main article site » |
Published in CERN (December 2013)
In a ceremony in Jakarta, Indonesia, on 21 October, the Indonesian Institute of Sciences (LIPI) signed a Memorandum of Understanding with the ALICE collaboration, marking the first official collaboration between an Indonesian institute and an experiment at CERN. Paolo Giubellino, the ALICE Spokesperson, and Emmanuel Tsesmelis, CERNs Deputy Head of International Relations, attended the signing ceremony, at which LIPI was represented by Lukman Hakim, the instituteâs chair, and Laksana Tri Handoko, the ALICE LIPI team leader.
With the agreement, LIPI will initially contribute at ALICE in the area of grid computing. The team there has installed two clusters, in Bandung and Cibinong, which have been connected to the ALICE grid. There is also a strong interest in the ALICE O2 Project. In addition, the high-energy physics group being created at LIPI is expected to contribute to the ALICE physics programme and to the upgrade of the experiment. The agreement exemplifies LIPIs effort to be more active and gain international recognition as a research centre of excellence.
Kamal Abdul Naser Chowdhury, Education Secretary for Bangladesh (seated, left) with CERN Director-General Rolf Heuer (seated, right) signing an Expression of Interest at CERN in November (Image: CERN)
More recently, Bangladesh took the first steps in collaborating with CERN, when Education Secretary Kamal Abdul Naser Chowdhury visited the laboratory to sign an Expression of Interest, together CERNâs Director-General, Rolf Heuer. The implementation of the Expression of Interest could pave the way for an International Co-operation Agreement that would further formalize and broaden the collaboration between CERN and the high-energy physics community in Bangladesh.
The current agreement will help scientists, engineers and students from Bangladesh gain valuable experience in both experimental and theoretical particle physics, as wells as aspects of particle accelerators, particle detectors and information technology. In this way, it will facilitate the professional development and research skills of scientists, engineers and students from research organizations and universities across the country, and could lead towards new scientific practices for nuclear scientists, research organizations and university students.
Image:
Published in Kompas (Nawa Tunggal, 23 November 2013)
Salah satu solusi mencegah penyadapan telekomunikasi pejabat tinggi negara oleh negara asing adalah mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam negeri. Beberapa metode dan teknologi antisadap sudah dimiliki berupa pembungkusan data atau enkripsi serta pemanfaatan metode telekomunikasi tertutup.
"Metode enkripsi adalah membungkus data yang dikirim melalui sistem jaringan kabel serat optik ataupun jaringan satelit. Memang tetap bisa disadap, tetapi tidak dapat dibaca kecuali oleh penerima yang dituju," kata Kepala Bidang Sistem Komunikasi Multimedia pada Pusat Teknologi Informatika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kelik Budiana pada konferensi pers bersama Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI), Jumat (22/11/2013) di Jakarta. "Metode pembungkusan data membutuhkan kunci untuk membuka. Kuncinya bisa diubah setiap waktu," kata Kelik.
Secara terpisah, Kepala Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) LT Handoko mengatakan, pemanfaatan teknologi telekomunikasi terbuka mengandung risiko disadap. Penyadapan bisa dihindari dengan memanfaatkan teknologi telekomunikasi tertutup, seperti yang dikembangkan LIPI, yakni Bandros (Bandung Raya Operation System). Pusat Penelitian Informatika LIPI terletak di Bandung.
"Bandros merupakan jaringan sistem informasi tertutup untuk berbagai kebutuhan komunikasi pemerintah, misalnya digunakan pada saat penanggulangan bencana. Karena sifatnya yang tertutup, teknologi telekomunikasi ini menjadi antisadap," kata Handoko.
Teknologi dalam negeri
Sekretaris Jenderal IATI Arya Rezavidi mengatakan, terbongkarnya penyadapan pejabat tinggi negara oleh Australia hendaknya menjadi momentum untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam negeri.
Aswin Sasongko dari Dewan Pakar IATI mengatakan, tak ada ketentuan yang melarang suatu negara menyadap komunikasi pejabat tinggi negara lain. Yang semestinya dilakukan negara adalah meningkatkan kemampuan mencegah penyadapan. "Kita membutuhkan audit teknologi untuk pengamanan komunikasi pemerintah. Apakah aman dan sesuai dengan kebutuhan? Audit teknologi masih jarang dibicarakan," kata Aswin.
Wakil Ketua IATI Hari Nugroho mengatakan, penyadapan terhadap komunikasi para pejabat tinggi negara pada 2009 menunjukkan lemahnya keamanan teknologi informasi. Seharusnya dikembangkan inovasi untuk meningkatkan keamanan teknologi informatika yang berasal dari luar negeri. (NAW)
Published in LIPI (Humas LIPI, 23 November 2013) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan terobosan baru dalam mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas riset-riset yang berbasis komputer, kontrol, informatika dan aplikasinya. Hal itu ditunjukkan dengan langkah lembaga ini mengembangkan Laboratorium Bioinformatika dan Infrastruktur Komputasi Tingkat Tinggi.
"LIPI telah memprakarsai berdirinya laboratorium baru yang didedikasikan untuk bioinformatika di Cibinong Science Center (CSC) Cibinong. Selain itu, kami juga memprakarsai infrastruktur komputasi yang berkinerja tinggi di Kampus LIPI Bandung dan CSC Cibinong," ungkap Dr. Syahrul Aiman, Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) LIPI saat membuka International Conference on Computer, Control, Informatics and its Applications (IC3INA), Selasa (19/11) lalu, di Auditorium LIPI Jakarta.
Syahrul katakan, pengembangan laboratorium bioinformatika bertujuan untuk memberikan fasilitas pada penelitian terkini mengenai keanekaragaman hayati pada tingkat molekuler. "Ini akan melibatkan banyak peneliti di Indonesia dalam berbagai bidang, seperti bioteknologi, taksonomi, kimia, komputer, dan komputasi," tambahnya.
Sedangkan terkait infrastruktur komputasi tingkat tinggi, dia melanjutkan bahwa LIPI baru saja bergabung dengan kolaborasi global melalui kolaborasi ALICE (A Large Ion Collider Experiment) di CERN (Conseil Europeanne pour la Recherche Nuclaire - European Organization for Nuclear Research) dengan jaringan global CERN. Kolaborasi tersebut menandai era baru tidak hanya untuk LIPI, melainkan juga bagi komunitas masyarakat ilmiah Indonesia yang terlibat dalam kolaborasi ilmiah multilateral itu.
Berbasis Komputasi Tinggi
Terpisah di sela-sela acara saat wawancara dengan rekan media, Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI Dr. Laksana Tri Handoko menambahkan, kolaborasi riset global dan pembukaan fasilitas pusat data mengarahkan para ilmuwan LIPI maupun Indonesia masuk ke riset ilmiah yang berbasis komputasi tinggi.
Misalnya saja, riset tersebut akan menyasar bidang bioinformatika, DNA Molekuler, atau pengujian obat baru yang bertemu dengan teknologi komputasi. Kesemuanya akan disimulasikan guna mengurangi biaya dan waktu secara umum.
Walaupun demikian, dia mengatakan, penelitian yang seperti itu masih merupakan penelitian dasar. "Kalau terkait yang langsung aplikatif, tentu saja agak sulit karena terkait riset komputer dan komputasi, bukan riset untuk membuat produk," imbuhnya.
Sementara itu di lain hal berkaitan dengan penyelenggaraan konferensi internasional IC3INA, Ketua Panitia IC3INA Ana Hadiana menuturkan, sebanyak 70 makalah dipresentasikan dalam konferensi yang digelar Selasa-Rabu (19-20/11) tersebut. Panitia sendiri menerima sekitar 170 makalah dari 14 negara, namun hanya sebanyak 70 saja yang diterima dimana setengahnya adalah makalah dari ilmuwan asing.
Tujuan penyelenggaraan konferensi internasional tersebut, lanjutnya, sebagai forum internasional untuk berbagi/bertukar ide bagi para peneliti, akademisi, praktisi, dan kalangan industri untuk membahas bidang komputer, kontrol, dan teknologi informasi. Penyelenggara konferensi ini adalah melalui P2 Informatika yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) Indonesia, Fujitsu Indonesia, ICON +, dan PT. Tatonas. (pw)
Published in okezone (19 November 2013)
Semua makalah itu tersaji dalam gelaran bertajuk International Conference on Computer, Control, Informatics and its Applications (IC3INA) 2013. Hasil-hasil penelitian tersebut terdiri dari bidang komputer, kontrol, informatika dan aneka aplikasinya.
Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Syahrul Aiman mengatakan, ini merupakan langkah dari LIPI untuk mendongkrak kualitas dan kiprah di dunia akademis global.
"Publikasi di ranah global akan berkontribusi untuk meningkatkan peringkat Indonesia di komunitas ilmiah global," ujarnya seperti dilansir dari siaran pers yang diterima Okezone, Senin (18/11/2013).
Konferensi internasional IC3INA sendiri telah masuk sebagai agenda Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), sehingga publikasi karya tulis ilmiah dari para pemakalah akan dilansir dan diindeks secara global melalui IEEExplore.
IC3INA juga menerima banyak makalah tidak hanya dari lokal, tetapi juga regional. Terlebih dengan kehadiran enam pakar sebagai pembicara tamu dari mancanegara, yaitu Swiss, Jerman, Malaysia, Finlandia, dan Kazakstan yang akan memaparkan makalah pada enam sesi pleno pada hari pertama dan kedua.
Sejauh ini, sebanyak 170 makalah telah diterima oleh penyelenggara acara, namun hanya sekira 70 makalah yang akhirnya diterima untuk dipresentasikan, setengah dari makalah tersebut merupakan pemakalah asing.
Hal ini menunjukkan bahwa IC3INA sangat kompetitif dan lebih mengedepankan kualitas dari setiap karya ilmiah atau riset.
Kepala Pusat Penelitian (P2) Informatika LIPI Dr. Laksana Tri Handoko menambahkan, selain pemaparan aneka hasil riset terkini, IC3INA juga akan menampilkan dua sesi khusus terkait dengan implementasi komputasi berkinerja tinggi (High Performance Computing-HPC) serta teknologi komputasi awan (cloud computing) oleh Fujitsu Indonesia dan ICON+.
Acara ini sekaligus menandai peluncuran fasilitas LIPI Grid di Kampus LIPI Bandung dan Cibinong. Khususnya, LIPI Grid di Cibinong sudah akan terkoneksi ke CERN Grid yang berpusat di Jenewa, Swiss sebagai implementasi kerjasama LIPI dengan Kolaborasi ALICE di CERN yang telah ditandatangani pada 21 Oktober lalu oleh Kepala LIPI.
Sekadar diketahui, konferensi internasional IC3INA akan diselenggarakan di Auditorium LIPI Pusat, Jl. Gatot Subroto 10, Jakarta. Penyelenggara konferensi ini adalah LIPI melalui P2 Informatika yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) serta IEEE Indonesia. Pembukaan acara akan dilakukan oleh Deputi IPT LIPI. (ade)
Published in National Geographic (Gloria Samantha, 19 November 2013)
Hasil-hasil penelitian dalam bidang komputer, kontrol, infromatika, dan berbagai aplikasinya dikupas dan disajikan dalam IC3INA 2013.
Hasil-hasil penelitian dalam bidang komputer, kontrol, infromatika, dan berbagai aplikasinya dikupas dan disajikan dalam gelaran IC3INA (International Conference on Computer, Control, Informatics and its Appplications) 2013.
Konferensi internasional ini diselenggarakan 19-20 November 2013 di Auditorium Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat, Jakarta.
Selain pemaparan hasil riset terkini, IC3INA juga memberikan dua sesi khusus terkait dengan implementasi komputasi kinerja tinggi (High Performance Computing/HPC) serta teknologi cloud computing.
IC3INA telah masuk sebagai agenda IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers), organisasi profesi internasional terbesar dan tertua di dunia, sehingga publikasi riset ilmiah dari para pemakalah akan dilansir dan di-indeks secara global melalui IEEExplore. "Publikasi di ranah global akan berkontribusi untuk meningkatkan peringkat Indonesia di komunitas ilmiah global," demikian disampaikan oleh Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Syahrul Aiman.
Kesempatan tersebut sekaligus menandai peluncuran fasilitas LIPI Grid di Bandung dan Cibinong, yang merupakan cluster komputasi terbesar dan pertama di Indonesia saat ini.
Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI, Laksana Tri Handoko mengutarakan di sela-sela acara, tujuan penting yang diharap dari konferensi adalah pengakuan internasional terhadap publikasi para peneliti Indonesia.
Dari 170 makalah yang diterima oleh penyelenggara, sekitar 70 makalah yang akhirnya diterima untuk dipresentasikan, dengan setengahnya adalah pemakalah asing. Menurut Kepala Humas LIPI Nur Tri Aries, ini menunjukkan betapa ketat atau selektif IC3INA. "Konferensi internasional harus seperti itu. Mengedepankan kualitas [karya ilmiah], bukan kuantitas," kata Nur.
Sementara mengenai dibukanya fasilitas untuk pusat data, dikatakan Handoko, mereka akan masuk ke riset ilmiah yang berbasis komputasi tinggi. "Contohnya bisa [riset] di bidang-bidang seperti bioinformatika, DNA molekuler, atau pengujian obat baru, bertemu dengan teknologi komputasi, semua akan akan disimulasikan, guna mengurangi biaya dan waktu secara umum," jelasnya.
Meski begitu, Handoko bertutur bahwa penelitian semacam ini bersifat penelitian dasar. "Kalau terkait yang langsung aplikatif, tentu saja, agak sulit. Karena ini bicaranya riset di bidang komputer dan komputasi. Jadi bukan bagaimana kita membuat produk.
Memang sebetulnya, yang diinginkan adalah penelitian yang murni saintifik. Itulah tugas kami sebagai ilmuwan," tambahnya.
Published in Tempo (Rosalina, 19 November 2013)
Organisasi internasional Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) menyebutkan mayoritas makalah riset dari Indonesia merupakan hasil menyitir dari makalah asing, bukan hasil riset murni sendiri. Penilaian ini muncul setelah IEEE memilih 70 makalah untuk dipresentasikan dalam International Conference on Computer, Control, Informatics and its Applications (IC3INA) 2013 di Auditorium Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
"Kita banyak mengambil makalah-makalah asing. Makanya tumbuhnya tidak bagus," kata Ketua IEEE Indonesia Section Kuncoro Wastuwibowo di sela IC3INA 2013 di Auditorium LIPI, Jakarta, Selasa, 19 November 2013.
Sebanyak 70 makalah, separuh di antaranya berasal dari Indonesia, diperoleh dari hasil penyaringan 170 makalah. Nantinya, makalah-makalah yang telah dipresentasikan pada 19-20 November 2013 ini akan masuk ke dalam perpustakaan digital IEEE Xplore secara otomatis.
Kuncoro menuding hasil riset yang dibuat oleh pemakalah Indonesia adalah hasil contekan. Padahal, pertumbuhan inovasi digital di Indonesia terbilang lambat. Akibatnya, peringkat indeks makalah atau jurnal dari Indonesia terbilang rendah dibandingkan negara tetangga.
"Makalah-makalah di IEEE itu 50 persennya dari Asia Tenggara, tapi Indonesia tidak masuk 50 persen itu," kata Kuncoro. Bahkan dari sisi publishing paper, Indonesia hanya menempati peringkat 15 atau 16 se-Asia Timur di bidang ICT (Information and Communication Technologies).
Pemakalah Indonesia, masih menurut Kuncoro, perlu mendapat dukungan dari pemerintah atau lembaga pengetahuan untuk mendorong riset-riset terbaru supaya bisa dipublikasikan dalam jurnal internasional. Tak hanya itu, ia juga menilai perlunya pemakalah mengikuti konferensi-konferensi berskala internasional untuk memperluas pengetahuan.
Kuncoro merujuk pada hasil jurnal Indonesia yang berhasil masuk dalam indeks Scopus. Scopus adalah layanan database terbesar yang melakukan pemeringkatan indeks jurnal atau artikel setelah melalui proses peer-review. Ia menyebutkan, jumlah makalah atau jurnal dari Indonesia yang berhasil masuk ke indeks Scopus pada 2012 tak sampai 15.
Indonesia hanya mampu bersaing dengan Vietnam. Tahun lalu baru ada 9 jurnal Indonesia yang telah terindeks di Scopus. Sedangkan, bila melihat jumlah jurnal internasional, Indonesia masih kalah jauh dibandingkan Singapura yang memiliki 94 jurnal internasional, Malaysia (45), Filipina (13), dan Thailand (9).
"Yang jadi acuan internasional untuk jurnal-jurnal biasanya indeks Scopus ini. Jadi mulai 2013 ini kami coba dorong, dari yang sudah ada menjadi dapat diaplikasi dan masuk jurnal internasional," Kuncoro mengatakan.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI Laksana Tri Handoko membantah jurnal-jurnal dari Indonesia kebanyakan hasil contekan. Menurut dia, pengambilan referensi dari makalah asing justru diharuskan.
"Tapi bukan menjiplak," kata Handoko. "Kan banyak makalah berskala internasional saling menyitir, jadi yang perlu dilihat adalah seberapa banyak makalah kita banyak disitir orang."
Ia menambahkan Indonesia memiliki banyak orang pintar dan ahli di berbagai bidang dengan potensi besar bagi pertumbuhan teknologi informatika.
Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Syahrul Aiman menambahkan, penyelenggaraan konferensi internasional seperti IC3INA diharapkan mampu mendongkrak kualitas dan kiprah pemakalah Indonesia di dunia akademis global.
"Publikasi di ranah global akan berkontribusi untuk meningkatkan peringkat Indonesia di komunitas ilmiah global," kata dia.
Published in Siaran Pers LIPI (Humas LIPI, 18 November 2013)
Hasil-hasil penelitian dalam bidang komputer, kontrol, informatika dan aneka aplikasinya akan tersaji dalam gelaran bertajuk "International Conference on Computer, Control, Informatics and its Applications" (IC3INA) 2013. Sebanyak 70 makalah yang merupakan hasil riset terkini akan dipresentasikan dalam konferensi internasional yang digelar pada 19-20 November 2013. Selain pemaparan itu, IC3INA juga akan menampilkan dua sesi khusus terkait dengan implementasi komputasi berkinerja tinggi (High Performance Computing - HPC) serta teknologi komputasi awan (cloud computing) oleh Fujitsu Indonesia dan ICON+. Ajang ini sekaligus menandai peluncuran fasilitas Lembaga Ilmu Pengetahuah Indonesia (LIPI) Grid di Kampus LIPI Bandung dan Cibinong.
Jakarta, 18 November 2013. Konferensi internasional IC3INA telah masuk sebagai agenda IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers), sehingga publikasi karya tulis ilmiah dari para pemakalah akan dilansir dan di-indeks secara global melalui IEEExplore. Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) LIPI, Dr. Syahrul Aiman mengatakan, hal tersebut merupakan langkah dari LIPI untuk mendongkrak kualitas dan kiprah di dunia akademis global. "Publikasi di ranah global akan berkontribusi untuk meningkatkan peringkat Indonesia di komunitas ilmiah global," tandasnya.
IC3INA sendiri menerima banyak makalah tidak hanya dari lokal, tetapi juga regional. Terlebih dengan kehadiran enam pakar sebagai pembicara tamu dari manca negara (Swiss, Jerman, Malaysia, Finlandia, Kazakstan) yang akan memaparkan makalah pada enam sesi pleno pada hari pertama dan kedua. Sejauh ini, sebanyak 170 makalah telah diterima oleh penyelenggara acara, namun hanya sekitar 70 makalah yang akhirnya diterima untuk dipresentasikan, dengan setengahnya adalah pemakalah asing. Hal ini menunjukkan bahwa IC3INA sangat kompetitif dan lebih mengedepankan kualitas dari setiap karya ilmiah/riset.
Kepala Pusat Penelitian (P2) Informatika LIPI, Dr. Laksana Tri Handoko mengungkapkan, selain pemaparan aneka hasil riset terkini, IC3INA juga akan menampilkan dua sesi khusus terkait dengan implementasi komputasi berkinerja tinggi (High Performance Computing - HPC) serta teknologi komputasi awan (cloud computing) oleh Fujitsu Indonesia dan ICON+. Ajang ini sekaligus menandai peluncuran fasilitas LIPI Grid di Kampus LIPI Bandung dan Cibinong. Khususnya, LIPI Grid di Cibinong sudah akan terkoneksi ke CERN Grid yang berpusat di Jenewa, Swiss sebagai implementasi Nota Kesepahaman LIPI dengan Kolaborasi ALICE di CERN yang telah ditandatangani pada 21 Oktober 2013 lalu oleh Kepala LIPI.
Sebagai informasi, konferensi internasional IC3INA akan diselenggarakan di Auditorium LIPI Pusat, Jl. Gatot Subroto 10, Jakarta. Penyelenggara konferensi ini adalah LIPI melalui P2 Informatika yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika serta IEEE Indonesia. Pembukaan acara akan dilakukan oleh Deputi IPT LIPI.
Informasi lebih detail bisa diakses di http://ic3ina.informatika.lipi.go.id.
Note/Undangan:
Siaran Pers ini sekaligus UNDANGAN bagi rekan media untuk menghadiri Konferensi Internasional bertajuk IC3INA 2013 di Auditorium LIPI Pusat, Jl. Gatot Subroto 10 Jakarta pada Selasa, 19 November 2013 pukul 09.00 WIB.
Published in ALICE (Suharyo Sumowidagdo, Laksana Tri Handoko and Pramudita Anggraita, 19 November 2013)
ALICE welcomes its newest associate member, the Indonesian Institute of Sciences (LIPI). On the 21st of October 2013, a Memorandum of Understanding between LIPI and ALICE was signed in Jakarta, Indonesia. Present at the signing ceremony were Dr. Laksana Tri Handoko, LIPI Team Leader; Prof. Lukman Hakim, Chair of LIPI; and Prof. Paolo Giubellino, ALICE spokeperson. Also present at the signing ceremony was Prof. Emmanuel Tsesmelis, the adviser on Indonesia for the CERN Director-General, as well as Dr. Syahrul Aiman and Dr. Akmadi Abbas from LIPI management . During the occasion, Prof. Giubellino gave a detailed introduction about ALICE to LIPI management.
ALICE and LIPI signed an M.o.U during a ceremony that took place in Jakarta earlier in November. In the front row: Dr. Akhmadi Abbas (Secretary of LIPI), Dr. Syahrul Aiman (Deputy Chair of LIPI), Prof. Lukman Hakim (Chair of LIPI), Prof. Emmanuel Tsesmelis and Dr. Paolo Giubellino, Spokesperson of the ALICE Collaboration.
Dr. Akhmadi Abbas (Secretary of LIPI), Dr. Laksana Tri Handoko, LIPI Team Leader, Prof. Lukman Hakim, Chair of LIPI, Prof. Paolo Giubellino, ALICE Spokeperson and Prof. Emmanuel Tsesmelis, Adviser to CERN Director-General on Indonesia.
Prof. Lukman Hakim said that this event marks the first official collaboration between an Indonesian institution and a CERN experiment, and exemplified LIPI's effort to be more active in research at the international level. Prof. Tsesmelis expressed his delight that Indonesia has been able to move very fast toward building a real scientific collaboration with CERN, as it had only been about a year since Prof. Tsesmelis first visit to Indonesia in 2012. He also conveyed a message from the CERN Director-General Prof. Rolf-Dieter Heuer who has been very pleased to hear about the progress made in Indonesia.
Paolo Giubellino gave a presentation about ALICE, CERN, and the schema of international collaboration between members of the ALICE Collaboration and CERN.
LIPI is the Indonesian government authority in scientific research. Its research activities are in natural science, life sciences, engineering/applied science, and social sciences. There are 47 research centers under LIPI throughout Indonesia.
The ALICE LIPI Team consists of personnel from three LIPI research centers: Research Center for Informatics (P2I) in Bandung, Research Center for Physics (P2F) in Serpong near Jakarta, and Cibinong Science Center (CSC) in Cibinong. The initial team member are Laksana Tri Handoko (Team Leader, Physicist, P2I & P2F), Zaenal Akbar (Engineer/Computing, P2F), Andria Arisal (Engineer/Computing, P2I), Darius Kabanga (Engineer/Computing, P2I), and Taufiq Wirahman (Engineer/Computing, P2I). A new member is expected to start in the beginning of 2014 when his official appointment with LIPI begins: Suharyo Sumowidagdo (Physicist, P2I).
LIPI initial plan is to contribute in the area of grid computing resource.The LIPI team has successfully installed two clusters in Bandung and Cibinong, both of which have been connected to the ALICE grid and are visible in ALIMONITOR. LIPI is interested in joining the O2 (Offline-Online) Project as the project matches current LIPI's strength and expertise in informatics and computer science.
Before the signing ceremony, Prof. Giubellino and Prof. Tsesmelis had the opportunity to visit the Cibinong Science Center. They were shown the LIPI computer cluster which has been connected to the ALICE grid and met with other LIPI young scientists at the CSC.
ALICE Spokesperson visits Yogyakarta
During his visit to Indonesia, Prof. Paolo Giubellino also had the opportunity to deliver a public lecture at the Regional Accelerator School in Yogyakarta, Indonesia. His lecture was titled "Accelerators of Relativistic Nuclei" and emphasized the importance of nuclei and ion accelerators in fundamental science as well in applied science. Attending the lecture were participants of the schools as well as students and scientists/professors from other academic institutions in Yogyakarta.
Paolo Giubellino and Emmanuel Tsesmelis preparing to deliver their public lectures at the Regional Accelerator School in Yogyakarta.
Emmanuel Tsesmelis delivering his lecture.
During the school Prof. Giubellino also had the opportunity to meet with Dr. Anhar Antariksawan; the Deputy Chair of BATAN for Basic and Applied Research and Prof. Pramudita Anggraita, the most senior BATAN scientist in accelerator physics and particle physics.
The Regional Accelerator School is a regional (South-East Asian) level activity sponsored by BATAN (National Nuclear Energy Agency of Indonesia), International Center of Theoretical Physics (ICTP), High Energy Research Accelerator Organization (KEK), and European Organization for Nuclear Research (CERN). The school is held at BATAN Research Center for Accelerator Technology and Material Processingm (PTAPB) in Yogyakarta.
BATAN is the Indonesian government authority on nuclear science and technology. It manages three research nuclear reactors in the country and officially represents Indonesia to the International Atomic Energy Agency. BATAN is the lead institution of the Consortium of ICTP Regional in Indonesia, which is the managing office for the newly established ICTP SouthEast Asian Center for Advancement in Physical Science; an ICTP regional center for the South East Asia Region.
Published in Esquire (Reza Ardian, November 2013)
Lahir di Malang, 7 Mei 1968, Handoko adalah pria berotak canggih dengan torehan prestasi mengagumkan. Sebut saja PII Adhidarma Profesi Award, Penemuan Baru yang Bermanfaat bagi Negara (PB3N), Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa, 101 Inovasi Paling Prospektif, Satyalancana Wira Karya, Achmad Bakrie Award, dan Habibie Award.
Sebagai Direktur Pusat Penelitian Informatika (P2I) LIPI, apa garis besar tugas Anda?
Bagaimana memfasilitasi orang untuk meneliti dengan baik. Agar mendapatkan output yang bagus.
Baru setahun Anda menjadi pimpinan orang-orang pintar (peneliti) namun sudah merevolusi sistem yang ada di LIPI. Aksi paling mencolok adalah sistem online pendaftaran CPNS LIPI. Seberapa parah sistem tersebut sehingga perlu dirombak?
Itu merupakan salah satu cara untuk mengubah sistem. Masa CPNS LIPI dari dulu kongkalikong (KKN). Terlebih untuk urusan "isi kepala". Tidak mungkin melakukan kongkalikong untuk mengambil Žisi kepala¡. Proses tersebut sudah berjalan sejak 2005. Bisa dilihat secara online perbedaan kriteria generasi di tahun 2005 sesudah dan sebelumnya. Saya tidak bilang semua (peneliti) itu jelek, namun secara keseluruhan masih jauh dari ekspektasi. Apabila tidak ada perombakan nantinya bakal dongkol dan ngedumel sendiri. Perubahan ini mungkin mengundang pertentangan, namun saya tidak peduli. Wong ia (yang menentang) tidak mengurusi orang lain kenapa harus mengurusi ia (yang menentang). Sementara peneliti yang benar tidak mungkin komplain.
Sebagai (mantan) peneliti kini direktur, Anda tidak merasa kehilangan waktu untuk melakukan Žhobi¡?
Kini saya harus mengurus banyak orang. Otomatis waktu meneliti berkurang. Awalnya sih agak gimana gitu ya. Namun katanya sudah waktunya untuk saya memikirkan orang lain. Jadi sudahlah saya terima. Walaupun sebenarnya saya bukan tipe birokrat. Toh, saya tidak terlalu merasakan hambatan. Karena ketika tahun 2002 kembali ke Indonesia dan menjadi peneliti, saya memiliki grup penelitian yang bisa melibatkan belasan penelitian. Jadi dalam konteks tersebut, saya mengerti soal manajemen meski dalam ruang lingkup lebih kecil.
Published in OkeZone (Rachmad Faisal Harahap, 15 November 2013)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah menggelar empat kompetisi pada 2013 ini. Pada kompetisi yang digelar selama dua hari itu, akhirnya LIPI menentukan para juaranya.
Dikutip dalam siaran pers yang diterima Okezone, Jumat (15/11/2013), kompetisi tersebut yakni Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-45, National Young Inventors Award (NYIA) ke-6, Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) ke-12, dan Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) ke-21.
Lampiran keputusan Ketua Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-45 pada 2013 ini disampaikan Dr. L. T. Handoko, berikut pemenangnya dari kompetisi tersebut:
Pemenang LKIR ke-45
Lampiran Keputusan Ketua Dewan Juri Prof. Dr. Eko Baroto Walujo, APU Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia ke-12 2013:
Lampiran Keputusan Ketua Dewan Juri Prof. Dr. Yekti Maunati M.A. Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) ke-21 2013:
Lampiran Keputusan Ketua Dewan Juri Dr. Subiyatno National Young Inventors Award Ke-6 2013:
Published in Kompas (Nawa Tunggal, 21 October 2013)
Peneliti di Pusat Penelitian Informatika dan Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dilibatkan dalam analisis partikel Higgs. Ini sebuah teori untuk pencarian hasil tumbukan proton dan antiproton dalam fisika yang diharapkan dapat menguak pengetahuan baru mengenai awal alam semesta.
"Saat ini sedang dilibatkan banyak negara untuk terlibat menganalisis partikel Higgs. Melalui LIPI, Indonesia juga dilibatkan untuk program riset kelas dunia ini," kata Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI Laksana Tri Handoko, Minggu (20/10/2013), di Jakarta.
Lembaga riset peraih penghargaan Nobel Fisika 2013, CERN (Conseil Européenne pour la Recherche Nucléaire/European Organization for Nuclear Research), di Swiss memelopori kerja sama program ini. Menurut Handoko, saat ini analisis partikel Higgs menggunakan sistem komputer sedang dikerjakan melalui kerja sama berbagai negara.
"Analisis partikel Higgs dilakukan LIPI di Pusat Sains Cibinong," kata Handoko.
Berskala global
Kepala LIPI Lukman Hakim menyebutkan, keterlibatan LIPI dalam riset partikel Higgs yang juga pernah disebutkan sebagai âPartikel Tuhanâ ini menjadi langkah nyata penguatan riset dasar berskala global. Pada skala personal peneliti, LIPI sudah menjalin kerja sama dengan CERN sejak tahun 2000.
"Keterkaitannya melalui kunjungan riset fisika teori," kata Lukman.
Handoko mengatakan, pencarian partikel Higgs dari proses tumbukan proton dan antiproton itu hanya sekitar sepersatu miliar hasil tumbukan tersebut.
Kerja sama analisis partikel Higgs diawali penandatanganan nota kesepahaman pada Senin ini. Kegiatan riset ini menjadi penanda pertama kali bagi Indonesia berkolaborasi secara multinasional dan terbesar di dunia.
Kerja sama ini nantinya diperkirakan dapat meluas tidak hanya di bidang fisika energi tinggi, tetapi juga melakukan riset bersama di bidang instrumentasi, teknologi informasi, optik, material, dan elektronika.
Published in LIPI (21 October 2013)
LIPI semakin memantapkan dirinya untuk masuk ke jajaran lembaga riset kelas dunia. Bertempat di Sasana Widya Sarwono, Kampus LIPI Gatot Subroto, Jakarta, Kepala LIPI Prof. Dr. Lukman Hakim dan Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI Dr. Laksana Tri Handoko menandatangani nota kesepahaman dengan CERN (Conseil Européenne pour la Recherche Nucléaire European Organization for Nuclear Research) yang diwakili oleh pejabat senior CERN Prof. Emmanuel Tsesmelis dan Prof. Paolo Giubellino dari Kolaborasi ALICE (A Large Ion Collider Experiment) di CERN, pada Senin (21/10) lalu.
"Kerjasama ini akan memperkuat aktivitas riset dasar yang dilakukan LIPI di skala global," ujar Lukman. Sebagai lembaga riset terbesar di dunia, CERN tidak perlu diragukan lagi kredibilitasnya. Bahkan hasil eksperimen di LHC (Large Hadron Collider) CERN mengukuhkan Peter Higgs dan Francois Englert sebagai penerima Nobel Fisika 2013 yang diumumkan pada 8 Oktober lalu atas prediksi keberadaan Partikel Higgs.
Peneliti di Pusat Penelitian Informatika LIPI dan Pusat Penelitian Fisika LIPI nantinya akan dilibatkan dalam analisis partikel Higgs yang merupakan teori untuk pencarian hasil tumbukan proton dan antiproton dalam fisika yang diharapkan dapat menguak pengetahuan baru mengenai awal alam semesta.
Analisis partikel Higgs sendiri menggunakan sistem komputer sedang dikerjakan melalui kerja sama berbagai negara. Di Indonesia, analisis akan dilakukan melalui fasilitas Grid LIPI. "Grid LIPI adalah sarana komputasi berkinerja tinggi yang terbesar saat ini di Indonesia dan berlokasi di LIPI Cibinong dan LIPI Cisitu Bandung," terang Handoko. Fasilitas di Cibinong, lanjut Handoko, akan terkoneksi dan menjadi bagian dari grid global untuk melakukan analisa data hasil eksperimen.
"Kerjasama ini bukan hanya berguna untuk pihak-pihak yang melakukan kerjasama, namun juga untuk pembangunan ilmu pengetahuan secara nasional," ujar Tsemelis. Menurutnya, kolaborasi antara LIPI dan CERN, nantinya tidak hanya bermanfaat untuk bidang fisika saja, namun juga untuk pengembangan teknologi yang terkait. (fz)
Published in LIPI (17 October 2013)
Bertempat di Flores Room, Hotel Borobudur, Jakarta, peneliti Indonesia mendeklarasikan berdirinya Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) pada Kamis (17/10).
Dr. Laksana Tri Handoko, Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI yang merupakan salah satu peneliti beprestasi Indonesia didampingi oleh Dr. Trina Fizzanty dari Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi LIPI membacakan naskah deklarasi di hadapan sekitar 400 peneliti yang terdiri dari lembaga pemerintahan, badan litbang daerah, perguruan tinggi, lembaga riset swasta, LSM, dan industri.
Bantu Tugas LIPI
Diinisiasi sejak tahun 2012 lalu, Himpenindo menjadi payung bagi organisasi-organisasi peneliti dalam setiap disiplin ilmu seperti Ikatan Peneliti Pemerintahan Dalam Negeri Indonesia, Ikatan Peneliti Hukum Indonesia dan Perhimpunan Ilmu Pemulia Indonesia.
Dengan jumlah peneliti Indonesia yang saat ini sebanyak 38.649 peneliti, keberadaan Himpenindo diyakini akan membantu tugas LIPI sebagai pembina jabatan fungsional peneliti di Indonesia. âPerlu pelipatan yang cukup besar dalam jumlah peneliti ke depan, terutama peneliti di sektor swasta untuk menyongsong pembangunan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan,â ujar Kepala LIPI Prof. Dr. Lukman Hakim dalam sambutannya.
Lukman menjelaskan, Himpenindo akan menjadi mitra LIPI dan pemerintah dalam pembinaan peneliti demi meningkatkan produktivitas dan kualitas peneliti dalam menyambut tantangan besar menuju tahun 2030 dimana Indonesia ditargetkan menjadi salah satu negara maju pada tahun 2030, dengan PDB sebesar 5 trilliun dollar atau pendapatan perkapita 18 ribu dollar.
Senada dengan Lukman, Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Peneliti LIPI Prof. Dr Enny Soedarmonowati yang bertindak selaku Ketua Panitia Pelaksana menyatakan keberadaan Himpenindo sangat membantu tugas-tugas LIPI selaku lembaga pembina jabatan fungsional peneliti di Indonesia. LIPI akan selalu memberikan dukungan dan kemudahan bagi berfungsinya Himpenindo dalam mengemban tugas dan menghadapi tantangan profesi ke depan.
Selain deklarasi, Himpenindo juga akan melaksanakan Kongres I untuk menentukan susunan pengurus Himpenindo (termasuk Majelis Pertimbangan Etika Peneliti Nasional dan Dewan Pakar), menetapkan AD/ART organisasi, penentuan logo dan program kerja Himpenindo, serta sosialisasi Peraturan Kepala LIPI No. 06/E/2013 yang merupakan Kode Etika Peneliti Nasional. Setelah melalui proses pemilihan, duduk sebagai Ketua Himpenindo untuk kepengurusan periode 2013-2018 adalah Prof. Dr. Bambang Subiyanto, Kepala Pusat Inovasi LIPI. (fz)
Published in Kompas (19 October 2013)
Riset ilmiah bukan kegiatan jangka pendek dengan produk yang dihasilkan instan. Riset ilmiah butuh proses dan tahapan yang baru bermanfaat dalam jangka panjang.
"Seperti minyak sawit yang sekarang meledak. Itu hasil riset yang dimulai 70 tahun lalu. Riset tidak dapat dilihat sebagai kegiatan jangka pendek," kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim, Jumat (18/10), di Jakarta.
Manfaat riset jangka panjang itulah, menurut Lukman, yang menjadikan program ini kurang diprioritaskan dalam pembangungan saat ini. Dalam kondisi seperti ini, LIPI mendorong selain kapasitas riset yang dikembangkan juga kuantitas perisetnya.
Pada tahun 2030 diharapkan jumlah peneliti mencapai 200.000 orang. Saat ini, peneliti di perguruan tinggi dan lembaga riset pemerintah baru mencapai sekitar 38.000 orang.
"Peneliti di perguruan tinggi juga masih jarang yang terlibat secara penuh untuk kegiatan penelitian," kata Lukman.
Kini, peningkatan kapasitas riset LIPI juga terus dikembangkan. Menurut Laksana Tri Handoko, Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI, peningkatan kapasitas riset di antaranya bekerja sama dengan lembaga riset berskala global.
Saat ini sedang dijajaki kerja sama untuk pengembangan riset dasar fisika dengan CERN (Conseil Europeen pour la Recherche Nucleaire / European Council for Nuclear Research) yang meraih Nobel Fisika 2013.
CERN menjadi pusat penelitian internasional di bidang ilmu dasar rekayasa, seperti fisika partikel dasar, akselerator partikel, teknologi informasi, serta komputasi paralel untuk bidang medis dan industri.
Di Indonesia, para peneliti masih menghadapi persoalan dasar, di antaranya anggaran yang masih sangat kecil.
Published in LIPI Press release (19 October 2013)
Sebagai lembaga riset berkarakter multidisiplin, LIPI terus berusaha untuk aktif dalam kancah dunia riset internasional. Salah satu dari langkah nyata LIPI menuju target lembaga riset kelas dunia, pada Senin, 21 Oktober 2013, Kepala LIPI Prof. Dr. Lukman Hakim akan menandatangani nota kesepahamandengan lembaga riset yang baru saja meraih penghargaan Nobel Fisika 2013, CERN (Conseil Européenne pour la Recherche Nucléaire â European Organization for Nuclear Research)
Jakarta, 21 Oktober 2013. "Kerjasama LIPI dengan CERN merupakan salah satu langkah strategis dan nyata dari LIPI yang mencanangkan penguatan riset dasar berskala global," ujar Kepala LIPI Prof. Dr. Lukman Hakim. Sebagai lembaga riset terbesar di dunia, CERN tidak perlu diragukan lagi kredibilitasnya. Bahkan hasil eksperimen di LHC (Large Hadron Collider) CERN mengukuhkan Peter Higgs dan Francois Englert sebagai penerima Nobel Fisika 2013 yang diumumkan pada 8 Oktober lalu atas prediksi keberadaan Partikel Higgs.
Berdiri sejak tahun 1954, CERN menjadi pusat penelitian internasional untuk bidang ilmu dasar rekayasa terutama pada fisika partikel dasar, akselerator partikel, teknologi informasi serta komputasi paralel untuk bidang medis dan industri. Sebagai kolaborasi global multi negara yang dikelola oleh 20 negara anggota Uni Eropa dan didukung oleh 37 negara non Uni Eropa, saat ini CERN mempekerjakan 2400 personil peneliti dan non-peneliti, serta menerima 10.000-an peneliti dari 113 negara setiap tahunnya.
Keterkaitan LIPI dengan CERN sendiri telah dimulai sebelum medio tahun 2000-an, namun masih pada skala personal yaitu dengan kunjungan riset oleh beberapa sivitas LIPI yang melakukan riset di bidang fisika teori. Kerjasama kelembagaan mulai terkuak sejak kunjungan resmi Prof. Emmanuel Tsesmelis, pejabat senior CERN, ke Indonesia pada 28 Juni 2012.
Momen penandatanganan nota kesepahaman nanti menjadi penanda kali pertama bagi Indonesia berkiprah di kolaborasi multinasional terbesar di dunia. Untuk itu, meski kerja sama ini diinisiasi oleh Pusat Penelitian Informatika LIPI dengan Kolaborasi ALICE (A Large Ion Collider Experiment) di CERN sejak awal tahun ini, nota kesepahaman dilaksanakan di level LIPI untuk mengantisipasi perluasan topik riset yang melibatkan multi satuan kerja dalam lingkungan LIPI. Secara teknis kerjasama ini mencakup beragam kajian di bidang instrumentasi, teknologi informasi, optik, material, elektronika selain fisika energi tinggi.
Dengan kerjasama ini, LIPI sekaligus berupaya melakukan rekrutmen insan-insan terbaik Indonesia berkualifikasi tinggi yang saat ini sebagian besar berkiprah di luar negeri, termasuk di CERN melalui Seleksi CPNS LIPI 2013 (http://cpns.lipi.go.id) yang menyediakan beberapa formasi S3 di bidang terkait. Sudah menjadi tugas LIPI untuk tidak berdiam diri menyaksikan sumber daya manusia terbaik dimanfaatkan oleh negara-negara lain seperti selama ini terjadi.
Note/Undangan:
Siaran Pers ini sekaligus UNDANGAN bagi rekan media untuk hadir dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman LIPI dengan CERN di Sasana Widya Sarwono Lt. 2, Kampus LIPI Gatot Subroto, Jl. Gatot Subroto 10, Jakarta mulai pukul 14.00 WIB.
Published in Jurnal Nasional (Irwan, 18 October 2013)
Published in Daily Social (Amir Karimuddin, 11 October 2013)
Sudah beberapa waktu ini beredar berita tentang sebuah platform mobile BandrOS. Platform yang dibuat oleh tim riset LIPI ini merupakan derivatif Linux, layaknya Android, dan bisa dicangkokkan ke smartphone dengan spesifikasi teknis yang tidak terlalu tinggi. Kenapa LIPI sampai perlu membuat platform mobile sendiri dan tidak mau menggunakan platform Android yang sudah ada?
Mari kita telisik latar belakang hadirnya BandrOS. Seperti dikutip dari Kompas, BandrOS, yang merupakan singkataan dari Bandung Raya Operating System, merupakan hasil penelitian tim Informatika LIPI yang dipimpin oleh L.T Handoko sejak tahun 2010. Tujuan hadirnya BandrOS adalah menciptakan suatu platform yang bisa dikustomisasi untuk keperluan khusus, terutama berkaitan dengan kegiatan korporasi. Keperluan khusus ini bisa mencakup peringatan dini bencana, pemantauan pasien rumah sakit ataupun perangkat anti sadap.
Dari awal, tim ini menginginkan pengembangan sistem operasinya, bukan penjualan ponselnya. Menurut Handoko, penjualan ponsel secara massal â untuk kebutuhan ritel â sudah tidak terlalu menguntungkan. Kenyataannya, BandrOS, seperti dikutip dari Chip, nantinya bakal ditawarkan untuk umum di kisaran harga Rp 875.000. Pembuatan ponsel dengan BandrOS bekerja sama dengan PT INTI â BUMN yang memproduksi perangkat telekomunikasi.
Saya pikir sebenarnya arahan LIPI untuk membuat platform sendiri dengan tujuan kemudahan kustomisasi untuk korporasi sudah tepat. Dengan memiliki platform sendiri, tim pengembang memiliki kebebasan untuk melakukan modifikasi sesuai kebutuhan. Sasaran konsumen korporasi juga tidak salah, karena pasar ini meskipun niche, memiliki daya beli tinggi asal sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Contohnya jika BandrOS membuat ekosistem mobile khusus pemerintahan yang di-deploy untuk produktivitas PNS, pasti bisa menghidupi BandrOS secara berkesinambungan.
Tentang akhirnya kenapa coba-coba masuk ke pasar ritel, saya pikir ini sekedar uji coba pasar belaka. Jika memang ada konsumen yang berminat, dipersilakan untuk membeli. Jika tidak ada yang beli ya artinya memang produk BandrOS tidak cocok dengan selera konsumen ritel secara umum. Toh target pasar utamanya bukan masyarakat umum, melainkan konsumen korporasi. Sebenarnya ketimbang head-to-head dengan Android, BandrOS memiliki segmentasi konsumen yang beririsan dengan BlackBerry.
Menurut saya, kesuksesan BandrOS ditunjukkan oleh dua hal. Hal pertama adalah kemampuannya mengakomodasi kebutuhan konsumennya. Jika konsumen butuh ekosistem yang memadai untuk komunikasi terenkripsi yang aman, BandrOS bisa memenuhinya. Jika konsumen butuh ekosistem sistem monitoring rumah sakit dan pasien yang menyeluruh, BandrOS bisa menjadi jawabannya. Apapun yang diinginkan oleh klien bisa diantisipasi oleh BandrOS dengan baik.
Hal kedua adalah dukungan teknis secara terus-menerus. Sistem yang ditujukan untuk korporasi harus memiliki dukungan teknis yang memadai. Tim pemelihara BandrOS harus bisa memastikan angka Service Level Agreement (SLA)-nya terpenuhi. Bagaimana jika ada kerusakan di ponsel? Bagaimana dengan update firmware, patch, bug fixes? Ini adalah tantangan yang tidak mungkin bisa di-handle oleh tim peneliti saja. Harus ada tim pendukung khusus yang memastikan layanan purnajualnya.
Sebagai tambahan saran, saya pikir tidak salah jika pengembangan BandrOS selanjutnya mengeksplorasi kemungkinan pengembangan sistem operasi berbasiskan Android, bukan derivatif Linux. Android sudah didesain untuk smartphone dan SDK-nya mengakomodasi perkembangan dunia mobile yang luar biasa cepat.
Meskipun masih belum yakin dengan masa depannya, saya berharap BandrOS benar-benar bisa menghasilkan produk bagus. Android ataupun iOS sekalipun awalnya juga tidak mengesankan, tapi pengembangan terus-menerus membuat mereka menjadi semakin matang. Kita tunggu kiprah dan komitmen tim BandrOS untuk mewujudkan impiannya.
Published in Kompas (Yunanto Wiji Utomo, 2 October 2013)
Minat industri Indonesia untuk mengembangkan inovasi berbasis riset sebenarnya tinggi, tetapi dukungan pemerintah masih rendah.
Hal tersebut diungkapkan oleh dewan juri Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Science Based Industrial Innovation Awards, LT Handoko dan Erman Aminullah, saat ditemui Kompas.com, pada Selasa (1/10/2013) kemarin.
"Yang dilakukan beberapa industri itu terus terang di luar dugaan kita. Banyak yang kita tidak tahu," kata Handoko.
Handoko yang menjadi juri dalam kategori physical science mengatakan, salah satu inovasi berbasis riset yang dilakukan industri adalah pembuatan material serupa plastik dari bahan baku ketela. Tidak cuma berhasil diciptakan, material itu juga telah diekspor dan digunakan sebagai pengganti plastik.
Inovasi lain adalah sistem billing yang dibuat oleh perusahaan teknologi informasi yang tidak hanya dipakai lembaga dalam negeri, tetapi juga luar negeri.
Sementara Erman mengungkapkan bahwa riset dan inovasi dalam bidang life science juga tak kalah mumpuni. Untuk menghasilkan produk, beberapa industri di Indonesia melakukan riset-riset sains dasar yang tak kalah hebat dengan negara lain.
"Banyak riset yang telah dilakukan dan itu mendasar, seperti riset kanker dan sel punca. Industri Indonesia bahkan ada yang memiliki pusat riset di luar negeri," ungkap Erman.
Erman dan Handoko sepakat, walaupun potret secara umum industri Indonesia masih minim riset, minat kalangan industri untuk melakukan penelitian agar menghasilkan inovasi sebenarnya sudah tinggi.
"Industri sudah sadar bahwa inovasi penting untuk tetap hidup dan inovasi harus berbasis riset," kata Erman.
Lewat LIPI Science Based Industrial Innovation Awards, LIPI berupaya mengapresiasi industri yang telah melakukan riset dan mendorong industri lain untuk juga melakukannya. Namun, kata Handoko, niat industri perlu didukung kebijakan pemerintah yang memberi insentif serta proteksi bagi industri yang melakukan riset.
Published in Antara (Ganet, 29 August 2013)
Perseroan Terbatas Kalbe Farma Tbk menyelenggarakan penjurian sebanyak 18 finalis karya ilmiah Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2013.
"Karya ilmiah yang masuk mengalami kenaikan dari 446 tahun 2012 menjadi 655 tahun 2013 sehingga dewan juri sebanyak lima orang harus berkerja keras untuk memilih 18 finalis," kata Ketua Panitia KJSA 2013 Arief Nugroho di Jakarta, Rabu.
Arief mengatakan bahwa penjurian kali ini untuk menyeleksi sembilan pemenang KJSA untuk kemudian mereka akan diikutkan dalam Kalbe Junior Scientist Fair.
Ia mengatakan, dalam Kalbe Junior Scientist Fair, akan ditetapkan pemenang favorit berdasarkan banyaknya dukungan selama penyelenggaraan pameran.
Arief mengatakan bahwa kenaikan sebesar 50 persen jumlah peserta KJSA karena persiapannya lebih matang untuk melakukan sosialisasi "door to door" ke sejumlah sekolah di seluruh Indonesia, serta jangkauannya kali ini lebih luas.
"Sebagai contoh peserta kami ada yang berasal dari Halmahera Selatan Maluku Utara yang membutuhkan waktu dua hari dari tempat tinggalnya," katanya.
Arief mengatakan bahwa penjurian final menghadirkan lima juri, yakni Yohanes Surya dari Surya Institute, Karnadi Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, L.T. Handoko dari LIPI, dan Puspita Lisdiyanti dari LIPI, dan Mayke S. Tedjasaputra (psikolog Universitas Negeri Indonesia).
Ia menjelaskan bahwa KJSA merupakan bagian kegiatan dalam rangka HUT ke-47 ditujukan agar anak-anak Indonesia dapat mengembangkan diri dibidang sains.
Menurut dia, anak-anak merupakan investasi jangka panjang diharapkan dapat memberikan sesuatu dalam kehidupan manusia nantinya.
Sementara itu, Handoko mengatakan, berdasarkan seleksi terhadap karya ilmiah peserta ternyata juga terjadi kenaikan kualitas terhadap karya-karya KJSA, kemungkinan karena panitia memberikan waktu yang cukup bagi peserta untuk mempersiapkan diri.
Ia mengatakan, bagi dewan juri, yang dilihat ide orisinal dari karya ilmiah yang ditampilkan bobot penilaiannya mencapai 60 persen.
"Kita tidak melihat apakah karya itu nantinya dapat diaplikasikan atau tidak, tetapi yang dinilai bagaimana ide tersebut dapat muncul dari para peserta," ujar dia.
Handoko mengatakan, dari tanya jawab dan presentasi peserta, dapat mengetahui apakah karya tersebut merupakan ide mereka sendiri atau mendapat bantuan dari orang tua dan guru.
Biasanya, kata dia, siswa dari daerah memiliki ide kreativitas lebih besar daripada siswa di perkotaan karena mereka memiliki pengalaman lebih banyak dalam kesehariannya.
Sebanyak 18 peserta KJSA, di antaranya alat penjernih asap portabel karya Alexander Fleming Setiadi dari Chromoscience Club Bandung, briket serbuk gergaji karya Alya Zafira dan Aisha Loha dari SDN SN Pasar Lama 1 Banjarmasin, ramuan wangi dan alami bersama kutu di punggung kelinci karya Cintania Surga alifa dari SD Muhammadiyah 1 Jember.
Kemudian, Jembatan Kapuas Siaga karya Devita Mayanda Heerlie dari SD Bina Mulia Pontianak, Automatic Feeding Fish karya Diva Tsabita dan Nisrina Kamilah dari SD Muhammadiyah 1 Gresik, resep pengawet ikan nenek moyang karya Fransina dan Sandri dari SD Kristen YPPK Sintanala Halmahera Selatan.
Rak buku pintar dan kelas pintar serta ramah lingkungan karya adik kakak Grace dan Theophilus dari SD Kristen Ipeka Putri Jakarta, kompor matahari karya Bhisma St. John's Catholik School Tangerang Selatan, pengintai langit-langit rumah karya Irene dan Daniella dari SD Marsudirini 1 Yogyakarta.
Berikutnya, kertas ajaib dari ekstrak bunga telang karya Katya dari Yayasan Pendidikan Islam MI Al-Hidayah Jakarta, alat cuci piring karya Lolan dan Reynaldy dari SDN Guruminda Bandung, pembersih panci dari rosela karya M. Reza dan Mafazan dari SDIT Al-Husna Sukabumi, kulit udang sebagai pelindung kertas karya Naradhipa dari SD Al-Zahra Pamulang.
Pompa air tanpa bahan bakar karya Niko dan Tera dari SDN 17 Nanga Bungan Kabupaten Kapuas Hulu, tepung buah bakau karya Patricia dari SD Kuntum Cemerlang Bandung, lampu penanda pelari karya Radinka dari SD Kuntum Mekar Bandung, dan destilator air laut tenaga surya karya Seto Bayu dari SDN Kebon Pedes 5 Bogor.
Published in Bisnis Indonesia (Rahmayulis Saleh, 27 August 2013)
Animo anak terhadap dunia sains terus meningkat, terlihat dari jumlah peserta Kalbe-Junior Scientist Award (KJSA) 2013 yang mencapai 665 orang, dari 446 pendaftar pada 2012.
"Itu artinya ada peningkatan sampai 50% pada tahun ini," kata Arief Nugroho, Ketua Panitia KJSA 2013 di sela-sela penjurian di Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Dia menuturkan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melakukan seleksi 18 karya KJSA 2013 dari 665 pendaftar. Seleksi berupa presentasi karya sains ini diadakan di hadapan dewan juri yang diketuai oleh LT Handoko dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Seleksi ini merupakan tahapan kedua, menuju penentuan 9 pemenang KJSA 2013. "Secara konsisten Kalbe menggelar KJSA sebagai program, dalam rangkaian ulang tahun perusahaan untuk memacu minat anak terhadap dunia sains," ujar Arief.
Menurut dia, karya sains yang masuk meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2012 jumlah peserta 446 orang, pada 2013 menjadi 665, atau meningkat 50%. "Ini menunjukkan animo anak terhadap sains meningkat," ungkapnya.
Kalbe Junior Science Awards merupakan kompetisi sains untuk siswa sekolah dasar, khususnya kelas 4-6 yang digelar setiap tahun sejak 2011. Kategori karya sains berupa teknologi terapan, ilmu pengetahuan alam dan matematika. Kriteria penjurian antara lain ide, kreativitas dan penguasaan teori sains.
Tim juri terdiri dari Prof. Yohanes Surya (Direktur Yayasan Surya Institute), Karnadi (Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta), LT Handoko (fisikawan LIPI dan dosen Universitas Indonesia), Puspita Lisdiyanti (peneliti LIPI), Mayke S.Tedjasaputra (psikolog dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia).
Pada 2013, Kalbe merayakan ulang tahun ke 47 dengan melakukan rangkaian kegiatan sains yang berhubungan dengan dunia anak, antara lain Kalbe Junior Scientist Award, Kalbe Junior Science Fair, Kalbe Junior Science Competition, dan penerbitan majalah sains Aha! Aku Tahu.
Published in Pelita Online (27 August 2013)
Pada awalnya piranti lunak Bandros ditujukan untuk pasien rumah sakit untuk memberikan informasi peringatan dini.
SESUAI pesanan yang ditujukan untuk pemerintah serta korporat,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meluncurkan produk unggulan berupa ponsel antisadap.
Ponsel pintar ini diberinama BandrOs atau Bandung Raya Operating System berbasis Linux.
Kepala Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) LT Handoko mengatakan, pengembangan operasi ponsel ini dibiayai oleh APBN melalui Dipa Pusat Penelitian Informatika - LIPI, dengan dana awal yang direncanakan Rp250 juta
"Namun, dengan alasan penghematan anggaran, pada akhirnya diberikan hanya sekitar Rp50 juta," ujar Handoko.
Ia menambahkan, pada awalnya piranti lunak Bandros ditujukan untuk pasien rumah sakit untuk memberikan informasi peringatan dini. POL
Published in Majalah ICT (27 August 2013)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat ini sedang mengembangkan telepon seluler (ponsel) yang memiliki fitur anti sadap. Sayangnya, ponsel yang diberi nama BandrOS ini dikembangkan khusus untuk kegiatan intelijen.
Demikian dikatakan peneliti LIPI, LT Handoko di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek). "Ini bisa digunakan untuk kepentingan intelijen, karena nggak bisa disadap. Jadi special purpose," kata Handoko. Ditambahkannya, tidak semua orang nantinya bisa memiliki ponsel ini. Pasalnya penjualannya terbatas, dengan tetap memperhitungkan regulasi terkait komunikasi dan informatika yang ada.
Handoko bercerita bahwa awalnya penelitian ini dilakukan untuk menciptakan alat untuk keperluan rumah sakit dan panti jompo. Dengan mengganti tombol dengan ponsel, maka fungsinya akan semakin efektif karena tidak memerlukan kabel sehingga bisa dibawa ke mana pun. Handoko juga menjelaskan hardware yang diperlukan pun tak perlu mahal.
"Kita beri aplikasi khusus, jadi kalau misalnya dia jatuh bisa ketahuan di mana. Mereka bisa lacak orang ini ada di mana. Kalau ada telepon, bisa diforward ke pasien itu. Dia juga bisa dipanggil lewat ponsel tersebut," paparnya.
Published in detikNews (27 August 2013)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang mengembangkan beberapa hasil penelitian unggulan. Salah satunya smartphone BandrOS alias atau Bandung Raya Operating System yang memiliki kemampuan anti sadap dan mulai diproduksi pada 2014.
"Pengembangan anti sadapnya hingga saat ini masih dalam laboratorium, diuji coba," ujar Ana Heriana, peneliti Pusat Penelitian LIPI Bandung di Puspiptek Serpong, Tangerang, Senin (26/8/2013).
Ana menjelaskan bahwa fitur yang ada di dalam smartphone ini nantinya tidak dipasarkan secara bebas. "Ini kan secure komunikasi, jadi penggunaannya hanya untuk keperluan-keperluan tertentu saja," ulasnya.
Hal ini diamini oleh peneliti LIPI lainnya, LT Handoko. Handoko menjelaskan penggunaan ponsel pintar ini nantinya untuk internal office.
"Kalau produksi luas harus banyak izin regulasi, frekuensi. Kita mau bisa mulai diproduksi tahun depan," kata Handoko.
BandrOS merupakan ponsel cerdas dengan menggunakan sistem operasi (OS) open-source berbasis Linix. Sistem operasi ini merupakan pengembangan dari sistem operasi yang sudah diciptakan sebelumnya. Prototipe dari ponsel pintar ini menggunakan processor MTK 6575-cortex A9 1Ghz, memanfaatkan jaringan GSM, layar touchscreen, Dual SIM dan kamera 2MP.
Ponsel ini rencananya akan dibanderol Rp 600 ribu. Sedangkan pengembangan sistem operasi BandrOS dibiayai APBN melalui DIPA Pusat Penelitian Informatika LIPI senilai Rp 50 juta dari rencana awal Rp 250 juta.
Hingga kini smartphone BandrOS masih terus melakukan inventarisasi potensi HaKI. Beberapa hal yang berpotensi untuk didaftarkan Hadki adalah merek BandrOS dan software aplikasi yang akan disertakan pada sistem operasi BandrOS.
Published in Liputan6 (Dewi Widya Ningrum, 27 August 2013)
Sistem operasi (OS) perangkat telepon seluler (ponsel) saat ini masih didominasi oleh Android buatan Google dan iOS dari Apple. Kedua OS tersebut merupakan produk buatan perusahaan luar negeri.
Untuk mengangkat potensi lokal, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pun meluncurkan sistem operasi mobile buatan lokal bernama Bandros (Bandung Raya Operating System), lengkap dengan handsetnya yang juga buatan anak negeri.
Ponsel Bandros ini diklaim memiliki kegunaan khusus yaitu sebagai ponsel antisadap, untuk digunakan kalangan pemerintah dan korporat. Bandroid dibangun dengan menggunakan sistem operasi Linux.
"Ponsel ini dipakai untuk kegunaan khusus, salah satunya bisa diatur sebagai telepon antisadap," ujar Kepala Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) LT Handoko di Puspiptek Tangerang Selatan.
Karena difungsikan untuk kegunaan khusus, ponsel pintar ini dibuat sesuai dengan pesanan saja. Awalnya para peneliti LIPI mengembangkan piranti lunak Bandros ini untuk pasien rumah sakit dan pemberian informasi perihal sistem peringatan dini.
Penelitian sistem operasi Bandros sendiri baru dimulai pada 2010, dengan melakukan penelitian terhadap perangkat sistem tertanam. Sistem operasi tersebut merupakan pengembangan dari sistem operasi 'desktop' yang sudah diciptakan sebelumnya.
Untuk mengembangkan sistem operasi ponsel ini dibutuhkan dana sekitar Rp 50 juta, yang dibiayai oleh APBN melalui Dipa Pusat Penelitian Informatika - LIPI. Dana awal pengembangannya semula bernilai Rp250 juta, namun dikurangi dengan alasan penghematan anggaran. (ANT/Dew)
Published in Antara (Maria Rosari, 27 August 2013)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia meluncurkan ponsel pintar Bandros atau Bandung Raya Operating System sebagai salah satu hasil penelitian unggulan.
"Ponsel ini dipakai untuk kegunaan khusus, salah satunya bisa diatur sebagai telepon antisadap," ujar Kepala Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) LT Handoko di Puspiptek Tangerang Selatan, Senin.
Sebagai ponsel pintar yang dapat diatur menjadi antisadap, maka ponsel ini hanya dipakai untuk kegunaaan khusus terutama untuk segmen pemerintahan.
Handoko menjelaskan bahwa LIPI membuat ponsel pintar ini sesuai dengan pesanan dan kebutuhan serta fungsi, dan ditujukan untuk pemerintah serta korporat.
Lebih lanjut Handoko memaparkan bahwa para peneliti LIPI mengembangkan piranti lunak Bandros pada awalnya ditujukan untuk pasien rumah sakit dan pemberian informasi perihal sistem peringatan dini.
Handoko sebagai ketua tim penelitian pengembangan Bandros menjelaskan bahwa ponsel cerdas tersebut menggunakan sistem operasi (OS) `open-source` berbasis Linux.
Penelitian sistem operasi ini baru dimulai pada 2010, dengan melakukan penelitian tergadap perangkat sistem tertanam.
Sistem operasi tersebut dia jelaskan sebagai pengembangan dari sistem operasi `desktop` yang sudah diciptakan sebelumnya.
"Sistem operasi Bandros dikenalkan kepada masyarakat diawali dengan pengembangan Stasiun Pemantau Cuaca," jelas Handoko.
Pengembangan sistem operasi ponsel ini dibiayai oleh APBN melalui Dipa Pusat Penelitian Informatika - LIPI, dengan dana awal yang direncanakan Rp250 juta namun pada akhirnya hanya sekitar Rp50 juta yang diberikan dengan alasan penghematan anggaran. (M048/Z002)
Published in detikNews (Salmah Muslimah, 26 August 2013)
Ponsel cerdas anti sadap BandrOS yang dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tak hanya untuk keperluan intelijen. Fungsi lain yang masih terus dikembangkan adalah untuk early warning system bencana tsunami.
"Kita kembangkan juga dengan ristek untuk early warning system tsunami. Itu bisa dipakai di semua HP, karena sudah lebih aplikatif," cerita Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI, LT Hadoko di Puspiptek, Serpong, Tangerang, Senin (26/8/2013).
Khusus untuk fungsi-fungsi yang berkaitan dengan kebencanaan, LIPI akan membuka open source. Dengan bisa ditemui dengan mudah aplikasi ini di playstore, maka siapapun bisa berpartisipasi mendistribusikan informasi.
"Jadi kita bikin semacam whatsap, ada aplikasi khusus terhubung ke server. Jadi informasi kebencanaan dari BMKG dan badan bencana semuanya masuk," lanjutnya.
Selain itu, teknologi ini bisa digunakan untuk rekap data pemilu. Handoko menjelaskan, rekapitulasi dengan menggunakan smartphone BandrOS akan lebih aman dan murah.
"Dulu pakai komputer sudah mahal, penditribusian repot, listrik belum pasti ada. Kalau HP bisa lebih secure, kita bisa lock sehingga data yang dikirim ke HP hanya bisa digital dan kita tau persis itu dari HP tersebut," ulas Handoko.
Published in detikNews (Sukma Indah Permana, 26 August 2013)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang mengembangkan ponsel cerdas anti yang memiliki fitur anti sadap. Ponsel yang diberi nama BandrOS ini dikembangkannya untuk kegiatan intelijen.
"Ini bisa digunakan untuk kepentingan intelijen, karena nggak bisa disadap. Jadi special purpose," ujar peneliti LIPI, LT Handoko kepada wartawan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang, Senin (26/8/2013).
Handoko menjelaskan bahwa tidak semua orang nantinya bisa memiliki ponsel ini. Penjualannya terbatas, dengan tetap memperhitungkan regulasi terkait komunikasi dan informatika yang ada.
Handoko bercerita bahwa awalnya penelitian ini dilakukan untuk menciptakan alat untuk keperluan rumah sakit dan panti jompo. Dengan mengganti tombol dengan ponsel, maka fungsinya akan semakin efektif karena tidak memerlukan kabel sehingga bisa dibawa ke mana pun. Handoko juga menjelaskan hardware yang diperlukan pun tak perlu mahal.
"Kita beri aplikasi khusus, jadi kalau misalnya dia jatuh bisa ketahuan di mana. Mereka bisa lacak orang ini ada di mana. Kalau ada telepon, bisa diforward ke pasien itu. Dia juga bisa dipanggil lewat (HP) itu," ulasnya.
Published in iberita (26 August 2013)
Indonesia ternyata mulai tertarik untuk mengembangkan produk smartphone yang memiliki keunggulan khusus. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat ini sedang melakukan riset pengembangan ponsel cerdas yang akan digunakan untuk kepentingan intelegen. Mereka sedang membuat ponsel dengan fitur anti sadap.
Dengan menggunakan sistem operasi lokal yang dikembangkan sendiri, mereka menamai ponsel tersebut dengan BandrOS. Keunggulan ponsel ini tidak dapat disadap sehingga sangat cocok dipakai oleh orang-orang intelejen. Salah satu peneliti LIPI yang sedang mengembangkan ini, LT Handoko menjelaskan bahwa nantinya ponsel tersebut tidak untuk dikomersilkan karena hanya akan diproduksi secara terbatas.
Handoko menceritakan awal mula ide pembuatan ponsel istimewa tersebut. Saat itu dia berpikir untuk menciptakan alat sebagai pengganti tombol di rumah sakit atau panti jompo. Hal itu akan mengganti rangkaian hardware yang menggunakan kabel hanya dengan sebuah smartphone yang tidak dapat disadap namun dapat menjadi sarana komunikasi efektif.
Smartphone menjadi solusi efektif karena pembuatannya tidak begitu mahal dan jauh lebih praktis dibandingkan dengan instalasi komunikasi yang ada di rumah sakit atau panti jompo. Smartphone yang menggunakan aplikasi lokal itu sangat berbeda dengan smartphone pada umumnya karena selain tidak dapat disadap, smartphone ini juga akan dilengkapi dengan aplikasi khusus yang membuatnya mudah dideteksi jika jatuh atau tertinggal di suatu tempat.
Published in Solo Pos (Febriany D.A. Putri, 26 August 2013)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencoba mengembangkan sistem operasi telepon seluler (ponsel) asli Indonesia. Sistem operasi ponsel yang dilabeli nama Bandung Raya Operating System (Bandros) itu ditujukan komersial menyasar segmen korporat.
Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI L.T. Handoko menyebutkan pengembangan Bandros telah dimulai sejak 2006 bersamaan dengan sistem operasi IGOS Nusantara 2006. IGOS Nusantara ditujukan untuk laptop dan desktop, sementara Bandros untuk ponsel. Adapun, BandrOS menggunakan basis open source Linux.
"Penyempurnaan Bandros kami lakukan selama 1 tahun belakangan. Segmen pasar korporat yang bisa menjadi pengguna seperti rumah sakit, kepentingan sensus dan pemilu, serta kegiatan intelijen," ujar Handoko di sela-sela soft launching Bandros, bus, dan mobil listrik LIPI di Serpong, Senin (26/8/2013).
Handoko mengatakan, Bandros dapat digunakan untuk panggila darurat dan pelacak keberadaan pasien. Selain itu, untuk kepentingan internal perusahaan dan pemerintah. Dia mencontohkan, Bandros dapat digunakan untuk membantu sensus penduduk atau pemilu.
"Misalnya untuk rekapitulasi data pemilu, disebar ke TPS. Atau untuk pengisian data Keluarga Berencana [KB]. Kami juga ingin menyasar berbagai lembaga survei. Kami bisa membuat ponsel tidak bisa untuk berkomunikasi, hanya untuk ke call center sehingga tidak ada kekhawatiran dijual kembali."
Untuk perangkat keras Bandros menggunakan pasokan dari PT. INTI yang sempat memproduksi komponen untuk vendor ponsel lokal yakni IMO. Selain itu, LIPI juga menggunakan perangkat keras impor dari China. Untuk harga, Handoko mengklaim mampu membuat ponsel Bandros dengan harga berkisar Rp350.000 hingga Rp500.000. Ada pun, harga akan disesuaikan dengan kebutuhan klien.
Selain menyediakan perangkat keras dan lunak, LIPI juga menyediakan jasa server untuk menampung data klien. Saat ini LIPI memiliki pusat data di Cibinong. Jika klien membutuhkan, LIPI mampu menyediakan server untuk menampung jumlah data yang lebih banyak.
"Yang akan kami pasarkan bukan ponsel dengan sistem operasinya saja, tetapi end to end enterprise solution. Kami dapat menyesuaikan kebutuhan konsumen dengan BandrOS," tambah Handoko.
Adapun, pemilihan segmen pasar korporat dengan kebutuhan khusus, kata Handoko memiliki celah bisnis yang lebih luas daripada harus bersaing dengan ponsel multi purpose seperti bersistem operasi Android. Namun, saat ini solusi korporat ini belum dipasarkan oleh LIPI. Handoko menyebutkan pihaknya masih bernegosiasi untuk membahas pembagian royalti dengan pihak ketiga.
Pada peluncuran, LIPI memamerkan prototipe ponsel pintar berbasis Bandros dengan menggunakan prosesor MTK 6575-Cortex A9 1GHz yang sudah mampu menggunakan jaringan GSM. Tak hanya itu, prototipe ini menggunakan layar sentuh, dual SIM, dan kamera 2 MP. LIPI membagikan 15 prototipe kepada pada pimpinan kementerian dan lembaga yang hadir.
"Penelitian BandrOS sebelumnya dianggarkan Rp250 juta. Namun, kami hanya menghabiskan Rp50 juta," ujar Handoko.
Selain Bandros, saat ini Pusat Penelitian Informatika LIPI menyiapkan aplikasi early warning system (EWS) untuk bencana alam seperti tsunami. Aplikasi ini bersifat open source dan nantinya dapat digunakan pada sistem operasi manapun.
Published in Seputar Indonesia (Deny Irawan, 26 August 2013)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang terpusat di Graha Widya Bhakti Puspitek Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), meluncurkan tiga temuan terbaiknya. Peluncuran itu bertepatan dengan perayaan ke 46 tahun LIPI.
Pertama ada smarphone BandrOs yang kepanjangan dari Bandung Raya Operating System. Ponsel cerdas buatan tim LIPI Bandung pimpinan L T Handoko sebagai Kepala Pusat Penelitian Informatikanya, digadang-gadang memiliki kemahiran anti sadap.
"Ponsel cerdas dengan sistem operasi open source berbasis Linux itu merupakan pengembangan dari sistem operasi desktop yang sudah kami ciptakan sebelumnya," jelas Handoko, saat ditemui di Graha Widya Bhakti Puspitek, Serpong, Kota Tangsel, Senin (26/8/2013).
Kecanggihannya pun disesuaikan, bahkan lebih tinggi dari ponsel layar sentuh pada umumnya. Selain memiliki fasilitas dual SIM dan kamera 2 MP, prosesor ponsel buatan dalam negeri ini ternyata memiliki prosesor hingga 1 Ghz.
"Untuk saat ini masih dalam bentuk software, yang support langsung ke hardware berbasis android. Jadi bukan sembarang aplikasi, tapi memang sudah sepaket dengan perangkat hardware handphonenya," tuturnya.
Tidak hanya ponsel cerdas yang diluncurkan dalam perayaan hari jadi LIPI ke-46 tersebut, LIPI ternyata juga meluncurkan mobil dan bus listrik. Yakni Electrik Car dan Electronic Bus Executive, dua kendaraan elegan bertenaga listrik yang diperuntukan sekelas presiden dan menteri.
Dikatakan Abdul Hapid selaku Ketua Tim pencipta mobil dan bus listrik, kedua kendaraan listrik yang baru dihadirkan secara prototypenya itu menghabiskan dana Rp1,8 miliar untuk bus dan Rp500 juta untuk mobil.
"Keduanya baru prototype, bila diproduksi massal kami prediksi untuk harga bus bisa mencapai Rp 1,5 miliar dan sekitar Rp 300 juta untuk harga mobilnya," jelas Hapid.
Untuk sekali isi ulang tenaga listriknya, kedua kendaraan tersebut bisa melaju hingga jarak tempuh 150 km. Karena tenaga listrik yang digunakan, tak ada gas buang atau emisi yang dihasilkan.
Kendaraan yang sudah dikembangkan sejak tujuh bulan lalu itu, dilengkapi dengan interior yang sangat elegan dan mewah.
"Kalau untuk bus kami desain untuk mobile meeting. Misalnya kepala LIPI kami ingin pergi kesuatu tempat, dalam perjalanan bisa rapat bersama staf disana, kami buat senyaman mungkin," jelas Hapid.
Malah untuk sedan listrik berbody elegan berwarna putih, rencananya akan digunakan untuk mengangkut peserta APEC dari berbagai negara. Hal tersebut diutarakan Menteri Negara Riset dan Teknologi Gusti Muhamad Hatta, yang juga turut mencoba mengendarai sedan listrik tersebut.
"Sudah ada pihak swasta yang mengajukan diri untuk memproduksi massal sedan listrik, nantinya buat mengangkut negara sahabat peserta APEC di Bali," ujarnya.
(maf)
Published in Merdeka (Alvin Nouval, 26 August 2013)
Selama ini, memang banyak pabrikan lokal yang berupaya memasarkan sendiri smartphone buatan mereka untuk bersaing dengan merek-merek besar. Sayangnya, meski produk dalam negeri, sebagian besar masih menggunakan OS buatan Google, Android.
Oleh karenanya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencoba mengangkat potensi lokal. Berpusat di Graha Widya Bhakti Puspitek Serpong, Kota Tangerang Selatan, LIPI meluncurkan tiga temuan terbaiknya, salah satunya operating system lengkap beserta smartphone buatan anak negeri, pada Senin (26/8).
OS Smartphone tersebut adalah BandrOs. Ini merupakan kepanjangan dari Bandung Raya Operating System.
Ini merupakan smartphone pertama buatan Indonesia yang dari segi hardware dan softwarenya adalah buatan anak negeri. Selain itu, ponsel cerdas buatan tim LIPI Bandung pimpinan L.T. Handoko sebagai Kepala Pusat Penelitian Informatikanya, digadang memiliki kemahiran anti sadap.
"Ponsel cerdas dengan sistem operasi open-source berbasis Linux itu merupakan pengembangan dari sistem operasi desktop yang sudah kami ciptakan sebelumnya," jelas Handoko.
Guna mendukung kinerja sistem operasi perangkat pintar tersebut, peneliti LIPI pun menyediakan sebuah handset khusus. Handset ini dilengkapi dengan fasilitas dual SIM dan kamera 2 MP. Otaknya adalah prosesor buatan dalam negeri yang berkekuatan 1 GHz.
"Untuk saat ini masih dalam bentuk software, yang support langsung ke hardware berbasis Android. Jadi bukan sembarang aplikasi, tapi memang sudah sepaket dengan perangkat hardware handphonenya," tuturnya. [nvl]
Published in Blog ITB (Jhon Mejer Purba, 27 Juli 2013)
ITB sebagai salah satu institut teknologi kenamaan di Indonesia jelas memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Lulusan â lulusan ITB diharapkan mampu menjadi tonggak terdepan dalam cipta dan karya untuk memajukan segenap bangsa Indonesia. Bagi mahasiswa, tentunya banyak yang harus disiapkan sebelum dapat lepas landas dan menjadi pemimpin dalam arus perubahan Indonesia. Dalam bidang ilmu pengetahuan, banyak upaya yang dapat dilakukan mahasiswa untuk menambah jam terbang dan mengasah kemampuan mereka. Salah satu opsi yang ampuh untuk mengaktualisasikan diri adalah dengan terjun langsung ke lapangan sesuai dengan bidang ilmu masing-masing. Ada mahasiswa yang mencoba bekerja magang di lokasi penambangan, laboratorium ternama ataupun menjajal pengalaman menjadi interns di perusahaan multinasional.
Nathaniel Chandra Harjanto (Teknik Fisika 2010) mempunyai impian untuk dapat bekerja di sebuah pusat penelitian tersohor di dunia, Centre Europeen pour la Recherchee Nucleaire (CERN). CERN merupakan pusat penelitian Particle Physics, terkenal karena memiliki akselerator partikel paling canggih dan mutakhir yaitu Large Hadron Collider (LHC). Kontribusi dan buah dari penelitian CERN sangat berpengaruh pada perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang asal-usul alam semesta. Beberapa penemuannya seperti penemuan partikel Higgs boson yang merupakan partikel dasar penyusun seluruh partikel di dunia, serta beberapa penelitian lain seperti Super Symmetry dan Quark-Gluon Plasma benar-benar membuka mata dunia tentang fenomena pembentukan alam semesta.
Nathaniel yang akrab disapa Nathan ini sangat tertarik dengan teori dan penelitian CERN tentang parallel universe serta fenomena ruang-waktu seperti teleportasi dan mesin waktu. Dimulai dari posting di grup akademik Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik (HMFT), Nathan mendengar kesempatan untuk mengikuti CERN Summer Studentship Program (CSSP). April 2013, Suharyo Sumowidagdo, satu-satunya peneliti Indonesia di CERN menghubungi Nathan untuk menyampaikan kabar gembira. Nathan diinformasikan dapat melanjutkan ke proses seleksi terakhir yaitu menghadap pada Professors Board di CERN. Akhirnya pada Maret 2013 Nathan dan 2 orang mahasiswa lainnya, Muhammad Firmansyah Kasim (Teknik Elektro 2009) dan Imre Nagi (Teknik Elektro 2010) terpilih untuk mewakili Indonesia dalam program CSSP.
Ini adalah kali pertama Indonesia ikut serta dalam program tersebut, hal itu menjadikan mereka bertiga sebagai wakil pertama Indonesia di CERN. Menurut Laksana Tri Handoko dari LIPI, penerimaan ketiga mahasiswa di program CSSP memiliki efek positif dalam kerjasama antara Indonesia dengan CERN. Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Dinas Pendidikan Tinggi, serta LIPI akan memulai kerjasama tersebut pada akhir tahun 2013. Oleh karena itu, performa kerja dari Nathan dan teman-teman menjadi sangat diperhitungkan.
Pengalaman Bekerja di CERN
Setiap musim panas mahasiswa akan ditempatkan ke salah satu eksperimen penelitian di CERN. ATLAS, CMS, LHCb, dan ALICE adalah beberapa penelitian yang sedang digarap dan merupakan empat detector partikel utama dalam lingkaran LHC yang terbentang sejauh 27 km dari Swiss hingga Perancis. Nathan ditempatkan di penelitian ATLAS yang merupakan detector partikel terbesar di dunia. Proyek yang ia kerjakan adalah dalam bidang Outreach yaitu membuat aplikasi simulasi pendeteksi partikel dan fasilitas LHC untuk iPhone dan Android yang diramu dalam bentuk game.
Nathan bercerita bahwa semangat dan dedikasi dalam pekerjaan adalah hal yang selalu tercermin pada peneliti-peneliti di CERN. âMereka bekerja sangat efisien, namun tetap tidak melupakan waktu istirahat sebagai bagian untuk optimasi kinerja,â tutur Nathan. Pekerja dan peneliti CERN juga menaruh perhatian yang besar terhadap lingkungan, hal tersebut dibuktikan dengan tidak digunakannya AC pada semua ruangan kecuali perpustakaan dan ruang computer. Selain itu sebagian besar pekerja dan peneliti di CERN menggunakan sepeda sebagai moda transportasi utama. Nathan dan teman-teman setiap hari melakukan perjalanan sejauh 3 km dengan menggunakan sepeda untuk mencapai lokasi kantornya.
Semangat dan perjuangan Nathan dan teman-teman untuk selalu menggali kemampuan dan menimba ilmu bahkan hingga ke luar tanah air patut untuk dicontoh. âSeperti prinsip CERN, belajar dan pencarian terhadap jawaban akan alam semesta merupakan proses tanpa akhir. Semakin banyak pengetahuan kita, justru semakin banyak pertanyaan yang muncul. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang akan mendorong kita untuk terus maju dan berkembang dalam hidup ini,â ujar Nathan menutup wawancara dengan Kantor Berita.
Published in LIPI (24 Juni 2013)
Dr. Laksana Tri Handoko, orang mengenalnya sebagai sosok di belakang keberhasilan rekruitmen LIPI secara online, pengembangan website LIPI, dan keaktifannya menjadi coach dalam kompetisi ilmiah remaja. Belum pernah menjabat dalam posisi struktural sebelumnya, peneliti Fisika ini kini dipercaya menjadi Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI. Untuk mengetahui pandangannya tentang riset, Humas LIPI mewawancarai beliau. Berikut ini hasil wawancara tersebut:
T: Bagaimana rasanya jadi pejabat dengan background bapak sebagai Peneliti?
J: Saya sejak dulu tidak menganggap ada perbedaan sebagai peneliti dan pejabat, kecuali bahwa kalau jadi pejabat harus "secara formal" wajib memikirkan orang dan hal lain. Peneliti kewajibannya adalah sebagai problem solver, meski itu tidak langsung terkait dengan orang lain. Itu sebabnya sejak dulu saya terlibat di banyak hal, selama saya anggap bisa berkontribusi maksimal.
Di lain sisi, karena jadi pejabat lembaga litbang (Penelitian dan Pengembangan), tentu saja latar belakang sebagai peneliti memudahkan saya untuk memahami apa yang harus dan bisa saya lakukan di lembaga yang saya pimpin.
T: Adakah kendala selama bapak menjadi struktural terkait dengan aktivitas penelitian bapak?
J: Tentu saja waktu penelitian terpotong, mungkin sekitar 90 persen. Tetapi saya masih berusaha menjaga aktivitas penelitian dengan waktu yang hanya 10 persen. Itu sebabnya saya masih membimbing mahasiswa, meski waktu diskusi di malam hari selama akhir pekan di rumah. Tapi ini bukan merupakan kendala untuk saya dan mahasiswa karena selama ini kami juga sering begitu. Karena sebelum jadi pejabat, saya banyak berurusan dengan hal-hal lain di luar penelitian.
T: Dari beragam penghargaan/Award yang pernah diterima, mana yang paling berkesan dan mengapa?
J: Wah ini sulit, karena saya tidak pernah pusing dengan itu. Yah kalau diberi, terima kasih dan diterima. Yang berkesan untuk saya adalah proses melakukan penelitian, mencari solusi dari problem penelitian maupun bukan.
T: Apakah bapak punya ide untuk LIPI ke depan?
J: Jelas, banyak ide... Tapi ujungnya adalah LIPI sebagai lembaga ilmiah yang mampu berkiprah dan diakui secara global sesuai luaran ilmiahnya.
T: Bagaimana pandangan bapak mengenai perencanaan riset di LIPI?
J: Kegiatan utama LIPI adalah riset di level yang seharusnya sebagai otoritas lembaga ilmiah tertinggi di Indonesia. Dengan karakteristik ini, perlu dilakukan perencanaan yang sangat berbeda dengan umumnya perencanaan di Kementerian / Lembaga (K/L) lain. Hal-hal detail terkait perencanaan yang sesuai dengan riset ini yang belum dipahami oleh sebagian besar Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di LIPI. Karena tipikal Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) di LIPI masih mirip dengan apa yang telah dilakukan dari waktu ke waktu sejak dulu. Padahal, tantangan saat ini dan ke depan semakin tinggi di tengah kompetisi global yang semakin ketat. Sehingga perlu ada terobosan dan kreativitas dalam koridor regulasi yang ada untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya (manusia, finansial) yang ada. Semua ini harus dimulai dari proses perencanaan yang masuk sampai ke detail dan teknis terdalam terkait riset.
T: Menurut Bapak, bagaimana menyikapi karakter riset LIPI yang multidisipliner agar bisa lebih fokus dan hasilnya BSN (Besar, Signifikan, Nyata)?
J: Sesuai tugas dan fungsi (tusi-nya) LIPI memang menaungi hampir semua disiplin keilmuan. Tidak ada yang salah dengan hal ini. Masalah utama riset di LIPI bukan pada fokus atau tidak. Yang lebih penting adalah bagaimana bisa meningkatkan substansi riset. Bila banyak riset yang diakui di LIPI, akan mudah menentukan fokus bilamana diperlukan. Tetapi bila riset dengan substansi bagus, alias telah well-proven, belum banyak akan sulit sekali menentukan fokus. Karena menentukan fokus pasti membutuhkan keberanian bahwa riset yang menjadi fokus benar-benar akan berhasil secara ilmiah.
T: Menurut Bapak, apa pentingnya pemahaman manajerial khususnya research management bagi peneliti LIPI?
J: Idealnya peneliti tidak perlu memahami manajemen riset, mereka cukup fokus pada substansi riset sesuai kepakaran dan minatnya. Manajemen riset sangat krusial untuk manajemen pelaksana pemegang anggaran. Manajemen ini tidak hanya paham masalah manajerial, tetapi seyogyanya memiliki intuisi periset, sehingga lebih mudah untuk memadukan kebutuhan dan karakteristik riset dengan regulasi eksternal khususnya yang terkait anggaran negara.
T: Bagaimana pandangan bapak mengenai peran peneliti LIPI dalam menghadapi era digitalisasi?
J: Peneliti LIPI secara umum tidak memiliki kendala terkait dengan era internet saat ini. Meski masih banyak (sekali) yang belum mencapai level 'melek internet' selayaknya seorang peneliti. Ini merupakan salah satu tantangan LIPI ke depan bagaimana meningkatkan tingkat 'melek internet' sampai level yang seharusnya. Hal ini sebagian besar terjadi pada peneliti yang memang sudah kurang aktif melakukan riset di garda terdepan ilmu pengetahuan.
T: Apa pesan bapak untuk para kandidat peneliti LIPI?
J: Harus banyak belajar, berdiskusi dan mencari jam terbang yang tinggi di dunia penelitian. LIPI membutuhkan peneliti-peneliti handal di berbagai bidang. Jadi tidak sekedar menjadi peneliti karena berstatus PNS LIPI. (dee/nta)
Dr. Laksana Tri Handoko: Researchers Just Focus on the Research Substance
Dr. Laksana Tri Handoko, people know him as the figure behind the success of the online recruitment of LIPI, LIPI website development, and his activeness in becoming coach in the youth science competition. He has never been in the position of the structural before, this Physics researcher are now believed become the Head of Research Center for Informatics LIPI. To find out his views on research the Public Relation of LIPI interview him. Heres the interview:
Q: How does it feel become an official with your background as a Researcher?
A: I never thought that there were differences researchers and officials except that the official should be formally thought about other people and things. Researcher responsibilities were as a problem solver, although it was not directly related to the others. Thats why long time ago I was involved in many things as long as I consider to contribute until the maximum.
On the other hand, because becoming an official R D institutions (Research and Development), of course the background as a researcher enabled me for understand what to do and I can do at the institution that I lead.
Q: Are there any obstacles during becoming the structural related to your research activities?
A: Of course it~s cutting my research time about 90 percent. But I still try to maintain my research activities with only 10 percent left. Thats why I was guiding my student, even though the discussion time was at night or over the weekend at home. But this was not an obstacle for me and my student because we actually did it. I also was dealing with a lot of things outside the research before I become an official.
Q: From a variety of awards / award ever received, which are the most memorable and why?
A: Wow this is tough, because I never bother with it. Well if it was given I~m very grateful and I accepted. The memorable for me was the process of doing research, finding a solution to the research problem or not.
Q: Do you have any ideas for future LIPI?
A: Obviously I have a lot of ideas. But at the end LIPI as a scientific institution capable in taking part globally and was recognized in accordance of scientific outputs.
Q: How is your view about the planning of research at LIPI?
A: The main activity in LIPI is the research at the level of the highest authority of scientific institution in Indonesia. With these characteristics, it is necessary to plan very different from the general planning in the Ministry / Agency (K / L) Other. The things related to planning the details according to the research that has not been understood by the majority of the Budget User Authority (KPA) at LIPI. Because of typical Work Plan and Budget Ministry / Agency (RKAKL) at LIPI is similar to what has been done from time to time since the first. In fact was that the current challenges and future higher in the middle of increasingly fierce global competition. So it must be a breakthrough and creativity in the corridor of the existing regulations to optimize all resources (human, financial) available. All of these should start from the process of planning that goes down to the deepest technical detail and related to research.
Q: According to you, how to respond to the multidisciplinary of the research character LIPI to be more focused and has the MSR result (Major, Significant, and real)?
A: According tasks and functions (its tasks and functions) LIPI was overshadowed almost all scientific disciplines. There is nothing wrong with this. The main problem was not that the LIPI research was in focus or not. The important thing was how it can improve the research substance. When many recognized research at LIPI, will be easily determine focus when it necessary. But when research with good substance or have well-proven, there must be difficult to determine focus. Because of determining the focus definitely requires courage because the researches which focus will be succeeded scientifically.
Q: According to you, what is the importance about the managerial understanding specifically in management research for LIPI researcher?
A: Ideally the researchers did not need to understand about the management of research, they only need to focus on the research substance which was suitable with the expertise and interests. Management research was crucial for implementing management budget holders. Management not only understands about managerial problems but also have the researcher~s intuition in making it easier to integrate the needs and characteristics of research with external regulations specifically related to state budget.
Q: How is your view about the role of LIPI~s researchers in the era of digitalization?
A: LIPI researchers generally did not have difficulties related to internet era these days. Although there were so many researchers that did not achieved the level of -YŽinternet literacy¡ which was common for the researcher. It will be the challenge for LIPI in the future to increase the knowledge of the internet. It happened to the researchers who were not too active in the research of the sciences.
Q: What is your message to the candidates of LIPI researchers?
A: They have to learn a lot, a lot of discussion and looking for higher flying hours in the world of research. LIPI needs great researchers in their field, so it was not only became a researcher because of became civil worker at LIPI. (li)
Published in netsains (Merry Magdalena, 14 Mei 2013)
Sejumlah mahasiswa Indonesia yang diterima sebagai peserta CERN Summer Student Programme (CSSP) 2013 di Jenewa, Swiss pada bulan Juli-Agustus 2013. Keputusan penerimaan ditentukan oleh Panitia CSSP di CERN dengan dibantu oleh Contact Person CERN di Indonesia (Haryo Sumowidagdo dan L.T. Handoko). Partisipasi mahasiswa Indonesia di CSSP 2013 merupakan momen bersejarah karena menandai awal keterlibatan Indonesia secara langsung pada kolaborasi ilmiah global terbesar di dunia yaitu CERN.
CERN (Organisation Européene pour la Recherche Nucleaire atau European Organization for Nuclear Research - http://www.cern.ch) merupakan lembaga penelitian internasional dengan fokus penelitian fisika partikel. Dalam 2 tahun terakhir, CERN dikenal luas terkait pemberitaan pencarian dan penemuan partikel Higgs di salah satu akselerator partikelnya yang bernama LHC.
CSSP 2013 akan diikuti oleh lebih kurang 250 mahasiswa dari seluruh dunia yang telah melalui seleksi oleh CERN. Untuk kali pertama Indonesia akan diwakili oleh 3 mahasiswa :
Khusus untuk mahasiswa Indonesia, seleksi dilakukan dengan beberapa kriteria tambahan :
Para peserta CSSP tidak hanya mengikuti perkuliahan terkait, tetapi juga akan dilibatkan secara langsung di aneka eksperimen dalam bentuk berbagai proyek penelitian terdepan di CERN. Kemungkinan salah satu dari mahasiswa Indonesia akan dilibatkan pada kolaborasi CMS dibawah bimbingan Haryo yang saat ini aktif berkiprah di CERN.
Diharapkan partisipasi Indonesia di CSSP terus berlanjut, dan akan ada lebih banyak pelamar dari seluruh Indonesia. Kesempatan ini terbuka bagi mahasiswa dengan latar belakang fisika eksperimen maupun terapan; serta bidang teknik / rekayasa / informatika. Karena aktifitas eksperimen di CERN melibatkan beragam kepakaran lintas disiplin dan keahlian.
Partisipasi di CSSP merupakan satu rangkaian rencana besar Indonesia untuk berkiprah di kolaborasi global seperti CERN dalam waktu dekat. Kolaborasi ini tidak hanya penting dari sisi ilmiah, tetapi sangat strategis untuk membuka akses ke aneka teknologi tinggi terbaru yang dikembangkan untuk menjawab tuntutan eksperimen.
Pendaftaran untuk CSSP tahun 2014 akan dibuka sekitar November 2013, dan akan diumumkan kemudian.
Published in inilah.com (Erwindo Raja S, 14 Mei 2013)
Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) terpilih mewakili Indonesia untuk mengikuti program pelatihan di Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (Conseil Europene pour la Recherche Nuclaire, CERN) di Jenewa, Swiss. Keikutsertaan mereka dalam program tersebut merupakan yang kali pertama bagi Indonesia.
Ketiga mahasiswa ITB yang terpilih adalah Nathaniel Chandra Harjanto (Teknik Fisika), Muhammad Firmansyah Kasim (Teknik Elektro), dan Imre Nagi (Teknik Elektro).
"Partisipasi mahasiswa Indonesia di CSSP 2013 menjadi momen bersejarah yang ditandai keterlibatan Indonesia secara langsung pada kolaborasi ilmiah global terbesar di dunia yakni CERN," kata LT Handoko, dari Pusat Penelitian Informatika dan Pusat Penelitian Fisika, LIPI, yang merupakan kontak CERN di Indonesia seperti dikutip BBC.
Program pelatihan mahasiswa di CERN akan digelar pada bulan Juli dan Agustus mendatang serta akan diikuti sekitar 250 mahasiswa dari seluruh dunia yang telah melalui seleksi CERN.
Para peserta CSSP tidak hanya mengikuti perkuliahan terkait, tetapi akan dilibatkan secara langsung dalam berbagai eksperimen di berbagai proyek penelitian di CERN.
"Besar kemungkinan salah seorang mahasiswa dari Indonesia akan dilibatkan pada sebuah penelitian dengan bimbingan Haryo Sumowidadgo, seorang ilmuwan Indonesia yang bekerja di CERN," tambah Handoko.
Handoko menambahkan, seleksi untuk mahasiswa Indonesia dengan melihat potensi siswa meneruskan studi dan menekuni bidang fisika partikel eksperimental atau sains terapan. Program musim panas di CERN terbuka untuk seluruh mahasiswa dengan latar belakang fisika eksperimen maupun terapan serta bidang teknik rekayasa dan informatika.[ang]
Published in BBC Indonesia (13 Mei 2013)
Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) terpilih untuk mewakili Indonesia untuk pertama kalinya dalam mengikuti program di organisasi penelitian nuklir Eropa, CERN, di Jenewa, Swiss.
Partisipasi mahasiswa Indonesia di CSSP 2013 merupakan momen bersejarah karena menandai awal keterlibatan Indonesia secara langsung pada kolaborasi ilmiah global terbesar di dunia, CERN, kata LT Handoko, dari Pusat Penelitian Informatika dan Pusat Penelitian Fisika, LIPI, yang juga merupakan kontak CERN di Indonesia.
Tiga mahasiswa ITB yang terpilih adalah Nathaniel Chandra Harjanto (Teknik Fisika), Muhammad Firmansyah Kasim (Teknik Elektro), dan Imre Nagi (Teknik Elektro). Program musim panas mahasiswa di CERN akan diikuti sekitar 250 mahasiswa dari seluruh dunia yang telah melalui seleksi CERN.
Terlibat eksperimen
Para peserta CSSP tidak hanya mengikuti perkuliahan terkait, tetapi juga akan dilibatkan secara langsung di aneka eksperimen dalam bentuk berbagai proyek penelitian terdepan di CERN, kata Handoko.
Ia mengatakan kemungkinan salah seorang dari mahasiswa Indonesia akan dilibatkan pada penelitian dengan bimbingan Haryo Sumowidadgo, ilmuwan Indonesia yang bekerja di CERN. Handoko juga mengatakan dalam pernyataan yang diterima BBC, seleksi untuk mahasiswa Indonesia termasuk dengan melihat potensi siswa untuk meneruskan studi dan menekuni bidang fisika partikel eksperimental atau sains terapan.
Program musim panas di organisasi penelitian nuklir Eropa ini terbuka untuk seluruh mahasiswa dengan latar belakang fisika eksperimen maupun terapan serta bidang teknik rekayasa dan informatika.Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) terpilih untuk mewakili Indonesia untuk pertama kalinya dalam mengikuti program di organisasi penelitian nuklir Eropa, CERN, di Jenewa, Swiss.
Partisipasi mahasiswa Indonesia di CSSP 2013 merupakan momen bersejarah karena menandai awal keterlibatan Indonesia secara langsung pada kolaborasi ilmiah global terbesar di dunia, CERN, kata LT Handoko, dari Pusat Penelitian Informatika dan Pusat Penelitian Fisika, LIPI, yang juga merupakan kontak CERN di Indonesia.
Published in P2I LIPI (Humas P2I, 8 Mei 2013)
Air Susu Ibu (ASI) adalah titipan Tuhan yang sangat berharga bagi bayi dan tidak dapat tergantikan. Setiap Ibu mendambakan untuk bisa memberikan ASI selama 2 tahun bagi buah hatinya. Bagaimana dengan Ibu bekerja? Dapatkah Ibu tetap memberikan ASI?
Semuanya dibahas di acara SosialisASI - Sukses Menyusui Bagi Ibu Bekerja yang sekaligus merupakan Launching Ruang Laktasi di Kampus LIPI Bandung. Acara yang dilaksanakan di Pusat Penelitian Informatika, Kampus LIPI Bandung Gedung 20 Lantai 3 pada hari Rabu 8 Mei 2013 tersebut dibuka oleh Laksana Tri Handoko selaku Kepala Pusat Penelitian Informatika - LIPI.
Acara tersebut dihadiri oleh para calon ibu, ibu hamil, ibu menyusui dan juga terbuka untuk para ayah di lingkungan Kampus LIPI Bandung. SosialisASI Sukses Menyusui Bagi Ibu Bekerja diberikan oleh Lintang Dwi Febridiani, staf Pusat Penelitian Informatika - LIPI yang juga Konselor Menyusui serta Kadiv. edukasi & Training AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) Jawa Barat.
Dalam acara tersebut dibahas mengenai ASI itu sendiri dan manfaatnya bagi bayi, ibu, ayah, perusahaan/instansi serta bagi masyarakat dan negara. Selain itu juga dibahas mengenai Manajemen ASI yang meliputi prinsip produksi ASI, memerah ASI di kantor, Penanganan ASI Perah (ASIP) serta Tips Taktis dan Tips Sukses bagi Ibu Bekerja untuk bisa memberikan ASI.
Ketersediaan Ruang Laktasi di Kampus LIPI Bandung ini merupakan salah satu upaya instansi untuk mendukung para ibu bekerja yang sekaligus ibu menyusui di lingkungan LIPI Bandung untuk dapat memberikan ASI eksklusif. Hak memberikan ASI eksklusif bagi bayinya untuk wanita bekerja, termasuk kesempatan untuk memerah ASI saat jam kerja merupakan hak yang dilindungi oleh Undang-Undang. Beberapa landasan hukum diantaranya : UU No 36/2009 tentang Kesehatan, UU No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, SKB tahun 2008 MenPP-Menakertrans-Menkes dan PP No 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif.
Published in Antara (9 April 2013)
PT Kalbe Farma Tbk perusahaan yang bergerak dibidang farmasi melakukan sosialisasi "Kalbe Junior Scientist Award 2013" (KJSA) suatu ajang lomba karya sains tingkat sekolah dasar di seluruh Indonesia untuk yang ketiga kalinya.
"Peraturan lomba tidak banyak berubah dibanding tahun-tahun sebelumnya kegiatan dapat diikuti siswa SD kelas empat sampai enam saat mendaftar," kata Andreas S. Santoso Ketua Harian Kalbe Science 2013 saat pelaksanaan sosialisasi kegiatan di Jakarta, Selasa.
Peserta bisa perorangan maupun kelompok maksimal dua orang dengan seorang pendamping bisa guru atau orang tua siswa yang didaftarkan paling lambat tanggal 22 Juni 2013, sedangkan formulir pendaftaran dapat diunduh melalui www.kalbescienceawards.com, papar Andreas.
Andreas mengatakan, team juri akan memilih 18 karya terbaik serta mereka akan diundang ke Jakarta untuk mempresentasikannya pada tanggal 26 - 29 Agustus 2013, kemudian dari karya itu akan dipilih sembilan terbaik untuk diikutsertakan pada kegiatan "Kalbe Junior Science Fair" tanggal 20 - 22 September 2013.
"Sembilan pemenang terbaik masing-masing akan mendapatkan tabungan pendidikan Rp10 juta dan bantuan sekolah senilai Rp10 juta, kemudian untuk karya pemenang paling favorit akan mendapatkan tambahan tabungan pendidikan Rp5 juta," kata Andreas.
Andreas mengatakan, karya sains yang boleh didaftarkan meliputi ilmu pengetahuan alam terpadu, teknologi terapan, dan matematika.
Team juri meliputi L.T Handoko (LIPI), Yohanes Surya (Yayasan Surya Institute), Puspita Lisdiyanti (LIPI), Karnadi (Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta), dan Mayke S. Tedjasaputra (Psikolog UI).
Boenjamin Setiawan selaku pendiri Kalbe Group yang hadir pada kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan KJSA bertujuan untuk memupuk kecintaan terhadap dibidang sains sejak masih kanak-kanak.
Sehingga dia sangat menyayangkan apabila pemerintah sampai mengurangi kurikulum pendidikan dibidang pengetahuan kehidupan (life science) karena itu merupakan kemunduran dibidang pendidikan, kata Boenjamin.
Boenjamin mengatakan, Kalbe saat ini justru tengah mengembangkan sel punca (stem cell) yang sebenarnya merupakan bagian dari life science.
"Sel punca itu dapat dimanfaatkan untuk meregenerasi sel dan jaringan yang rusak yang pada akhirnya dapat memperpanjang usia manusia," jelas dia.
Boenjamin berharap ke depannya biaya riset Indonesia dapat terus ditingkatkan dari kondisi saat ini yang hanya 0,3 sampai 0,4 persen dalam upaya pengembangan sains agar tidak tertinggal dengan negara lain.
Saat ini negara seperti Amerika Serikat, Cina, Jepang, Jerman, Korea, Inggris, Perancis, India mengalokasikan dana tidak sedikit untuk pengembangan riset dan sains, papar dia.
Dalam kegiatan sosialisasi KJSA 2013 yang diikuti sejumlah guru sekolah dasar di Jakarta tersebut juga menghadirkan dua pakar pendidikan Prof. Dr. Iwan Pranoto Guru Besar Ilmu Matematika Universitas Teknologi Bandung (ITB) dan Dr. Karnadi, M.Si dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta yang membahas mengenai kurikulum dibidang sains.
Keduanya sepakat kalau kurikulum pendidikan dibidang sains dan matematika perlu dilakukan perubahan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi yang begitu cepat.
Iwan mengatakan, perlunya menggunakan nalar dalam mempelajari matematika dan sains tidak sekedar mengetahui cara menghitung rumus.
"Saat ini guru-guru diharuskan untuk mengajar sesuai kurikulum tetapi banyak siswa yang tidak mengerti maknanya karena siswa tidak diberikan kesempatan bertanya manfaat dari pelajaran tersebut," ungkap Iwan.
Iwan mengatakan, kurikulum saat ini hanya mengesahkan pelajaran matematika dan sains yang semu dalam arti diterima apa adanya tanpa bisa dipertentangkan lagi, padahal seharusnya ada ruang untuk lebih mengembangkan kemampuan anak didik.
"Selama ini siswa belajar di sekolah agar bisa lulus dalam ujian, tetapi mereka tidak memahami manfaat dari ilmu yang telah didapat," tegas Iwan.
Hal senada juga dikemukakan Karnadi yang mengatakan untuk menyampaikan rumus matematika lebih mudah ketimbang menyampaikan dalam bentuk soal cerita.
Dia mengatakan, kurikulum pendidikan bukan sekedar menghapal dan mengingat namun harus memberikan peluang untuk mengembangkan kecerdasan.
Iwan menambahkan, terkait dengan perubahan kurikulum sains dan matematika tersebut, dirinya telah menyampaikan sejumlah pemikiran kepada Menteri Pendidikan dan kebudayaan sebagai masukan.
Published in Tempo (9 April 2013)
PT Kalbe Farma menggelar ajang lomba karya sains tingkat sekolah dasar, Kalbe Junior Scientist Award 2013. Lomba tersebut terbuka bagi siswa di seluruh Indonesia.
"Kalbe Junior Scientist Award merupakan kegiatan tahunan yang telah digelar Kalbe sejak 2011 dengan tema Inovasi untuk Kehidupan yang Lebih Baik," ujar Arief Nugroho, Ketua Panitia Kalbe Junior Scientist Award 2013, dalam sosialisasi lomba di Jakarta, Selasa, 9 April 2013. Dengan acara tersebut, kata Arief, Kalbe berharap dapat menjaga antusiase anak-anak tingkat sekolah dasar untuk semakin mencintai ilmu pengetahuan, sains dan teknologi. "Sehingga pada akhirnya dapat lebih memajukan bangsa dan negara kita," ujarnya.
Selain Kalbe Junior Scientist Award, Kalbe juga mengadakan acara Kalbe Junior Science Competition dan Kalbe Junior Science Fair. Pameran dan science fair anak terbesar di Indonesia itu akan diadakan September mendatang.
Untuk Kalbe Junior Scientist Award, karya sains sederhana yang boleh didaftarkan terbatas pada bidang ilmu pengetahuan alam terpadu, teknologi terapan, dan matematika. Kegiatan ini ditujukan bagi siswa SD kelas IV sampai VI.
Pendaftaran lomba dimulai 9 April 2013 dan ditutup pada 22 Juni 2013. Syarat-syarat lomba dapat diakses melalui http://www.kalbescienceawards.com. 18 finalis akan diundang ke Jakarta untuk mempresentasikan hasil karya mereka kepada dewan juri. Hasil karya sembilan pemenang akan dipamerkan pada acara Kalbe Junior Science Fair di bulan September 2013.
Tim juri terdiri dari LT Handoko (LIPI), Yohanes Surya (Direktur Yayasan Surya Institute), Puspita Lisdiyanti (LIPI), Karnadi (Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ), Mayke S. Tedjasaputra (psikolog dan dosen di Universitas Indonesia).
Published in Biotek LIPI (9 March 2013)
Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan Iptek LIPI menyelenggarakan pertemuan dalam rangka menindaklanjuti hasil Raker LIPI mengenai pentingnya penguatan kehumasan LIPI. Kegiatan ini dilaksanakan 6 Maret 2013 lalu, bertempat di Gedung Auditorium Puslit Bioteknologi LIPI, Cibinong.
Curah pikir ini diawali dengan pemaparan kepala BKPI, Dr. Ir. Bogie Soedjatmiko E.T, M.Sc pengenai -YŽPengarahan Hasil Raker LIPI¡. Sementara itu Kapus Informatika LIPI, Dr. L.T. Handoko menjelaskan pentingnya¡Optimalisasi Web Coorporate LIPI¡. Kemudian dilanjutkn presentasi masing-masing Satker, diikuti diskusi yang dipandu oleh Kabag Humas BKPI LIPI.
Acara yang digelar di Puslit Bioteknologi LIPI ini dihadiri tidak kurang dari 30 orang, terdiri dari Pejabat Struktural dilingkungan LIPI, Jaif, Pranata Humas dan Kandidat Pranata Humas. Diharapkan melalui pertemuan ini dapat meningkatkan sinergi kehumasan dilingkungan LIPI diantaranya dengan melakukan penguatan SDM kehumasan, dan optimalisasi peran Humas. Di samping itu yang juga tidak kalah pentingnya adalah memberdayakan Pranata Humas dilingkungan Satker guna meningkatkan kemampuan marketing, memberdayakan jasa informasi.
Keberadaan Website baik di masing-masing Satker dan lebih khusus lagi Website harus dijadikan media atau alat interaksi yang memiliki fokus pada konten primer. Strategi yang akan ditempuh diantaranya aplikasi produk LIPI oleh LIPI sendiri, integrasi web Satker dengan LIPI, diseminasi hasil Litbang melalui sosial media dan promosi (Avi)
Published in Ristek (Humas Ristek, 27 Februari 2013)
Salah satu fungsi Puspiptek sebagai Indonesia Science & Technology Park (I-STP) adalah sebagai intermediator dan front office antara lembaga litbang dengan pengguna khususnya industri agar hasil-hasil litbang dapat dikomersialisasikan. Dalam hal ini, salah satu dukungan yang sangat diperlukan adalah data ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dari pusat-pusat penelitian milik LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementerian).
Data iptek kawasan Puspiptek saat ini tersebar di masing-masing LPNK, yang berdiri sendiri dan tidak terhubung dan terintegrasi satu sama lain. Setiap LPNK memiliki pusat dan manajemen data tersendiri sehingga data iptek seperti hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh LPNK tersebut hanya dapat diketahui oleh LPNK yang bersangkutan. Bahkan dalam faktanya pengguna iptek seperti industri mengalami kesulitan dalam mencari hasil-hasil penelitian yang sesuai dengan kebutuhannya.
Sebagai langkah awal untuk mendorong terintegrasinya data iptek di kawasan Puspiptek, Asisten Deputi Penyedia dan Pengguna Kementerian Riset dan Teknologi bekerjasama dengan Forum Teknologi Industri Puspiptek (FTIP) menyelenggarakan focus group discussion (FGD) dengan tema "Membangun interoperabilitas data iptek di kawasan Puspiptek untuk mendukung Indonesia Science & Technology Park (I-STP)" pada 25 Februari 2013 di Puspiptek, Serpong.
Asdep Jaringan Penyedia dengan Pengguna, Sri Setiawati, dalam sambutannya menyatakan bahwa FGD ini diperlukan sebagai langkah awal sarana sharing dan membantu untuk penciptaan integrasi data iptek, khususnya di kawasan Puspiptek. FGD ini akan dilakukan beberapa kali sebagai tindak lanjut, demikian ditandaskan Sri.
Dalam kesempatan ini dihadirkan narasumber yaitu Asisten Deputi Data dan Informasi Iptek Kementerian Riset dan Teknologi, IPTEKNet BPPT, Pusat Pengembangan Informatika Nuklir (PPIN) BATAN, dan Pusat Penelitian Informatika LIPI.
Agus Sediadi, Asisten Deputi Data dan Informasi Iptek Kemenrstek menyatakan bahwa saat ini Kementerian Riset dan Teknologi sedang menggodok peraturan perundang-undangan tentang interoperabilitas data iptek. Oleh karena itu Kemenristek memerlukan dukungan semua stakeholder yang terkait.
Selain itu dari IPTEKNet BPPT, yang diwakili oleh Irwan Rawal Husdi menyatakan bahwa IPTEKNet BPPT saat ini telah mengembangkan pusat penelusuran data iptek nasional melalui pembangunan POTENSI (Portal telusur inovasi) dan mendukung kebutuhan statistik iptek nasional.
Supria dari Pusat Pengembangan Informatika Nuklir (PPIN) BATAN menyatakan bahwa pengelolaan data dan informasi di Batan yang mencakup data litbangyasa (SIPL) dan data hasil litbangyasa, pengembangan e-journal (IOJS) dan knowledge portal. Sistem pengelolaan dan interoperabilitas data di Batan: "one-gate policy", admin berjenjang dan update content di masing-masing unit kerja.
Sementara LT Handoko dari Pusat Penelitian Informatika LIPI, menyampaikan situs bukan menjadi tujuan, hanya sebagai alat bantu. Sistem informasi menjadi "mitra" yang memudahkan, bukan menjadi "beban tambahan" dan harus fokus pada substansi.
Khusus untuk kawasan puspiptek, tantangan yang dihadapi proses bisnis internal di Puspiptek lemah, tidak ada interaksi antar satker, dan kurangnya motivasi pada masing-masing stakeholder. Oleh karena itu diperlukan kesepakatan tentang Žbisnis¡ apa yang akan dikembangkan sebagai data iptek yang terintegrasi. Bisnis ini misalnya dalam bentuk produk, jasa, atau informasi.
Dari FGD tersebut didapatkan beberapa rekomendasi antara lain (1) dalam membangun pusat informasi iptek di Puspiptek, pada tahap awal fokus pada informasi produk dan jasa; (2) perlu dibuat forum Žjasa & informasi¡ dari setiap satker yang diberi akses untuk maintenance data; (3) dalam jangka panjang, idealnya dapat dibuat sebagai data center yang memuat berbagai informasi iptek sebagai bagian dari sistem informasi iptek nasional untuk itu diperlukan dukungan di level pimpinan institusi yang lebih tinggi; (4) diperlukan payung hukum yang mengatur legalitas pemanfaatan data yang bisa diakses dari data center; dan (5) untuk keperluan analisis dan bahan pengambilan kebijakan pimpinan, dibuat melalui sistem tertutup (intra). Untuk sementara disepakati bahwa fokus data adalah jasa dan informasi laboratorium (alat, produk, dan kepakaran). Selanjutnya Asisten Deputi Jaringan Penyedia dengan Pengguna akan memfasilitasi dibentuknya Forum Jasa dan Informasi "Ja-If" dan memfasilitasi pertemuan rutin.
Published in Kompas (Fifi Dwi Pratiwi, 25 Februari 2013)
Pemberitaan menyatakan bahwa Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN) telah menemukan Higgs boson atau "partikel tuhan". Pemberitaan didasarkan pada pengumuman CERN di konferensi ilmiah di Italia.
Benarkah partikel tersebut memang Higgs boson? Higgs boson sebelumnya diteorikan oleh peter Higgs, melengkapi Model Standar fisika partikel. Partikel ini berperan dalam memberikan massa sehingga semesta bisa tercipta.
Laksono Tri Handoko, peneliti grup fisika teoretik dan komputasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengatakan bahwa apa yang diumumkan CERN hanya menunjukkan perkembangan terkini pencarian Higgs boson.
"Partikel yang ditemukan memang termasuk dalam kategori partikel boson dan diduga partikel Higgs Karakteristik partikel tersebut menunjukkan karakter yang sesuai dengan kategori partikel boson, tetapi berbeda dengan karakter partikel boson lainnya yang telah ditemukan," papar Handoko.
Karakter yang sesuai dengan partikel boson adalah spin nol dan tidak bermuatan. CERN dalam pertemuan yang berlangsung di kota La Thuila, Italia, mengonfirmasi bahwa sifat tersebut dimiliki oleh partikel baru yang diumumkan penemuannya 4 Juli 2012 lalu.
Handoko menambahkan, "Untuk membuktikan partikel ini adalah partikel Higgs boson, masih perlu dilakukan eksperimen lebih lanjut, atau setidaknya ada tim peneliti lain yang melakukan kajian mengenai partikel tersebut dan hasil kajiannya mendukung hasil temuan peneliti CERN."
Seandainya partikel yang ditemukan memang benar partikel Higgs boson, maka untuk bisa membuktikan partikel itu memang Higgs boson yang dimaksud dalam skenario Model Standar fisika partikel, perlu dilakukan kajian untuk melihat kesesuaian karakteristiknya, terutama massa dan peluruhannya.
"Salah satu karakter yang harus dipenuhi untuk menunjukkan bahwa partikel yang ditemukan adalah partikel Higgs boson yang sesuai dengan Model Standar fisika partikel, adalah memiliki rentang massa 200 GigaelektronVolt (GeV)," papar Handoko saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/3/2013).
"Namun, kalaupun partikel itu bermassa 200 GeV, belum tentu partikel tersebut adalah partikel Higgs boson yang sesuai dengan skenario Model Standar fisika partikel, bergantung mode peluruhannya," pungkas Handoko.
Published in Media Indonesia (Siswantini Suryandari, 25 Februari 2013)
Berawal dari teori yang dikembangkan fisikawan dunia, dia menemukan teori-teori baru yang akan disumbangkan ke dunia internasional.
Nama partikel tuhan tiba-tiba mencuat dan akrab di telinga masyarakat setelah novelis Dan Brown memperkenalkannya dalam novel Angles and Demons. Partikel tuhan yang diperebutkan antara detektif John Langdon dan perkumpulan Illuminati menjadi daya tarik novel itu. Apalagi salah satu partikel nuklirnya akan mengjhancurkan kota Vatikan. Dalm novel itu, Brown pun menggambarkan aktivitas para fisikawan di CERN.
Apa sebenarnya partikel tuhan ? Ternyata salah seorang peneliti Indonesia ikut terlibat dalam riset partikel tuhan tersebut. Dialah L.T. Handoko. atau yang akrab disapa LTH. Fisikawan dari LIPI itu menjelaskan god particle sebetulnya adalah partikel Higgs.
"Partikel tuhan hanya istilah. Dulu malah pernah ada buku yang menulis god damn particle karena partikel yang dicari-cari enggak ketemu. Intinya susah," kata Handoko. Namun. istilah itu dianggap terlalu kasar, kemudian diganti menjadi god particle. Istilah itu dipakai hingga sekarang.
Handoko merupakan satu dari sekian banyak ilmuwan yang terpanggil untuk mencari partikel-partikel yang susah ditemukan itu. Meski begitu, Handoko lebih fokus pada teori.
Dialah salah satu dari sekian banyak ahli fisika teori yang direkrut dalam proyek internasional di laboratorium CERN, yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. CERN, atau Conseil Europeen pour la Recherche Nucleaire, merupakan organisasi riset nuklir Eropa yang fokus pada partikel-partikel fisika. Handoko mengaku dalam empat tahun ke depan, dia akan aktif dalam tim tersebut karena teori yang ia buat sudah rampung.
"Memang Indonesia baru menjajaki untuk kontribusi aktif. Berharap empat tahun ini sudah mulai terlihat. Pada dasarnya fisika partikel tidak banyak ditekuni. Saya memang tertarik pada teori fisika ketimbang fisika eksperimental," ujar dosen fisika di Universitas Indonesia (UI) itu.
Dia menjelaskan, secara teoretis, partikel fisika itu sudah diteliti sejak 1968. Apa pun materinya, ada pembentuknya.
"Nah, kita mencari tahu apa sih pembentuk elementernya. Lebih kecil daripada atom. Itu topik utama kajiannya, kami sudah menemukan 16 partikel ditambah yang belum dikonfirmasi. Ke-16 partikel itu sudah ditemukan pada 1998," terangnya.
Tujuan menemukan partikel itu ialah untuk mengetahui materi paling dasar sehingga mudah memahami alam semesta. Selain itu, hasil riset bisa dimanfaatkan untuk teknologi ke depan.
Handoko menyebutkan saat ilmuwan fisika menemukan elektron pada 1930-an, manfaat elektron belum diketahui. Pada saat itu orang hanya mengetahui ada partikel kecil yang membawa partikel listrik. Kini elektron dipakai untuk barang-barang elektronik karena basisnya elektron.
Partikel tuhan, atau partikel Higgs, sebetulnya belum ditemukan, tapi masih dalam tahap indikasi. Menurut Handoko, partikel Higgs ini ada kemiripan berdasarkan teori fisika.
"Prediksinya kan kami dalam riset menemukan 16 partikel dan satu yang belum ditemukan. Di situ ada 6 jenis kuark, 6 jenis elektron, dan seterusnya. Kalau partikel itu tidak ditemukan, kami harus modifikasi teorinya."
Menurutnya, partikel Higgs dikembangkan tiga fisikawan, tetapi Peter Higgs-lah yang paling populer. Teori tersebut sudah mereka kembangkan sejak 1964 dan ditengarai akan menjadi dasar teori fisika baru.
Penelitian di laboratorium CERN saat ini tengah mencarikan collider bagi teori yang diusung Higgs dkk. Proyek tersebut melibatkan 47 negara dengan biaya cukup besar.
Handoko menyebutkan, untuk eksperimentasi teori tersebut, dibuatlah terowongan sepanjang 27 km dengan diameter 3 km di bawah tanah.
"Nantinya di beberapa titik ini ada laboratorium untuk pemasangan detektor. Di permukaan sebenarnya tidak berbahaya, tetapi jadi banyak intervensi partikel lainnya, sedangkan di bawah tanah sudah terendam. Kalau di darat harus memakai tanah orang. Penyokong utamanya Amerika, Uni Eropa dan Jepang," ungkapnya.
Handoko akan terlibat di megaproyek tersebut.
Penelitian lain
Dalam proyek yang dana penelitiannya mencapai ratusan triliun rupiah itu, Handoko tidak hanya mencari partikel Higgs, tetapi juga banyak hal lain yang bisa dikuak.
"Di situ tidak harus terkait dengan teori Big Bang karena yang dicari partikel mikro yang amat kecil, sedangkan Big Bang di level besar. Ingin tahu materi pembentuk manusia seperti protein dan DNA atau mengapa listrik punya pembangkit yang bisa beroperasi berbulan-bulan tanpa bisa dihentikan dan sebagainya."
Sebagai ahli teori fisika, Handoko memang tertarik dengan masalah DNA. Saat ia kuliah program master di Jepang, Handoko menekuni fenomenologi peluruhan meson B dan perusakan charge parity. Setelah lulus kuliah, ia sempat bekerja di DESY, lembaga riset di Hamburg, Jerman, guna menekuni efek supersimetri pada peluruhan meson B serta neutrino. Hasil penelitian kolaborasi itu kemudian dikenal secara global.
Saat kembali ke Indonesia pada 2002, Handoko bersama sejumlah mahasiswanya di Fakultas Fisika UI mengkaji teori unifikasi berbasis simetri SU(6). Ia kemudian mengkaji pula teori medan di dinamika fluida pada 2005. Dari situlah Handoko bersama teman-temannya menemukan relasi matematis untuk mendapatkan persamaan Euler relativistik untuk fluida.
Teori itu terus dikembangkan guna memodelkan magnetofluida untuk plasma serta dinamika DNA pada biofisika. Handoko pun siap menjadi bagian tim riset dunia untuk memajukan dan mengembangkan teori fisika dengan penemuannya. (*/M-6)
Biodata
DARI HOBI JADI PATEN
Penelitian di bidang fisika banyak bersentuhan dengan teknologi informasi. Tak mengherankan jika kemudian Handoko jatuh cinta pada dunia komputasi.
Saya memang hobi berat terkait dengan teknologi informasi maupun komputasi. Ini memang semacam hobi yang kebablasan, bahkan saya sekarang menjadi Direktur Pusat Penelitian Informatika LIPI di Bandung," ujarnya semangat.
Rupanya hobi itu tidak main-main. Peraih Habibie Award 2003 tersebut secara serius mengadakan riset informatika hingga menghasilkan 3 paten dan 9 hak cipta.
Saya sudah melakukannya sejak 1995, tetapi yang benar-benar menjadi riset tahun 2005-an. Saya mengerjakannya bersama anggota grup saya di Serpong, serta para mahasiswa dari beberapa kampus," tuturnya.
Salah satu aplikasi yang dibuat Handoko adalah CPNS Online. Menurutnya, aplikasi itu hanya efek dari penelitian terkait manajemen data. Handoko membuatnya untuk memberi solusi agar proses penerimaan CPNS, khususnya di LIPI, bisa dilakukan lebih murah, mudah sekaligus transparan, dan aman.
"Meminimalkan adanya permaianan atau kecurangan pada proses penerimaan CPNS tersebut," kata ayah dua anak itu.
Beberapa aplikasi lain yang dihasilkan dari hobi informatikanya ialah ISSN Online, LIPI Press Online, OSS Indonesia, BUKU-e, TESIS Online, Indotex, Indeks Ilmiah Indonesia, Memory of the World Indonesia, dan LIPI-IR yang merupakan repository insitusi pertama yang diaktifkan di Indonesia dan teregistrasi di OpenDOAR. Semua aplikasi itu dibuka untuk masyarakat umum secara cuma-cuma.
Aktif berorganisasi
Sebagai peneliti yang terbiasa dengan keteraturan, Handoko juga menginginkan hal yang sama pada relasinya dengan kawan-kawan. Pada awal 2000-an komunitas fisika teori masih sangat sedikit.
"Saat itu bahkan sama sekali belum ada kegiatan ilmiah yang spesifik untuk komunitas fisika teori di Indonesia. Padahal, tanpa komunitas dan kegiatan yang solid, tentu saja akan sangat sulit bagi kami untuk berkembang," kata dia.
Akhirnya Handoko mendirikan Grup Fisikawan Teoritik Indonesia (GFTI) yang punya pertemuan ilmiah tahunan, yaitu Conference on Theoretical Physics and Nonlinear Phenomena. Hampir bersamaan dengan pendirian GFTI, Handoko juga menggagas berdirinya Masyarakat Komputasi Indonesia.
"Saya mendirikan ini karena grup penelitian saya di Puspiptek Serpong adalah Grup Fisika Teori dan Komputasi (GFTK) sehingga saya merasa harus mengakomodasi staf saya yang sebagian besar terkait dengan bidang komputasi dan bukan fisika teori," cetusnya.
Bagi Handoko, menyediakan wadah bagi stafnya sama dengan mengakomodasi perkembangan pengetahuan mereka secara mudah dan terorganisasi. (*/M-6)