi juara berjudul Perkecambahan Benih dengan Metode Kupas Cangkang Biji (Percobaan pada biji buah apel Malus syvestris Mill) dan buah jambu biji (Psidium guajava L).
Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa biji apel yang mendapat perlakuan kupas cangkang akan lebih cepat berkecambah dibanding biji yang tidak mendapat perlakuan.
Mereka berhasil meyakinkan tim juri yang terdiri atas Prof Dr Fasli Jalal (Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI), Prof Dr H Arief Rahman (Pengamat Pendidikan), Dr Puspita Lisdiyanti (Peneliti LIPI), Dr LT Handoko (Fisikawan LIPI dan Dosen Universitas Indonesia), Dr Soedjatmiko (Psikolog dan Ahli Tumbuh Kembang Anak) dan Prof RK Sembiring (Ketua Tim Pendidikan Matematika Realistik Indonesia), bahwa hasil penelitiannya layak menjadi yang terbaik.
Fauzia mengatakan, mereka berhasil menemukan metode untuk mempercepat perkecambahan biji buah apel dan jambu biji. -YŽMetode tersebut telah kami coba pada beberapa jenis biji buah-buahan lain seperti lengkeng, jeruk dan pir. Hasilnya sangat menggembirakan,¡ kata Fauzia yang merupakan ketua tim peneliti.(ryu)
Published in okezone (Dwi Indah Nurcahyani, 9 September 2011)
SAINS ternyata tak hanya bermanfaat untuk lingkungan sekitar dengan karya ilmiah yang diciptakan sang peneliti. Di balik itu ada nilai penting yang tumbuh pada anak-anak, yakni rasa percaya diri dan keberanian tampil di depan umum.
Mengikutsertakan buah hati ke ajang kompetisi sains memang tidak akan rugi. Pasalnya, buah hati justru melatih kepekaannya untuk peduli dengan lingkungan sekitar dengan hasil temuannya. Selain itu, sang anak pun jauh lebih percaya diri ketika apa yang ditemukannya tersebut diterima masyarakat. Dan tak kalah penting adalah si anak jadi lebih berani karena dia dituntut untuk mempresentasikan temuannya di depan orang banyak, serta rasa pantang menyerah karena berulang-ulang mendesain temuannya tersebut hingga berhasil digunakan.
Junior Science Award (JSA) yang digagas PT Kalbe Farma pun demikian. Meski sebagai tujuan utama yakni mendekatkan anak dengan sains dengan cara edutainment, di sisi lain pun mendatangkan sisi lain seperti percaya diri, berani, dan pantang menyerah.
"Penilaian juri pun mendasarkan diri pada orisinalitas dan keberanian. Di luar itu juga, yakni bagaimana anak-anak dapat berdiri mandiri dalam memecahkan masalah," ujar Luhur Budijarso selaku Ketua Panitia HUT ke-45 Kalbe Farma kepada wartawan di Hong Lung Restaurant, Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta, baru-baru ini.
Ajang JSA yang dihelat sejak 10 Mei-8 Juli 2011 lalu telah berhasil menggaet 199 karya penelitian dari 63 sekolah. Dan dari ratusan karya tersebut, kriteria penjurian di dasarkan kepada beberapa poin. Pertama, ide/gagasan yang mencakup alasan pemilihan topik, bagaimana munculnya ide tersebut, motivasi, sumber ide, dan inovasi. Kedua, proses yang dinilai dari proses tersebut menjadi realisasi dari ide, keterlibatan orangtua atau guru termasuk pembimbing, bagaimana mencari bahan, keberanian mempraktikkan teori yang dipelajari, serta seberapa besar kemampuan mengatasi tingkat kesulitan. Ketiga, output bagaimana memiliki nilai manfaat bagi masyarakat.
Dari angka tersebut, dewan juri yang terdiri dari Prof Dr Fasli Jalal (Wakil Mendiknas), Prof Dr H Arief Rachman (Pendidik dan Pengamat Pendidikan), Dr Puspita Lisdiyanti (Peneliti LIPI), Dr Sudjatmiko SpA(K) Msi (Psikolog dan Ahli Tumbuh Kembang Anak), Dr LT Handoko (Fisikawan dan Peneliti LIPI) memilih 18 karya terbaik. Dan kemudian dari 18 karya terbaik, juri pun menetapkan sembilan pemenang yang akan menerima award dari PT Kalbe Farma di Jakarta Convention Center bersamaan dengan perhelatan Junior Science Fair, 11 September 2011.(tty)
Published in Suara Pembaruan (23 July 2011)
BAKAT dan minat murid sekolah dasar (SD) untuk menjadi peneliti ternyata cukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya proposal penelitian yang masuk ke panitia untuk mengikuti ajang Kalbe Junior Scientist Award.
Dr Puspita Lisdiyanti, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan, dari banyaknya proposal membuktikan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki bibit para peneliti muda yang potensial, namun belum tereksplorasi. Selama ini ajang lomba penelitian umumnya dibuat untuk pelajar minimal tingkat SLTP.
"Minat anak-anak sekolah dasar untuk melakukan penelitian sangat besar," ujarnya. Kompetisi-kompetisi semacam ini di tingkat yang lebih awal perlu digencarkan agar anak-anak terbiasa untuk berpikir secara kritis dan mampu menghasilkan sebuah ide.
Tercatat sebanyak 199 peserta anak-anak tingkat SD kelas IV%Gâ%@VI,dari 63 sekolah di 22 kota yang berasal dari 10 provinsi, yang memasukkan karya mereka untuk dilombakan. Dia berharap, ajang ini bisa menumbuhkan minat anak-anak negeri untuk menjadi peneliti andal sekaligus memberi motivasi para guru serta orang tua murid agar memberi dukungan yang maksimal kepada anakanak.
Sebab,salah satu peluang terbaik untuk memunculkan bakat anak-anak adalah saat usia dini. Masa kecil adalah kesempatan emas untuk menemukan bakat mereka sebagai bekal untuk menjadi yang terbaik.Dr LT Handoko, dosen Universitas Indonesia (UI) yang juga fisikawan LIPI mengatakan, kedisiplinan yang juga sangat diperlukan oleh seorang ilmuwan perlu ditekankan serta dibiasakan sejak kecil.
ŽBagaimana sumber ide, motivasi, dan inovasi ditampilkan oleh anak-anak. Itu yang perlu dipupuk sejak dini,¡ katanya.Dia mencontohkan, anak-anak SD kini sudah bisa memunculkan kreativitas dan ide. "Ada yang memunculkan ide untuk membuat sebuah robot, padahal mereka masih SD," cetusnya.
Diharapkan kegiatan ini dapat memupuk generasi penerus yang lebih baik untuk membangun bangsa. "Itu diharapkan terwujud melalui kecintaan pada ilmu pengetahuan yang ditanamkan sejak dini," ujar Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Irawati Setiady. _ anton c
Published in Antara (14 July 2011)
PT Kalbe Farma Tbk menyelenggarakan kompetisi dibidang ilmu pengetahuan ditingkat murid-murid sekolah dasar (SD) melalui ajang "Kalbe Junior Scientific Award" untuk menggugah masyarakat pentingnya meningkatkan riset.
"Kami sengaja memulai dari murid-murid SD karena mereka yang akan melanjutkan pembangunan di Indonesia, termasuk dalam upaya memajukan riset," kata Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Irawati Setiady di Jakarta, Kamis.
Irawati mengatakan, Kalbe sendiri tidak menyangka ternyata animo murid-murid SD untuk mengikuti kompetisi dibidang ilmu pengetahuan sangat besar.
"Anda bisa lihat dari banyaknya proposal yang masuk ke panitia untuk mengikuti ajang Kalbe Junior Scientist Award," ujar dia.
Ajang yang diselenggarakan dalam rangka HUT ke-45 PT Kalbe Farma Tbk tersebut diikuti 199 peserta kelas IV %Gâ%@ VI, dari 63 sekolah di 22 kota yang berasal dari 10 provinsi.
"Kami berharap kegiatan ini dapat memupuk generasi penerus yang lebih baik untuk membangun bangsa, melalui kecintaan akan ilmu pengetahuan yang ditanamkan sejak dini," ujar dia.
Direktur Pemasaran, PT Sanghiang Perkasa Kalbe Nutritions, Luhur Budijarso mengaku, pihaknya tidak menyangka bahwa ajang ini akan mendapat respons yang demikian besar.
"Jumlah peserta di atas ekspektasi kami. Ternyata ajang ini responsnya sangat baik. Para peserta merata mulai dari Aceh hingga Papua," kata dia.
Menurut Luhur, dari banyaknya proposal membuktikan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki bibit para peneliti muda yang potensial, namun belum tereksplorasi.
"Umumnya ajang lomba penelitian ditujukan bagi pelajar minimal tingkat SLTP. Kami ingin sesuatu yang beda, kenapa tidak coba dilakukan untuk anak-anak sekolah dasar, dan ternyata minat mereka sangat besar," ujar dia.
Luhur berharap, ajang ini bisa menumbuhkan minat para anak negeri untuk menjadi peneliti andal sekaligus memberi motivasi para guru serta orang tua murid agar memberi dukungan yang maksimal kepada anak-anak.
Sementara itu, Dr. Puspita Lisdiyanti, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang merupakan salah satu anggota Dewan Juri Junior Scientist Award, mengatakan, kompetisi-kompetisi semacam ini sebaiknya dimulai dari murid SD agar terbiasa untuk berpikir secara kritis.
Dari 199 proposal yang masuk, pihak juri harus menyaringnya menjadi 18 buah. Menurut Dr. L.T. Handoko, Fisikawan LIPI dan Dosen Universitas Indonesia yang juga anggota Dewan Juri Junior Scientist Award, meski pendaftaran telah ditutup, masih banyak proposal yang masuk ke panitia.
"Dengan sangat menyesal kami hanya akan memproses 181 peserta yang masuk sesuai dengan tengat waktu yang ditetapkan. Dalam hal ini kami ingin menunjukkan kedisiplinan yang juga sangat diperlukan oleh seorang ilmuwan dan perlu ditekankan serta dibiasakan sejak kecil," katanya.
Selanjutnya proses seleksi peserta Junior Scientist Award ini dalam waktu dekat akan memanggil ke-18 finalis tersebut untuk mempresentasikan karya mereka di hadapan Dewan Juri yang terdiri dari Prof. Dr. Fasli Jalal (Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI), Prof. Dr. H. Arief Rahman (Pendidik dan Pengamat Pendidikan), Dr. Puspita Lisdiyanti (Peneliti LIPI), Dr L.T. Handoko (Fisikawan LIPI dan Dosen Universitas Indonesia), Dr Soedjatmiko Sp.A(K) Msi (Psikolog dan Ahli Tumbuh Kembang Anak) dan Prof R.K. Sembiring (Ketua Tim Pendidikan Matematika Realistik Indonesia).
Dalam penjurian lomba yang memiliki kategori Teknologi Terapan, IPA dan Matematika ini, juri memisahkan aspek penilaian menjadi tiga bagian yaitu ide atau gagasan (60 persen), proses (40 persen) dan output (10 persen).
Sedangkan penilaian yang mendapatkan perhatian paling besar dari dewan juri adalah bagaimana sumber ide, motivasi dan inovasi ditampilkan oleh anak-anak. Dari 18 finalis nantinya akan dipilih 8 pemenang dan 1 pemenang favorit yang akan memperebutkan hadiah uang tunai dan hadiah total senilai lebih dari Rp200 juta.
Seperti diketahui, dalam hal anggaran riset Indonesia sangat jauh tertinggal dibandingkan negara lainnya.
Utusan Amerika Serikat dibidang pengetahuan (sains) Bruce Alberts pernah menyebutkan idealnya anggaran untuk riset di negara-negara sedang membangun seperti Indonesia sebesar 1,5 persen dari PDB.
Namun kenyataannya di Indonesia baru 0,3 persen dari PDB, padahal di negara lain seperti India sudah 0,9 persen, Amerika Serikat sendiri 2,85 persen, Jepang 3,41 persen, Korea 3,13 persen, Taiwan 2,57 persen, dan Singapura 2, 51 persen.
Published in Press Release PT Kalbe Farma No. 012/KFCP-DIR/PR/VII/11 (14 July 2011)
PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) pada hari ini mengumumkan kegiatan Junior Scientist Award, yang merupakan rangkaian acara HUT ke-45 Kalbe Farma, kini telah memasuki tahap seleksi awal untuk memilih 18 finalis. Tercatat ada 199 peserta anak-anak tingkat SD kelas IV %Gâ%@ VI, dari 63 sekolah di 22 kota yang berasal dari 10 provinsi, yang memasukkan karya mereka untuk dilombakan.
Kami sangat gembira dengan antusias peserta yang kami terima, mengingat bahwa kegiatan ini baru sekali ini kami adakan,¡ ujar Irawati Setiady Presiden Direktur PT Kalbe Farma. ŽKami berharap kegiatan yang mengusung tema ŽInovasi untuk Kehidupan yang Lebih Baik¡ ini dapat memupuk generasi penerus yang lebih baik untuk membangun bangsa ini melalui kecintaan akan ilmu pengetahuan yang ditanamkan sejak dini.
ŽKami menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh Kalbe ini, karena belum ada kompetisi di bidang ilmu pengetahuan untuk anak-anak tingkat SD,¡ ujar Dr. Puspita Lisdiyanti, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang merupakan salah satu anggota Dewan Juri Junior Scientist Award. Menurutnya, ajang kompetisi untuk tingkat SMP dan SMA sudah lebih banyak dan sudah mulai membuahkan hasil, sehingga perlu juga digiatkan kompetisi-kompetisi semacam ini di tingkat yang lebih awal agar anak-anak terbiasa untuk berpikir secara kritis.
ŽMinat yang ada ternyata cukup banyak karena sampai dengan hari ini panitia masih terus menerima berkas proposal karya dari anak-anak SD,¡ kata Dr. L.T. Handoko, Fisikawan LIPI dan Dosen Universitas Indonesia yang juga anggota Dewan Juri Junior Scientist Award. ŽDengan sangat menyesal kami hanya akan memproses 181 peserta yang masuk sesuai dengan tengat waktu yang ditetapkan. Dalam hal ini kami ingin menunjukkan kedisiplinan yang juga sangat diperlukan oleh seorang ilmuwan dan perlu ditekankan serta dibiasakan sejak kecil.¡
Selanjutnya proses seleksi peserta Junior Scientist Award ini dalam waktu dekat akan memanggil ke-18 finalis tersebut untuk mempresentasikan karya mereka di hadapan Dewan Juri yang terdiri dari Prof. Dr. Fasli Jalal (Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI), Prof. Dr. H. Arief Rahman (Pendidik dan Pengamat Pendidikan), Dr. Puspita Lisdiyanti (Peneliti LIPI), Dr L.T. Handoko (Fisikawan LIPI dan Dosen Universitas Indonesia), Dr Soedjatmiko Sp.A(K) Msi (Psikolog dan Ahli Tumbuh Kembang Anak) dan Prof R.K. Sembiring (Ketua Tim Pendidikan Matematika Realistik Indonesia).
Dalam penjurian lomba yang memiliki kategori Teknologi Terapan, IPA dan Matematika ini, juri memisahkan aspek penilaian menjadi tiga bagian yaitu ide atau gagasan (60%), proses (40%) dan output (10%). Sedangkan penilaian yang mendapatkan perhatian paling besar dari dewan juri adalah bagaimana sumber ide, motivasi dan inovasi ditampilkan oleh anak-anak. Dari 18 finalis nantinya akan dipilih 8 pemenang dan 1 pemenang favorit yang akan memperebutkan hadiah uang tunai dan hadiah total senilai lebih dari Rp 200 juta. Informasi terkini mengenai lomba ini bisa akses website http://www.juniorscience-fair.com.
Sekilas tentang Kalbe
Untuk keterangan lebih lanjut:
Published in Metro TV News (14 July 2011)
PT Kalbe Farma Tbk menyelenggarakan kompetisi di bidang ilmu pengetahuan tingkat murid-murid sekolah dasar (SD). Ajang Kalbe Junior Scientific Award ini diadakan untuk menggugah masyarakat pentingnya meningkatkan riset.
"Kami sengaja memulai dari murid-murid SD karena mereka yang akan melanjutkan pembangunan di Indonesia, termasuk dalam upaya memajukan riset," kata Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Irawati Setiady di Jakarta, Kamis (14/7).
Irawati mengatakan, Kalbe tidak menyangka ternyata animo murid-murid SD untuk mengikuti kompetisi di bidang ilmu pengetahuan sangat besar. "Anda bisa lihat dari banyaknya proposal yang masuk ke panitia untuk mengikuti ajang Kalbe Junior Scientist Award," ujar dia.
Ajang yang diselenggarakan dalam rangka HUT ke-45 PT Kalbe Farma Tbk tersebut diikuti 199 peserta kelas IV, VI, dari 63 sekolah di 22 kota yang berasal dari 10 provinsi. "Kami berharap kegiatan ini dapat memupuk generasi penerus yang lebih baik untuk membangun bangsa, melalui kecintaan akan ilmu pengetahuan yang ditanamkan sejak dini," ujar dia.
Direktur Pemasaran, PT Sanghiang Perkasa Kalbe Nutritions, Luhur Budijarso mengaku, pihaknya tidak menyangka bahwa ajang ini akan mendapat respons yang demikian besar. "Jumlah peserta di atas ekspektasi kami. Ternyata ajang ini responsnya sangat baik. Para peserta merata mulai dari Aceh hingga Papua," kata dia.
Menurut Luhur, dari banyaknya proposal membuktikan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki bibit para peneliti muda yang potensial, namun belum tereksplorasi. "Umumnya ajang lomba penelitian ditujukan bagi pelajar minimal tingkat SLTP. Kami ingin sesuatu yang beda, kenapa tidak coba dilakukan untuk anak-anak sekolah dasar, dan ternyata minat mereka sangat besar," ujar dia.
Luhur berharap, ajang ini bisa menumbuhkan minat para anak negeri untuk menjadi peneliti andal sekaligus memberi motivasi para guru serta orang tua murid agar memberi dukungan yang maksimal kepada anak-anak.
Sementara itu, Dr. Puspita Lisdiyanti, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menjadi salah satu anggota Dewan Juri Junior Scientist Award, mengatakan, kompetisi-kompetisi semacam ini sebaiknya dimulai dari murid SD agar terbiasa untuk berpikir secara kritis.
Dari 199 proposal yang masuk, pihak juri harus menyaringnya menjadi 18 buah. Menurut Dr. L.T. Handoko, Fisikawan LIPI dan Dosen Universitas Indonesia yang juga anggota Dewan Juri Junior Scientist Award, meski pendaftaran telah ditutup, masih banyak proposal yang masuk ke panitia.
"Dengan sangat menyesal kami hanya akan memproses 181 peserta yang masuk sesuai dengan tengat waktu yang ditetapkan. Dalam hal ini kami ingin menunjukkan kedisiplinan yang juga sangat diperlukan oleh seorang ilmuwan dan perlu ditekankan serta dibiasakan sejak kecil," katanya.
Selanjutnya, proses seleksi peserta Junior Scientist Award ini dalam waktu dekat akan memanggil ke-18 finalis tersebut untuk mempresentasikan karya mereka di hadapan Dewan Juri yang terdiri dari Prof. Dr. Fasli Jalal (Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI), Prof. Dr. H. Arief Rahman (Pendidik dan Pengamat Pendidikan), Dr. Puspita Lisdiyanti (Peneliti LIPI), Dr L.T. Handoko (Fisikawan LIPI dan Dosen Universitas Indonesia), Dr Soedjatmiko Sp.A(K) Msi (Psikolog dan Ahli Tumbuh Kembang Anak) dan Prof R.K. Sembiring (Ketua Tim Pendidikan Matematika Realistik Indonesia).
Dalam penjurian lomba yang memiliki kategori Teknologi Terapan, IPA dan Matematika ini, juri memisahkan aspek penilaian menjadi tiga bagian yaitu ide atau gagasan (60 persen), proses (40 persen) dan output (10 persen).
Sedangkan penilaian yang mendapatkan perhatian paling besar dari dewan juri adalah bagaimana sumber ide, motivasi dan inovasi ditampilkan oleh anak-anak. Dari 18 finalis nantinya akan dipilih 8 pemenang dan 1 pemenang favorit yang akan memperebutkan hadiah uang tunai dan hadiah total senilai lebih dari Rp200 juta.
Seperti diketahui, dalam hal anggaran riset Indonesia sangat jauh tertinggal dibandingkan negara lainnya. Utusan Amerika Serikat dibidang pengetahuan (sains) Bruce Alberts pernah menyebutkan idealnya anggaran untuk riset di negara-negara sedang membangun seperti Indonesia sebesar 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto.
Namun kenyataannya di Indonesia baru 0,3 persen dari PDB. Padahal di negara lain seperti India sudah 0,9 persen, Amerika Serikat sendiri 2,85 persen, Jepang 3,41 persen, Korea 3,13 persen, Taiwan 2,57 persen, dan Singapura 2, 51 persen.(Ant/BEY)
Published in Kompas (13 July 2011)
Konferensi ini merupakan satu rangkaian dengan kegiatan Humboldt Kolleg: Synergy, Networking and The Role of Fundamental Research Development in ASEAN in conjunction with ICONS 2011.
Universitas Ma Chung Malang bekerja sama dengan Alexander von Humboldt Stiftung Jerman dan Deutscher Akademischer Austausch Dienst/German Academic Exchange Service (DAAD) dan Alumni Portal Deutschland (APD) menggelar konferensi internasional bertajuk "International Conference on Natural Sciences (Icons) 2011".
Rektor Universitas Ma Chung Malang Leenawaty Limantara yang juga Ketua Panitia Humboldt Kolleg (HK) Icons 2011 di Jakarta, Rabu (13/7/2011), mengatakan, tema yang diusung untuk kegiatan ini adalah peran pengetahuan alam dalam melestarikan alam, mengatasi pemanasan global, mengembangkan ilmu dan teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
"Kami berharap, dari seminar ini akan menghasilkan manfaat dan dampak positif yang nyata bagi umat manusia," kata Leenawaty.
Ia menjelaskan, konferensi internasional ini merupakan satu rangkaian dengan kegiatan Humboldt Kolleg. Kegiatan ini diberi judul Humboldt Kolleg: Synergy, Networking and The Role of Fundamental Research Development in ASEAN in Conjunction with International Conference on Natural Sciences (ICONS) 2011. Adapun seminarnya berlangsung di Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, 9-11 Juli 2011, dihadiri 150 peserta dan pembicara dari Jerman, Jepang, Amerika, Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Sementara itu, dalam siaran persnya di Jakarta, Ketua Humboldt Regional Asia, Dr Klaus Manderla dari Jerman, serta Presiden Humboldt Club Indonesia, LT Handoko, membuka resmi konferensi internasional ini. Beberapa pembicara utamanya antara lain Prof Hugo Scheer (Universitas Ludwig-Maximillians, Muenchen Jerman), Prof Jurgen Kohler (Universitas Bayreuth), Prof Harald Paulsen (Universitas Johannes Gutenberg Mainz, Jerman), serta para penerima beasiswa Alexander von Humboldt (Humboldt fellow) dari Asia.
Ia menambahkan, kegiatan berskala internasional melalui Ma Chung Research Center for Photosynthesis Pigments (MRCPP) ini juga bekerja sama dengan PT Synergy WorldWide Indonesia (Synergy WorldWide) sebagai mitra industri yang berpartisipasi dalam bentuk kerja sama sponsorship.
General Manager Synergy WorldWide Indonesia, Erwin M Dumalang, mengatakan, kerja sama ini merupakan bentuk komitmen dan upaya memberikan sumbangsih bagi bangsa Indonesia melalui bidang natural science, termasuk juga melalui hasil olahan atau produk inovatif untuk ikut meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bangsa.
Published in berita2.com (11 July 2011)
Universitas Ma Chung menjadi tuan rumah konferensi internasional dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilaksanakan tanggal 9 %Gâ%@ 11 Juli 2011 di Hotel Agro Wisata, Batu. Acara ini sendiri kerjasama Universitas Ma Chung (Ma Chung Research Center for Photosynthetic Pigments/MRCPP) dengan Humboldt Club Indonesia dan didukung Alexander von Humboldt Foundation.
Mereka juga berkolaborasi dalam pelaksanaan Humboldt Kolleg pertama di Indonesia dalam Synergy, Networking and The Role of Fundamental Research Development in Asean, in Conjungtion with International Conference on Natural Sciences (ICONS).
Dalam konferensi ini mengusung 4 tema : 1. Peran sains dalam kemajuan IPTEK, 2. Peran sains dalam mengatasi global warming, 3. Peran sains bagi pelestarian lingkungan dan peran sains bagi kesejahteraan umat.
Konferensi Internasional dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan rangkaian Dies Natalis IV Universitas Ma Chung ini, dihadiri ilmuwan dari 10 negara. Negara tersebut adalah Jerman, Amerika, Jepang, Philipina, Thailand, Malaysia, Bangladesh, Singapura, Vietnam dan Indonesia.
Pembicara utama yang hadir antara lain Prof. Hugo Scheer (Universitas Ludwig-Maximilians, Munchen Jerman), Prof. Jurgen Kohler (Universitas Bayreuth), Prof. Dr. Harald Paulsen (Universitas Johannes Gutenberg Mainz, Jerman), Prof. Dr. Bernhard Grimm (Universitas Humboldt, Berlin, Jerman) dan Prof. Yasushi Koyama (Kwansei Gakuin University, Jepang).
Konferensi Internasional ini dihadiri sekitar 200 peserta yang mewakili dari 10 negara. Konferensi ini sendiri dibuka Ketua Humboldt Regional Asia, Dr. Klaus Manderla dari Jerman dan Presiden Humboldt Club Indonesia, L.T Handoko.
Keberhasilan Universitas Ma Chung mengadakan konferensi internasional ini tentu patut diajungi apresiasi yang lebih mengingat usianya yang masih belia. Konferensi Internasional bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini akan ditutup dengan berwisata ke Gunung Bromo. (heri)
Published in TVRI (24 September 2011)
Talk Show kerjasama KAHMMI dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Bersama dengan Adrian Tohari (P2 Geoteknologi LIPI) dan Adi Santoso (P2 Bioteknologi LIPI), dipandu oleh Ferry Salim. Pengambilan gambar 20 June 2011.
Published in komput@si (17 April 2011)
Sempat hampir terlupa, saya diingatkan oleh satu pesan internal di forum grup kecil saya (GFTK LIPI) di Intra LIPI. Pesan tersebut ditulis oleh Zaenal Akbar yang saat ini sedang melanjutkan riset di Kontanz University, Jerman, bahwa salah satu paper kami telah terbit [1]. Paper tersebut memuat riset kecil kami berdua terkait algoritma pemanenan data situs secara otomatis (web harvesting) pada periode 2009 [2].
Penelitian kecil tersebut merupakan awal saya belajar "agak serius" masalah akuisisi data dari halaman situs secara daring dan melakukan proses rekonstruksi database sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan yang memotivasi studi ini adalah pengumpulan data-data ilmiah di Indonesia. Usaha ini telah dilakukan dengan cukup sukses oleh grup kami dengan motor utama Hadiyanto sebagai bagian dari proyek Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) pada tahun 2007. Proyek ini menghasilkan database nasional dengan tajuk Database Riset, Ilmu pengetahuan dan teknologi (DBRIpTek) [3].
DBRIpTek merealisasikan pengumpulan database dengan pendekatan desentralisasi pengelola di seluruh lembara terkait. Untuk itu diperlukan pelatihan, pembagian akses serta pemantauan proses pemasukan data secara berkesinambungan. Meski pendekatan ini masih lebih baik daripada sistem tersentralisasi dengan metode pengumpulan data secara manual, dengan mudah bisa ditebak bahwa DBRIpTek akhirnya berakhir stagnan dan terhenti setelah proyek usai. Meskipun akses dan koneksi terus dipertahankan sampai saat ini. Ini merupakan kebijakan umum dari pengelola jaringan LIPI sebagai penyedia infrastruktur jaringan.
Robot pemanen informasi situs
Bermula dari pengalaman riil selama proses pengembangan serta pemeliharaan DBRIpTek, muncul gagasan untuk memanfaatkan teknologi web crawling alias akuisisi halaman situs secara otomatis ala mesin pencari Google. Tetapi berbeda dengan mesin pencari yang bersifat general, teknologi yang dikembangkan harus memenuhi kebutuhan pembaruan sarana semacam DBRIpTek.
Beberapa prinsip dasar serta kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi adalah :
Dengan sistem diatas, robot akan mampu membuat data terstruktur dalam bentuk database baru sesuai dengan keinginan. Database ini yang kemudian bisa diakses serta dimanfaatkan publik secara daring seperti direalisasikan di Indonesian Scientific Index (ISI) [4]. Seluruh poin diatas mutlak diperlukan untuk menjaga akurasi konten, setidaknya mendekati 95 persen. Berbeda dengan mesin pencari generik seperti Google, tujuan pemanenan situs adalah untuk membuat database topik tertentu. Sehingga apabila database hanya sekedar mengumpulkan hasil pencarian dari seluruh halaman dan bagian-bagiannya, konten tersebut sama sekali tidak bermanfaat. Bayangkan : Anda mencari konten "peneliti fisika" di Google, maka akan ditampilkan banyak sekali halaman yang 90 persen diantaranya sama sekali tidak relevan.
Algoritma pohon batang
Dari seluruh kebutuhan di sistem diatas, proses pertama dan kedua dilakukan secara manual, meski cukup hanya satu kali pada saat awal saja. Dalam istilah teknologi informasi (TI) ini biasa disebut sebagai targeted web harvesting, yang merupakan lawan dari general web harvesting seperti Google.
Tantangan dari sistem ini ada di proses ketiga dan keempat. Meski sejauh ini telah banyak algoritma yang dikembangkan untuk melakukan tugas semacam ini, sebagian besar fokus pada proses otomasi "pengenalan konten", dan hanya sebagian kecil yang fokus pada "pengenalan struktur konten". Padahal, seperti dijelaskan diatas, kebutuhan utama untuk sistem semacam DBRIpTek maupun ISI adalah pengenalan struktur konten, karena konten (target pemanenan) telah dipilih sejak awal. Sebagian besar algoritma populer untuk pengenalan struktur konten berbasis Document Object Model (DOM) [5], khususnya DOM tree (pohon DOM), dengan memanfaatkan karakteristik tag pembuka dan penutup dari kode-kode HTML [6]. Sayangnya aneka algoritma ini tidak peka pada perubahan struktur yang terjadi setelah proses inisiasi awal. Sehingga bila suatu saat, misalnya ditambahkan iklan di tengah menu, sistem tidak mampu melakukan antisipasi dan perbaikan.
Untuk itu kami melakukan penyempurnaan atas algoritma pohon DOM. Penyempurnaan utamanya dilakukan pada :
Hasil
Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Z. Akbar untuk memanen data-data terkait iptek dari aneka situs di Indonesia, diperoleh hasil yang cukup mengesankan dengan tingkat akurasi mencapai rata-rata diatas 95 persen [4].
Algoritma dan sistem yang telah diaplikasikan di ISI secara prinsip dengan mudah bisa diimplementasikan untuk aneka kasus yang lain. Lebih jauh, sistem ini telah dirilis sebagai open source (sumber terbuka) di SourceForge.net [7]. Dilain pihak algoritma ini telah terdaftar hak ciptanya sejak 2010 [8] dan terpilih menjadi salah satu dari 101 Inovasi Indonesia Paling Prospektif tahun 2009 [9].
Lebih jauh lagi, saat ini algoritma kami juga telah diimplementasikan secara global, salah satunya adalah Slovak Environmental Index di NESIS Project Eropa.
Referensi
Published in fisik@net (2 Januari 2011)
Nano, nano, nano dan nano... Apapun dewasa ini mengadopsi istilah nano, bahkan meski adakalanya untuk hal-hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan skala nanometer (1 nm = 10-9 m). Skala nano adalah skala terkecil (?!) yang dewasa ini mampu dicapai oleh aplikasi teknologi hasil peradaban modern manusia. Skala ini hanya satu order di atas ukuran 1 atom, yaitu 1 Å (Angstrom) = 10-10 m. Sehingga ukuran 1 nm hanya sekumpulan beberapa atom ! Banyak sekali aplikasi teknologi pada dekade terakhir yang memanfaatkan aneka rekayasa serta karakteristik unggul pada skala nano. Khususnya aneka rekayasa teknologi material di berbagai bidang, seperti teknologi chip, superkonduktor, material baru, dsb.
Klaim atas teknologi maupun kegiatan riset pada skala nano sudah mendominasi hampir semua aspek kehidupan. Karena menurut NNI (National Nanotechnology Initiative) dari Amerika teknologi nano didefinisikan sebagai aneka rekayasa teknologi di skala 1 ~ 100 nm [1]. Sehingga teknologi pada order sub-mikron (1 μm = 10-6 m) juga masuk dalam ranah teknologi nano. Perlu diingat 'teknologi' disini tidak hanya berarti rekayasa teknik, tetapi juga rekayasa hayati termasuk bioteknologi. Meski sebenarnya tanpa istilah teknologi nano sekalipun, sudah semenjak awal rekayasa hayati terlebih di level protein maupun DNA sudah mencapai skala nano. Seperti diulas di artikel Deskripsi dinamika biomateri elementer ala fisika partikel elementer, rantai DNA hanya berukuran beberapa nanometer baik panjang maupun lebarnya. Sedangkan protein masih dalam skala sub-mikron. Sehingga jelas bahwa biteknologi adalah pelopor rekayasa teknologi nano...;-)
Produksi material nano secara mekanis
Material nano bisa diproduksi dengan beragam cara, meski secara umum bisa dibagi menjadi dua :
Riset yang kami lakukan fokus pada metoda mekanis. Karena metoda mekanis ini menyimpan problem besar terkait dengan standar keberhasilan serta hasil yang sulit diukur. Sulit diukur karena melibatkan alat mekanis berupa penggiling tertutup dengan gerakan yang acak. Standar keberhasilan yang rendah dalam arti hasil yang dicapai sulit diprediksi, dan harus dilakukan proses try and error dengan ruang parameter yang sangat luas (ukuran awal materi, jumlah materi, kecepatan alat, dsb). Dilain pihak proses pembuatan mekanis ini bisa memakan waktu lama, antara beberapa jam sampai berhari-hari tergantung kepada konfigurasi alat serta jenis material awal.
Lebih jauh lagi, kasus yang diteliti oleh grup kami adalah proses penggilingan mekanis dengan metode ball-mill (BM). BM banyak sekali jenisnya dengan beragam ukuran serta kapasitas sesuai kebutuhan. Teknologi ini mengadopsi teknologi penggilingan biasa dengan memasukkan bola-bola yang bergerak bebas di dalamnya untuk mempercepat proses penghancuran material seperti bisa dilihat di gambar. Sistem ini serupa dengan alat penggiling makanan di rumah, hanya dibedakan dengan bola penghancur yang bergerak bebas, sedangkan alat penggiling makanan memakai bilah-bilah yang terikat permanen.
Seperti telah disinggung di atas, gerakan dan mekanisme penghancuran di dalam tabung penggiling (vial) di BM tidak bisa diamati. Karena sulit meletakkan aneka sensor di sekeliling, dan terlebih di dalam, tabung yang senantiasa bergerak dengan kecepatan tinggi dan mengeluarkan panas dengan suhu yang cukup tinggi. Meski demikian telah banyak usaha untuk memodelkan proses dan dinamika penggilingan untuk mengurangi luasnya ruang parameter, sehingga bisa meningkatkan efisiensi tanpa harus banyak melakukan try and error.
Pemodelan yang dilakukan selama ini berbasis gerak mekanis dari bola serta bubuk material yang digiling, dikaitkan dengan proses tumbukan di antara mereka ditambah dinding tabung. Dalam model ini dilakukan konstruksi persamaan gerak dari seluruh materi yang ada dengan mengasumsikan beragam jenis gaya yang dianggap penting di dalam sistem, seperti gaya gesek, gaya impak dan sebagainya. Sehingga akan diperoleh satu set persamaan gerak yang melibatkan multi partikel. Tentu saja persamaan gerak ini menjadi persamaan non-linier yang tidak bisa dipecahkan solusinya secara analitik. Untuk itu dilakukan komputasi secara numerik untuk mensimulasikan gerakan di dalam tabung.
Sayangnya, secara umum hasil komputasi ini kurang bermanfaat. Karena bila dilakukan secara penuh untuk skala operasi, misalnya mencapai 24 jam operasi, hasil simulasi hanya memberikan gambar 2 dimensi yang memenuhi seluruh penampang tabung. Akhirnya kajian teori semacam ini tidak mampu memberikan informasi yang bermanfaat untuk membantu memecahkan masalah laten dari eksperimen dengan BM...
Pemodelan ala fisika statistik
Untuk itu grup kami melakukan kajian pemodelan dengan pendekatan yang sama sekali berbeda. Diinspirasi oleh metode statistik di fisika partikel, proses di BM direpresentasikan dalam bentuk hamiltonian [2,3,4,5]. Hamiltonian ini semacam total dari seluruh potensial dengan dimensi energi. Di dalam hamiltonian ini dimasukkan aneka potensial yang relevan. Berbeda dengan pendekatan berbasis persamaan gerak, dengan hamiltonian penambahan aneka potensial bisa dilakukan dengan lebih konsisten.
Bagaimana mengkaitkan hamiltonian yang telah dibangun dengan pengukuran (observable) yang diharapkan dan relevan ? Ini bisa diformulasikan dengan memakai fungsi partisi di fisika statistik dengan menganggap sebuah sistem sebagai satu ansambel termodinamik. Input utama dari fungsi partisi ini adalah hamiltonian. Dari sebuah fungsi partisi bisa diturunkan energi bebas, entropi dan tekanan dari sebuah sistem yang dikaji.
Dengan pemodelan ini telah berhasil dikembangkan satu metoda baru yang lebih realistis untuk memodelkan dinamika dalam sebuah tabung di BM. Komputasi numerik juga telah dilakukan untuk kasus spex-mill [2]. Dari hasil tersebut bisa disimpulkan beberapa hal penting :
Seperti contoh gambar di atas, bisa diperoleh kaitan antara rasio ukuran bola dan bubuk silika yang digiling dengan kemampuan penggilingan yang direpresentasikan sebagai fungsi energi F. Simulasi ini diperoleh dari komputasi numerik dengan Monte Carlo karena melibatkan integral multi dimensi. Simulasi ini masih merupakan simulasi awal, karena baru dilakukan untuk 1 titik putaran. Seharusnya simulasi skala penuh harus dilakukan untuk seluruh titik putaran. Misal : untuk simulasi proses selama 24 jam penggilingan dengan frekwensi 1 s-1 akan melibatkan 24 x 60 x 60 ∼ 104 titik. Bila ukuran awal bubuk adalah 100 μm, maka simulasi Monte Carlo yang dilakukan minimal ∼ 107 x 107 x 107 x 104 = 1025 !!!
Referensi :