main article site » |
Published in Kemenko Maritim (7 Septmenber 2018)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Perkembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba, Jumat (7/09). Menko Luhut menggandeng 3 lembaga untuk meneliti kualitas air di Danau Toba yaitu World Bank, LIPI, dan Perum Jasa Tirta.
“Semua program pembangunan di bawah koordinasi Kemenko Bidang Kemaritiman selalu dikerjakan dan berpijak pada hasil penelitian. Oleh karena itu, hasil penelitian oleh World Bank, LIPI, dan Jasa Tirta agar menjadi pijakan bagi kita bersama dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan di Kawasan Danau Toba” arahan Menko Luhut setelah mendengar paparan dari ketiga lembaga tersebut.
“Ini akan saya follow up dan akan saya perintahkan ke pada pemda untuk bersinergi dengan pemerintah pusat untuk menangani permasalahan ini,” respon Menko Luhut terhadap data kualitas air Danau Toba di berbagai titik koordinat lintas 10 Kabupaten yang mengelilinginya.
Salah satu rekomendasi peneliti adalah perlunya dilakukan konservasi hutan karena adanya penebangan terus menerus di hulu.
“Kita harus melakukan konservasi, penanaman pohon jangan dilakukan di musim kemarau, ini harus terintegrasi, disiapkan dengan benar yaitu penanaman harus di musim hujan. Hal ini penting tujuannya agar tidak menganggu Danau Toba karna penebangan,” tuturnya.
Dari segi regulasi, Menko Luhut meminta kepada pihak terkait untuk melakukan sinkronisasi peraturan terkait penebangan pohon.
“Harus ada _replanting_ serta pohon apa yang ditanam kembali,” Ungkapnya di sela-sela rapat koordinasi yang di selenggarakan di ruang rapat kampus IT Del, Kabupaten Tobasa.
Selain masalah konservasi, keberadaan kerambah di Danau Toba harus dikendalikan. LIPI menjelaskan kerambah yang di perbolehkan maksimal 1.925 petak dan untuk kerambah perusahaan harus dikurangi sampai 70%.
Hal ini terkait dengan pendapat LIPI bahwa dibutuhkan waktu 75 tahun untuk Danau Toba membersikan dirinya sendiri. Tapi pembersihan tidak akan selesai jika proses pengotoran terus dilakukan.
Lebih jauh LIPI menjelaskan jika danau tersebut oligroponik dengan memenuhi standar kualitas air tertentu, maka akan cocok menjadi destinasi dunia.
Pengaturan kerambah sendiri sudah mengalami kemajuan. Contohnya di Kabupaten Tapanuli Utara seperti dilaporkan Bupati Nikson Nababan yang mengatakan di daerah Muara sudah zero kerambah. Sebabnya, upaya pemda sudah dilakukan sejak 2 tahun yang lalu.
“Kerambah di taput 2 tahun lalu kami rapat, di Muara sudah tidak ada keramba,” papar Nikson.
Tidak berhenti pada penertiban semata, Menko Luhut meminta ada solusi terkait nasib masyarakat pengelola kerambah.
“Kita mau komperhensif penelitiannya ini,” terang Menko Luhut yang memberi waktu ke para bupati untuk menyusun rencana peralihan profesi tersebut.
Misalnya untuk dipersiapkan program pembibitan di kawasan Danau Toba melibatkan Kementerian Pertanian.
Turut serta Pemerintah daerah dalam rapat koordinasi ini yaitu Bupati Samosir, Bupati Simalungun, Bupati Humbang Hasundutan, Bupati Tapanuli Utara, Bupati Karo, Bupati Dairi, Bupati PakPak Barat, dan Bupati Toba Samosir.
Published in ceknricek (7 June 2018)
Budaya riset di Indonesia ternyata ketinggalan dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dr. L.T. Handoko bertekad mengejar ketertinggalan tersebut. Ia pun memanggil para peneliti Indonesia di luar negeri.
"Kami akan memanggil diaspora berusia 20 sampai 40 tahun. Mereka mungkin belum punya tempat di luar negeri. Mereka kita panggil. Di LIPI, mereka bisa mengekspresikan kemampuan dan passion mereka," katanya.
Selanjutnya saksikan video berikut: YouTube atau di sini.
Published in IQSS Harvard (Philip Durbin, 1 June 2018)
I just got back from the Indonesian Institute of Sciences (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia or LIPI) where Sonia Barbosa and I were invited to give talks and participate in workshops in Jakarta and Bandung entitled “Managing and Sharing of Research Data to Increase Research Quality.”
LIPI recently launched a research data repository for all researchers in Indonesia called Repositori Ilmiah Nasional (RIN) at rin.lipi.go.id and last week’s workshops were oriented toward getting their researchers and librarians more familiar with data sharing in general and Dataverse in particular.
The group within LIPI that invited us is the Center for Scientific Documentation and Information (Pusat Dokumentasi Informasi Ilmiah or PDII) and Slamet Riyanto, the researcher who coordinated our visit, already blogged about the event, linking to our talks and sharing a couple pictures. We were formally invited by Sri Hartinah, who is a researcher and former head of PDII.
Our flight arrived in Jakarta the morning of Monday, May 7th. Slamet and Sjaeful Afandi picked us up at the airport and brought us to the LIPI office to meet the team from PDII who are most involved in Dataverse, have a quick tour, and get some lunch. Thank you to Sjaeful, pictured below, for picking up some gado-gado! We met Hendro Subagyo, the new head of PDII, Ekawati Marlina, Data Quality Manager, and Wasi Tri Prasetya, Division Head of Facilities for Information Access.
On Tuesday we toured the facility and met with Mego Pinandito, Deputy Chairman for Scientific Services at LIPI, who is very supportive of the new RIN repository.
Tuesday afternoon was spent training PDII librarians on Dataverse. Sonia took the stage and I answered technical questions on the side. Lunch was ayam goreng (fried chicken).
Wednesday was the workshop in Jakarta. We handed out Dataverse bags and took our seats as L. T. Handoko, Deputy Chairman for Engineering Sciences, made his opening remarks. Sonia and I gave a talk entitled Managing, Sharing and Curating Your Research Data in a Digital Environment followed by my talk entitled Analyzing Research Data Using the Dataverse Framework where I demo’ed a new addon for Dataverse called Data Explorer. Slamet gave a talk entitled Introducing Scientific Repository as Research Data Management and Analysis Tool in Indonesia but the slides are in English.
After lunch (sate and soup), the rest of the talks were in Indonesian so Sri Hartinah, Madiareni Sulaiman, and Seno Yudhanto, brought us to Jakata’s “mini garden” to see a variety of traditional houses from different parts of Indonesia. We spent a little time in Bali.
We also enjoyed some locally made coffee (from Sumatra for me). Wednesday evening took at train to Bandung. Thursday was a holiday and we took a trip to Tangkuban Perahu, which reminded me of Yellowstone except that I didn’t eat eggs cooked in a hot spring there. We also visited Maribaya, which had a waterfall and a zoo. We ended our holiday with a trip to Saung Angklung Udjo where we enjoyed a “young coconut” treat while we waited for the show to start. There was a puppet show, dancing, and children playing an angklung.
On Friday we held a workshop in Bandung that was similar to Wednesday’s workshop in Jakarta. The opening remarks were made by Hendro Subagyo, the head of PDII. One of the talks was given by Usman Muchlish from the Center for International Forestry Research (CIFOR) which runs an installation of Dataverse at data.cifor.org and since he’s a long time Dataverse user, I was happy to pick his brain about ways we can improve the software. I also enjoyed the talk about HPC by Esa Prakasa.
After the workshop we met with Tommy Hendrix, Head of Research and Development, and Penny Sylvania Putri, Head of Multimedia, about videos that LIPI is making to promote their work and inspire children to consider careers in science.
LIPI takes 30 day expeditions all over the county to conduct science and I enjoyed the video they showed us about an expedition to Sumba island so much I couldn’t help tweeting about it. You can watch it on YouTube.
They are interested in making the raw footage and photos available to the world! Tagging the videos and photos with appropriate metadata is important for them and they are considering using Dataverse. With the workshops behind us, our friends from LIPI continued to take us sightseeing over the weekend, visiting Kawah Putih, Situ Patengan, and rice fields.
On Sunday morning we woke up in Bandung, took a train back to Jakarta, did a little shopping, and made our way to the airport for a long flight home.
Thank your very much to LIPI for inviting me and Sonia to visit your institution and Indonesia! I’d especially like to thank Slamet, Sjaeful, and Rishadi (all pictured above) for showing us their beautiful country and making us feel so welcome. There are too many others to thank individually here, but I appreciate all of the hospitality from everyone at LIPI!
I have many more pictures, videos, and stories I could share but please watch this space where I’ll try to post more on a personal blog which I’ll link to from here. Update: for more pictures, please see the post about my trip to Indonesia on my personal blog.
Published in Kompas (Yuni Ikawati, 1 Juni 2018)
Laksana Tri Handoko (50) dilantik sebagai Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi Mohammad Nasir di Kantor Pusat LIPI, Jakarta, Kamis (31/5/2018) sore. Handoko menggantikan Iskandar Zulkarnain yang wafat pada 2 Juli 2017. Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dijabat Bambang Subiyanto.
...........
Published in Scholae (31 May 2018)
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir melantik ilmuwan atau peneliti fisika berprestasi Indonesia Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
"Pelantikan sesuatu yang rutin, bentuknya amanah, sehingga harus dijalankan sebaik-baiknya," kata Menristekdikti saat melantik Kepala LIPI baru di Auditorium Utama LIPI Pusat, Jakarta, Kamis (31/5/2018).
Laksana Tri Handoko menggantikan Plt. Kepala LIPI Prof. Dr. Bambang Subiyanto.
Sebagai Kepala LIPI, menurut dia, tentu harus bekerja keras dalam persaingan di era Industri 4.0, terlebih situasi saat ini harus bisa mengangkat marwah LIPI sebagai pusat ilmu pengetahuan nasional.
Tanggung jawab utama adalah menciptakan tata pemerintahan yang baik mencakup transparansi, awareness, accountability, responsibility. Elemen ini menjadi tumpuan mengelola lembaga pemerintah yang memiliki banyak aturan.
"Tetapi tidak boleh terbelenggu pada aturan tersebut tetapi harus menciptakan inovasi untuk kemajuan ilmu pengetahuan Indonesia, baik ilmu sains maupun sosial," lanjutnya. Nasir dalam kesempatan sama mengucapkan terima kasih pada Plt Kepala LIPI Bambang Subiyanto yang menjalankan masa transisi dengan baik, menggantikan almarhum Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain.
Plt. Kepala LIPI sebelumnya Bambang Subiyanto mengucapkan rasa syukur dan selamat atas terpilihnya Kepala LIPI yang baru.
"Saya berharap Pak Handoko ke depan mampu membawa LIPI dan iptek di Indonesia menjadi lebih maju lagi. Sebab, menjadi Kepala LIPI haruslah orang yang visioner dan mampu menempatkan iptek menjadi bagian penting dari negeri ini," kata Bambang.
Kepala LIPI baru Ilmuwan yang akrab disapa Handoko ini menjadi Kepala LIPI setelah melewati proses panjang seleksi terbuka jabatan Kepala LIPI, sejak mulai diumumkan dalam laman ristekdikti.go.id pada 22 Desember 2017 hingga resmi terpilih.
Perjalanan Handoko sebagai seorang ilmuwan Indonesia diraih setelah mengenyam pendidikan S1 hingga S3 di Jepang. Untuk S1, Handoko memperoleh gelar dari Komamoto University, Jepang.
Sedangkan, S2 hingga S3 ditamatkan di Hiroshima University, Jepang. Pria kelahiran Malang, 7 Mei 1968 ini menjadi bagian dari LIPI sejak 2002.
Sederet prestasi yang membanggakan pun mengiringi perjalanannya sebagai seorang peneliti. Sebut saja, dari 1999 hingga sekarang, Handoko setidaknya telah memperoleh penghargaan ilmiah sebanyak 14 kali.
Antara lain Simons ICTP Associate Fellow (periode 2014-2019) yang diperoleh tahun 2013, PII Adhidarma Profesi Award pada 2010, Penemuan Baru yang Bermanfaat bagi Negara pada 2010, The 400 most highly cited papers of All Time in High Energy Physics pada 2010.
Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2009 (Ilmu Pengetahuan) pada 2009, 101 Inovasi paling Prospektif pada 2009, Satyalancana Wira Karya untuk Sains pada 2009, Achmad Bakrie Awad untuk Bidang Sains pada 2008, Asia Pacific ICT Award (e-Gov & Services) pada 2006.
Habibie Award untuk Bidang Ilmu Dasar pada 2004, Asia Pacific ICT Award (Research & Development) pada 2004, Asia Pacific ICT Award (Education & Training) pada 2003, Peneliti Muda Indonesia Bidang Ilmu Dasar pada 2002, dan Humboldt Fellow pada 1999.
Handoko telah memiliki pengalaman birokrasi yang memadai, yakni menjadi Kepala Grup Fisika Teori dan Komputasi Pusat Penelitian Fisika LIPI sejak 2002 hingga 2012. Bapak dua anak ini juga diamanahi menjadi Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI dari 2012 hingga 2014.
Sebelum menjadi Kepala LIPI, Handoko merupakan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI sejak 2014. Selain itu, Handoko juga memiliki pengalaman akademis yang baik.
Dia menjadi pengajar di Departemen Fisika, Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2002 hingga 2004. Lalu, dia juga menjadi pengajar di Departemen Fisika, Universitas Indonesia (UI) sejak 2002 hingga sekarang.
Published in kumparan (31 May 2018)
Laksana Tri Handoko resmi menjabat Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggantikan Iskandar Zulkarnain yang meninggal dunia. Pelantikan Handoko dilakukan Menristekdikti Mohamad Nasir di Auditorium LIPI, Jakarta, Kamis (31/5).
"Amanah adalah sesuatu yang diberikan, maka kita harus menjaga amanah itu. Apalagi kita menghadapi revolusi industri 4.0 maka Bapak (Handoko) harus bekerja keras di lembaga ilmu pengetahuan ini," kata Nasir dalam pidato sambutannya.
Jabatan kepala LIPI kosong sejak Iskandar Zulkarnain meninggal dunia pada 2 Juli 2017. Kepala LIPI selanjutnya dijabat oleh Plt Bambang Subiyanto. Handoko sendiri menjadi kepala LIPI setelah melewati seleksi terbuka calon kepala LIPI yang dilaksanakan di Kemenristekdikti. Nasir mengatakan sebagai kepala LIPI yang baru Handoko harus membawa LIPI untuk menghadapi revolusi industri 4.0 saat ini. Nasir berharap dapat membawa LIPI menjadi pusat kajian ilmu pengetahuan yang lebih baik. "Tugas yang harus kita hadapi dimana situasi yang kita hadapi di revolusi 4.0 haris kita kembangkan terus, dan situasi kita harus pertanggungjawabkan harus kita jaga marwahnya (LIPI)," kata Nasir.
Sementara itu, Handoko mengaku akan melakukan reorganisasi di tubuh LIPI hingga Agustus mendatang. Hal tersebut diterapkan guna menunjang manajemen LIPI sesuai dengan standar goblal. "Kemudian, manajemen internal dan juga riset di internality supaya sesuai dengan standar global. Baru kita akan meningkatkan kualitas SDM, termasuk rekrutmen Diaspora, meningkatkan elaborasi dengan semua infrastruktur agar bisa dipakai semua orang. Sehingga semua orang di sini bisa kerja bareng," kata Handoko.
Handoko tercatat sebagai kepala LIPI kesepuluh. Pria asal Malang, Jawa Timur, ini mendapat gelar doktornya di Hirosima University, Jepang. Sejak tahun 2002 Handoko telah menjadi bagian dari LIPI, yakni sebagai kepala grup fisika teori dan komputasi pusat penelitian fisika LIPI hingga 2012. Kemudian, bapak dua anak ini diamanahi menjadi kepala pusat penelitian informatika LIPI dari 2012 hingga 2014. Handoko juga merupakan Deputi bidang ilmu pengetahuan teknik LIPI. Selain itu, Handoko juga memiliki pengalaman akademis sebagai pengajar di departemen fisika Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2002 hingga 2004 dan pengajar di departemen fisika Universitas Indonesia (UI) sejak 2002 hingga sekarang.
Published in Koran Sindo (Neneng Zubaidah, 11 May 2018)
Pemerintah tengah menyiapkan grand design untuk membina anak pemenang olimpiade. Mereka akan didampingi agar bisa kuliah hingga bekerja.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan, gagasan adanya grand design ini muncul sejak setahun lalu. Rumusannya akan melibatkan beberapa kementerian/ lembaga. Pada intinya ialah pemerintah ingin agar semua anak yang memenangkan kompetisi itu bisa kuliah hingga Strata 3 (S3) dan bisa disalurkan menjadi akademisi, peneliti ataupun praktisi. "Grand design ini rencana pembinaan sampai mereka selesai di perguruan tinggi," jelasnya seusai pelepasan 18 Pelajar Indonesia menuju Intel-International Science and Engineering Fair di kantor Kemendikbud.
Hamid menuturkan, pada tahun sebelumnya biasanya yang memberikan beasiswa S1 kepada pemenang itu Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) namun tahun lalu Kemenristekdikti tidak membiayai lagi karena anggaran pendidikan di kementerian ini di APBN yang terus berkurang. Kemendikbud, kata dia, tidak mau siswa-siswa yang potensial ini terbengkalai sehingga mau membiayai sepenuhnya beasiswa khusus S1 siswa dengan program Beasiswa Unggulan.
Hamid menerangkan, grand design ini memang akan dibahas bersama Kemenristekdikti, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Sebab jika beasiswa S1-nya ditangani Kemendikbud maka nanti beasiswa jenjang S2 dan S3 bisa dari Kemenristekdikti, LIPI dan LPDP. "Jadi kita akan siapkan dari hulu hingga hilirnya. Kemendikbud menyiapkan dan menyeleksi anak potensial mulai SD setelah itu diantar ke perguruan tinggi, " ujarnya.
Hamid melanjutkan, setelah mereka selesai kuliah maka siswa berprestasi ini akan didampingi lagi untuk memilih di tiga bidang. Jika mau jadi akademisi maka bisa menjadi dosen. Kalau mau jadi peneliti maka LIPI dan juga Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah siap menampung. Sementara jika mau jadi praktisi pemerintah bisa menyalurkan mereka ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kata dia, ada 3.000 BUMN yang beroperasi di Indonesia dan daripada perusahaan milik negara itu repot mencari pekerja baru lebih baik mereka merekrut siswa berprestasi ini. Disisi lain, Hamid tidak ingin sumber daya manusia potensial ini malah bekerja untuk negara lain.
Hamid menuturkan, beasiswa yang akan diberikan memang hanya untuk kompetisi yang sudah direkognisi oleh pemerintah. Salah satu kompetisi yang diakui pemerintah syaratnya adalah pertandingan yang diikuti minimal 20 negara. "Kita sudah punya daftarnya. Jadi kalau nanti banyak yang meminta beasiswa ke Kemendikbud tidak bisa seperti itu karena kami sudah ada ratingnya. Hanya yang menang lomba yang well recognize saja yang kami pertimbangkan," jelasnya.
Hamid menjelaskan, dulu memang ada muncul gagasan membuat sekolah khusus olimpiade. Dimana para siswa dilatih dan diajari secara intensif untuk menang di ajang 0limpiade internasional. Namun gagasan itu tidak diwujudkan, katanya, karena banyak silang pendapat terutama dari kalangan DPR. Sekolah khusus itu, jelasnya, dianggap terlalu ekslusif sementara mandat konstitusi adalah pendidikan yang bermutu untuk semua.
Meski tidak ada sekolah khusus namun Kemendikbud telah menyelenggarakan Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang standarnya sudah disetarakan dengan standar internasional. Hamid menjelaskan, terutama OSN tingkat SMA itu sudah disesuaikan sistem penilaian dan substansi soalnya pun sudah dinaikkan ke level internasional. "Sekarang OSN sudah dinaikkan standar internasional. Sebab kalau tidak mereka tidak akan tembus ke level internasional," katanya.
Sementara itu, 18 pelajar yang akan berlaga di Intel ISEF ini merupakan jebolan finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI dan juga pemenang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Kemendikbud. Pelajar SMA ini akan berkompetisi bersama 1.800 pelajar dari 80 negara lain.
Plt Kepala LIPI Bambang Subiyanto berpesan, agar para peneliti remaja yang berangkat ke Intel ISEF ini agar berusaha semaksimal mungkin menjadi duta sains bangsa. Dia pun berharap agar para remaja ini bisa membangun jejaring dengan peneliti remaja dunia lain. "Jangan minder tapi jangan sombong. Keluarkan kemampuan terbaik kalian," pesannya saat pelepasan.
Plt Sekretaris Utama LIPI Laksana Tri Handoko menambahkan, bahwa turut sertanya dalam kompetisi sains internasional adalah bukti apresiasi atas capaian prestasi para pelajar yang telah mengikuti kompetisi ilmiah di Indonesia.
Published in Kalbe (9 May 2018)
PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) pada hari ini menggelar pelatihan sains bagi para guru sains di Makassar sekaligus mensosialiasikan berlangsungya kompetisi sains Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2018 dengan tema “Kreatifitas dan Inovasi: Memecahkan Masalah Dengan Pendekatan Sains” di Hotel Aston Makassar. KJSA merupakan kompetisi sains anak nasional yang memberikan penghargaan kepada karya sains terbaik di Indonesia untuk siswa-siswi tingkat sekolah dasar. Pelatihan sains ini dihadiri oleh sekitar lebih kurang 100 guru sekolah dasar di Makassar.
“Kalbe Junior Scientist Award merupakan bagian dari komitmen Kalbe untuk berkontribusi bagi perkembangan sains di Indonesia, khususnya pada anak-anak, dengan demikian di masa depan tunas-tunas bangsa ini semakin mencintai sains bahkan menjadi peneliti-peneliti unggul yang memajukan dunia sains dan teknologi di Indonesia” ujar Hari Nugroho, Kepala Komunikasi Eksternal & CSR PT Kalbe Farma Tbk. “Selain itu, Kalbe juga terus mendorong para pendidik dan para guru untuk mengembangkan dan merangsang kreatifitas anak-anak dalam menemukan solusi permasalah sehari-hari melalui sains, salah satu contohnya melalui pelatihan sains ini” lanjut Hari.
Program KJSA yang telah berlangsung sejak 2011 atau memasuki tahun ke-8 ini bertujuan untuk mengenalkan sains kepada anak-anak sejak dini sekaligus menumbuhkan kreatifitas anak-anak dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi sehari-hari dengan pendekatan sains dan ilmu pengetahuan. Pelatihan sains ini merupakan satu dari rangkaian pelatihan yang dilakukan di 3 kota, yakni Pontianak, Kupang dan Makassar.
“Tahun ini kami berusaha untuk memperluas jaringan sosialisasi, baik ke dalam internal Kalbe maupun eksternal stakeholder, seperti Kemendikbud, Pemerintah Daerah, banyak Sekolah Dasar, Klub Sains serta berbagai lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di dunia pendidikan anak. Sejak pertama kali diselenggarakan tahun 2011, animo peserta terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2017 program ini diikuti oleh 1103 karya dari 26 propinsi di seluruh Indonesia. Bandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 917 karya, dan tahun 2015 sebanyak 811 karya,” ujar Medianto Henky Saputra, selaku Ketua Panitia Kalbe Junior Scientist Award 2018. “Tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali memberikan tambahan beasiswa pendidikan dan sertifikat bagi para pemenang KJSA 2018.”
Adapun persyaratan KJSA tahun ini adalah siswa/i kelas 3-5 SD pada saat mendafta atau kelas 4-6 SD pada bulan September 2018. Peserta merupakan perorangan dan boleh mengirimkan lebih dari satu karya sains dengan tema yang berbeda. Karya sains yang didaftarkan merupakan ide sendiri dan belum pernah memenangkan kompetisi di tingkat provinsi dan nasional. Untuk bidang karya sains yang dilombakan adalah IPA dan terapannya, matematika atau kombinasinya. Khusus untuk matematika, hasil karya sains tidak berupa permainan matematika.
Sosialisasi dan pendaftaran peserta program KJSA dimulai 22 Maret 2018 sampai dengan 27 Juli 2018 dimana setiap peserta wajib mengirimkan berkas antara lain formulir pendaftaran, profile peserta, ringkasan hasil karya ide karya sains dengan penjelasan mengapa memilih ide itu, apa yang hendak dibahas, dan pengembangan ide/solusi yang hendak dipaparkan dan lain sebagainya yang semuanya dapat diunduh di www.kalbe-kjsa.com
Adapun Dewan Juri KJSA 2018 adalah Dr. L.T. Handoko (Deputi Kepala Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPIGusmayadi Muharmansyah, M.Ed (Kepala Subdirektorat Peserta Didik, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI), Novriana Sumarti, S.Si., M.Si., Ph.D. (Matematikawan, Dosen Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, ITB), Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rohman, B.Eng, M.Eng (Kepala Pusat Inovasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI), Dr. Tjut Rifameutia Umar Ali, M.A. (Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia).
Kriteria Penilaian yang digunakan dalam penilaian KJSA 2018 yaitu isi keaslian ide, latar belakang permasalahan, solusi yang diberikan dalam memecahkan masalah, inovasi/kebaruan/keunikan dan manfaat dari hasil karya bagi lingkungan sekitar dan masyarakat. Dari penilaian dewan juri tersebut akan dipilih 20 finalis berdasarkan nilai tertinggi, kemudian seluruh finalis beserta pembimbing akan diundang ke Jakarta pada bulan September 2018 untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan dewan juri. Selanjutnya dari penilaian presentasi tersebut Juri akan menentukan 10 karya terunggul dan 10 karya terbaik. Seluruh pemenang akan mendapatkan hadiah berupa tabungan pendidikan, beasiswa pendidikan dan sertifikat dari Kalbe dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Published in P2 Bioteknologi LIPI (27 April 2018)
Guna merayakan hari bumi tahun 2018, PT Astra International, Tbk melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR) berkolaborasi dengan LIPI, menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk "Festival Kampung Berseri Astra (KBA)", pada tanggal 27-28 April di Cibinong Science Center Botanic Garden (CSC-BG).
Kegiatan yang notabane bertemakan kepedulian terhadap lingkungan hidup ini berfokus pada pembibitan dan pengembangan buah langka dengan menggunakan teknologi yang dihasilkan LIPI. Tujuannya untuk menyelamatkan buah langka, membudidayakan, agar tidak punah, juga untuk pemulihan lahan kritis. Program ini dinamakan PRANARAKSA.
Plt. Sestama LIPI, L.T. Handoko dalam sambutannya menyampaikan bahwa konservasi buah langka, keanekaragaman hayati dan teknologi, dapat dimanfaatkan bagi pelajar. Program ini juga membuka peluang besar untuk komersialisasi. Perlu diketahui, kawasan CSC-BG ini setiap tahunnya dikunjungi sekitar 5.000 orang pengunjung. Kedepannya infrastruktur dilingkungan SCS BG ini akan selalu dikembangkan, agar dapat menjadi lokasi eduwisata.
Kegiatan bertemakan lingkungan ini, sebelumnya telah dilakukan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Kondisi di Pulau Pramuka yang sangat bersih, diistilahkan “pulauku 0 sampah,” sebagaimana disampaikan oleh Bapak Riza Deliansyah dari PT Astra International Tbk dalam sambutannya.
Masih dalam rangkaian kegiatan Festival Kampung Berseri Astra pada hari pertama, diisi dengan kegiatan “Bina Peneliti Muda”. Tujuannya untuk mengedukasi para peneliti ilmiah remaja, dan sosialisasi lomba Pranaraksa Innovation Challenge. Kali ini, para pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) di bidang IPA dan IPSK turut memresentasikan hasil penelitiannya. Pemenang LKIR dari bidang IPA memaparkan penelitiannya tentang pemanfaatan limbah untuk menyaring logam berat.
Inovasi ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena menggunakan bahan alami, tanpa campuran bahan kimia, dengan memanfaatkan limbah. Walhasil inovasi ini sangat aman untuk ekosistem, dan berguna bagi masyarakat dan lingkungan. Salah satunya ampas kelapa sawit yang digunakan untuk menyaring logam berat. Penelitian berikutnya dibidang IPSK.Wacana yang diketengahkan mengenai perubahan tingkat mata pencaharian sebagai nelayan di teluk Jakarta yang berkurang akibat perubahan kondisi ekologis.
Para peserta tampak serius menyimak paparan dari para pemenang LKIR, bahkan ada peserta yang mengusulkan untuk menggabungkan kedua penelitian IPA dan IPSK tersebut. Namun, meskipun berawal dari hal yang hampir mirip, yaitu tentang perubahan ekologi, namun muara dari penelitian ini berbeda. Penelitian bidang IPA ini mengarah pada pemanfaatan limbah untuk logam berat, sementara untuk bidang IPSK cenderung pada tingkat mata pencaharian nelayan di Jakarta menjadi berkurang yang dikarenakan oleh perubahan ekologi. Peserta yang terdiri dari kelompok siswa SMA ini juga dapat mengikuti edukasi kultur jaringan. Sementara siswa yang lainnya dapat mengikuti kegiatan mengecat tong sampah di Kebun Pasma Nutfah dan edukasi Jamur dan Pupuk Organik Hayati (POH).
Bagi siswa SMP kegiatan yang diikuti mencakup games ekosistem, budidaya hidroponik yang berlokasi di kawasan Biovillage dan ekosistem perairan darat, eksperimen penyaring sederhana, budidaya ikan sidat, dan multitropic aquaculture (IMTAH) yang berlokasi di Pusat Penelitian Limnologi LIPI
Sementara itu, bagi siswa SD kegiatan yang diikuti mencakup games ekosistem kebun, membuat es yoghurt di Kebun Plasma Nutfah, dan games kupu-kupu terbang, dan edukasi sugar glider. Demikian juga bagi para guru dapat mengikuti pelatihan perbanyakan vegetatif bibit buah langka di kebun Haratopusako/Arboritum, aksi labeling nama pohon, edukasi kultur jaringan dan aktivitas Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia (HPAI) yang difokuskan bagi sekolah yang berbasis lingkungan.
Kegiatan hari kedua (28 April 2018) diisi dengan diskusi bertemakan lingkungan hidup, dipandu Asep Nurdin, perwakilan PT ASTRA. Dalam diskusi, salah seorang peserta bertanya:” bagaimana plastik dan produk-produk yang terbuat dari plastik dapat terjual?, contohnya seperti sari kelapa yang dikelola oleh PT.” Dilanjutkan dengan pertanyaan dari kampung berseri Semarang tentang tantangan ketika membangun sebuah desa. Menurut Bapak Asep Nurdin, “diwilayah desa ada tokoh-tokoh masyarakat, kepala desa, dll. Tokoh masyarakat belum tentu yang vokal, namun bisa saja yang mampu memberikan solusi. Sebaiknya para pendamping tinggal didesa tersebut, agar mengetahui permasalahan yang terjadi.”
Selanjutnya pertanyaan dari Bu Lala tentang “bagaimana mengelola kota yang tantangannya lebih kompleks.” Jawaban Bapak Asep: “tantangan sama, namun yang terpenting adalah mencari solusi, untuk itu dibutuhkan pemetaan, social mapping, social issues.” Berikutnya Ibu Fortune, seorang pendamping sekolah yang tinggal di Ciangsana-Bogor, yang ingin memulai kampung berseri, namun baru pada tahap kompleks, yaitu dengan membuat kelompok. Ia ingin sekali bergabung dalam sekolah binaan Astra. Menurut Bapak Asep sebaiknya “membuat pemetaaan, issuenya, dan potensinya, namun bila ingin menjadi social entrepreneur, perlu memiliki komunitas lokal. Contoh kegiatannya seperti di Bali yang banyak memproduksi souvenir dari manik-manik, yang akhirnya diproduksi dengan jumlah yang banyak. Jadi, sebaiknya mulai aja dulu,” tutur Bapak Asep kepada para peserta diskusi. (Avi/Humas)
Published in Ristekdikti (12 April 2018)
HE Minister Mohamad Nasir participated in the launching of China ASEAN Year of Innovation at Shang Rila Hotel.
HE Minister Wang Zhigang, the Ministry of Science and Technology (MOST), the People Republic of China (PR China), in his remarks appreciated all HE ASEAN Ministers or their representatives, who attending the inauguration of China ASEAN YoI.
Senior Minister Koh Poh Koon, the State Ministry of Trade and Industry of Singapore, the Republic of Singapore and Minister Prof. Borviengkham Vongdara, the Ministry of Science and Technology, Lao PDR, were also congratulated MOST PR China for their successful in hosting this spectacular event this year.
HE Minister Nasir began his statement by expressing his appreciation especially to HE Minister Wang Zhigang, the Minister for Science and Technology (MOST), the People Republic of China (PR China) for his generosity and excellent arrangement, provided to the Indonesian delegation, so they all could participate in this important forum.
This forum is the sign for the awakening of innovation amongst ASEAN Countries and one of its superb dialogue partners, the PR China.
Indonesia as one of the founding fathers of ASEAN and the active member of ASEAN Committee on Science and Technology (ASEAN COST), is aware that a new ASEAN Plan of Action on Science, Technology and Innovation (APASTI) was launched in 2016, to be implemented in the period of 2016 – 2025. This important APASTI policy guidelines is the soul of ASEAN Science, Technology and Innovation development. Indeed, it should be followed by ASEAN Countries and its Dialogue Partners. Therefore Indonesia supports the vision of APASTI 2016 – 2025 (“A Science, Technology and Innovation–enabled ASEAN, which is innovative, competitive, vibrant and economically integrated”.
To support the APASTI, Indonesia has implemented the awareness of STI effectively, since the last two decades, by conducting the National Technology Awakening Days (HAKTEKNAS), on the 10th of August every year. Indonesia even hosted the 9th ASEAN ST Week in relation with the Hakteknas-19 in Bogor from 18-25 August 2014.
This year, the 23rd of HAKTEKNAS (HAKTEKNAS-23), 10th August 2018, will be commemorated in Pekanbaru, Riau, Sumatera Island, Indonesia for a week, then Minister Nasir took this opportunity for inviting the ASEAN and Chinese colleagues from the ASEAN China COST communities.
Every year, Indonesia invites the ASEAN Countries plus ASEAN Dialogue Partners, through their Embassies in Jakarta, Indonesia. However, as today is so special, I am inviting all of you directly, to participate in the HAKTEKNAS-23 in Indonesia.
The event of HAKTEKNAS is showing that Indonesia is in a serious program for increasing awareness of the STI implementation, from the bottom of the pyramid, as the MoRTHE invites young students, either from junior and senior high schools up to the university students, as well as common Indonesia society, so they could witness the Indonesian STI achievements. Moreover, by having this direct interactive exposure, Indonesia believes that more numbers of Indonesian youths will aware on the important of STI, for the national and regional development.
Minister Nasir also informed the audience that Indonesian scientists have established their active research and development collaboration with ASEAN Scientists, through nine of sub committees (SC) in the field of:
The Indonesian MoRTHE also considered the important of commercializing the RD results, techno-entrepreneurship programs, as well as having several numbers of national centers of science and technology center of excellences (Pusat Unggulan Iptek – PUI), may leverage the collaboration amongst such centers and the ASEAN Centers of Excellences.
In synergy with the APASTI Goals 2016 – 2025, HE Minister Nasir introduced the Indonesian Science, Technology and Higher Education (STHE) Policy 2015 – 1019 to the ASEAN China delegates.
The Ministry has a vision which is to “Support national competitiveness through creation of higher quality education combined with science & technology, and innovation capability”.
In order to achieve such vision, the Ministry has implemented two important missions:
During the ceremony, HE Minister Nasir also highlighted the ‘ASEAN China Plan of Action: the Joint Declarations on ASEAN China Strategic Partnership for Peace and Prosperity (2016-2020)’.
To implement the ASEAN China Plan of Action and Joint Declaration, under the framework of regional and bilateral cooperation; Indonesia and China, in the last three years (2015 – 2018) already agreed to implement twelve (12) signed agreements, where eight of it, are related with the Science, Technology and Innovation cooperation. Those 8 agreements are implementing arrangements and plan of actions on:
In addition, Minister Nasir also informed the audience that the MoRTHE Indonesia hosted the 1st Indonesia China Science, Technology, and Innovation Forum on last 2017, back-to-back with the Indonesia – PR China High Level People of Exchange Mechanism (HLPEM-3).
Therefore, Indonesia proposed that such bilateral commitments could be expanded into the regional cooperation of ASEAN China STI collaboration, as long as the ASEAN scientific communities would have the common interests, to develop those priorities into the regional programs.
Lastly, HE Minister Nasir stated that Indonesia is on the believe that ASEAN and China together, will successfully lead the development of Science, Technology and Innovation in the region, and for this, I would like to congratulate China and Singapore in launching the ASEAN China Year of Innovation today, and Indonesia commits to support this prestigious program.
”Selamat Berinovasi” (Indonesian language),
“Congratulation for the Year of Innovation” (English)
“ZHU HE CHUANG XIN NIAN” (Chinese Language)
The event was also attended by other Indonesian delegates from the MoRTHE (DG Jumain Appe, SA Hari Purwanto), BPPT (DC Eniya and Sinung), LIPI (acting chairman Bambang Subiyanto, DC LT Handoko, Zainal Arifin) and Educational Attache Priyanto and Rukmini representative of the Indonesian Embassy in Beijing, as well as Mr Xie Chengsuo, ST Attache from MOST, Chinese Embassy in Jakarta.
Published in kumparan (15 March 2018)
Stephen Hawking, fisikawan ternama di abad 21 ini, telah mengembuskan napas terakhir di rumahnya di Cambridge, Inggris, pada Rabu (14/3) pagi waktu setempat. Sejumlah ilmuwan dunia turut berduka atas kepergiaannya.
Bukan hanya para ilmuwan dunia yang pernah bertemu dengan Hawking, orang-orang yang tidak pernah menjumpainya pun turut kehilangan sosok jenius yang senantiasa bersemangat menjalani hidup di segala keterbatasannya itu. Melalui kisah hidup dan karya-karya yang ia torehkan, misalnya berupa buku-buku dan teori-teori cemerlangnya, Hawking telah sukses menginspirasi banyak orang. Jika orang-orang yang tidak pernah menjumpai Hawking saja begitu kehilangan akan sosoknya, tentu ada kesan khusus tersendiri bagi mereka yang pernah bertemu langsung dengan ilmuwan yang mengabdikan hidupnya untuk menguak misteri alam semesta itu.
Salah satu ilmuwan Indonesia yang pernah bertemu langsung dengan Stephen Hawking adalah L.T. Handoko. Handoko adalah salah satu fisikawan teori Indonesia dengan fokus penelitian teori fisika partikel. Saat ini Handoko menjabat sebagai Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sebelum menjadi peneliti di LIPI, Handoko pernah bekerja sebagai peneliti di Deutsches Elektronen-Synchroton (DESY), lembaga riset di Hamburg, Jerman. Saat bekerja di sanalah Handoko berkesempatan bertemu dengan Stephen Hawking.
Pada tahun 2000-an ada konferensi yang diadakan di DESY. Dalam konferensi tersebut Stephen Hawking hadir sebagai salah satu pemateri. "Seingat saya dia (Hawking) bicara mengenai teori kosmologi umum dan teori lubang hitam. Tidak banyak dan tidak detail karena bicaranya saja sudah dibantu mesin," tutur Handoko kepada kumparanSAINS, Rabu (14/3) malam.
Meski tidak sempat mengobrol atau berinteraksi dengan Hawking dalam acara tersebut, Handoko tetap menaruh rasa kagum pada sosok ilmuwan kelahiran Oxford, 8 Januari 1942 itu. "Ya kagum aja. Kan dia ada disabilitas ya, tapi masih bisa menyampaikan ide dan teorinya. Ide dan teori yang notabene sulit," kata pria yang pernah kuliah di jurusan Fisika ITB selama beberapa bulan sebelum akhirnya pindah ke Kumamoto University di Jepang karena mendapatkan beasiswa.
Pria pemegang gelar doktoral di bidang teori fisika partikel atau fisika energi tinggi dari Hiroshima University, Jepang itu menuturkan, dalam acara konferensi tersebut Hawking menyampaikan materinya dalam waktu yang relatif singkat. "Karena mungkin dia juga capek ya," kata Handoko yang memaklumi kondisi kesehatan Hawking. Sebagaimana yang telah diketahui, sejak usia muda, tepatnya ketika berumur 21 tahun, Hawking telah didiagnosis menderita penyakit sklerosis lateral amiotrofik (ALS). Para dokter yang mendiagnosis penyakit langka tersebut, memprediksi usia Hawking hanya tinggal dua tahun lagi.
Meski penyakit langka yang menyerang saraf itu membuat Hawking tidak bisa bergerak dan bicara, rupanya Hawking tetap bisa bertahan hidup hingga usia 76, bukan 23 atau 24 tahun seperti prediksi para dokter.
Melihat langsung pemaparan dari Stephen Hawking, telah meninggalkan kesan yang kuat bagi Handoko. "ia (Hawking) salah satu ilmuwan terbaik ya, khususnya terkait dengan teori kosmologi," kata pria kelahiran Lawang, Jawa Timur tahun 1968 itu.
Published in JogloSemar (29 March 2018)
Pada tahun 2018 ini, PT Kalbe Farma Tbk kembali menggelar program Kalbe Junior Scientist Award (KJSA). KJSA merupakan program penghargaan kepada karya sains terbaik untuk siswa-siswi tingkat sekolah dasar (SD) di Indonesia. Peluncuran KJSA 2018 diselenggarakan dengan mengajak sekitar 250 murid sekolah dasar se-Jabodetabek untuk belajar dan saling berbagi pengetahuan melalui kunjungan ke lima pabrik Grup Kalbe, di Cikarang, Cikampek, dan Sukabumi.
Direktur Manufaktur PT Kalbe Pre Agusta mengatakan, KJSA merupakan bagian dari komitmen Kalbe untuk berkontribusi bagi perkembangan sains di Indonesia, khususnya pada anak-anak. “Melalui lomba karya sains ini, kami mendorong anak-anak mampu berpikir kreatif dan memecahkan masalah di sekitarnya melalui pendekatan sains. Kita meyakini kreativitas adalah akar dari inovasi,” ujarnya.
Sementara peluncuran program dengan kunjungan ke Pabrik Grup Kalbe adalah agar anak-anak bisa melihat langsung proses produksi. “Kami berharap hal itu dapat merangsang kreativitas anak-anak dalam menghasilkan karya sains,” kata Pre.
Sejak pertama diselenggarakan pada 2011, minat untuk menjadi peserta terus meningkat.
Tahun 2015, tercatat sebanyak 811 karya yang masuk mengikuti lomba. Lalu, pada 2016 bertambah menjadi 917 karya. Pada 2017, jumlah karya yang masuk tercatat 1.103 dari 26 provinsi di seluruh Indonesia. Pada penyelenggaraan kali ini, menurut Ketua Panitia KJSA 2018, Medianto Henky Saputra, Kalbe berusaha memperluas jaringan sosialisasi, baik ke internal Kalbe maupun eksternal stakeholder. Pihak eksternal, di antaranya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah daerah, sekolah-sekolah dasar, klub sains, serta berbagai lembaga swadaya masyarakat bidang pendidikan anak.
“Tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali memberikan tambahan beasiswa pendidikan dan sertifikat bagi para pemenang KJSA 2018,” ucapnya.
Dewan Juri KJSA 2018 adalah L.T. Handoko (Deputi Kepala Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Gusmayadi Muharmansyah (Kepala Subdirektorat Peserta Didik, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Novriana Sumarti (Matematikawan, Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung), Nurul Taufiqu Rohman (Kepala Pusat Inovasi LIPI), Tjut Rifameutia Umar Ali (Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia).
Lomba ini terbuka bagi siswa-siswi kelas 3-5 SD pada saat mendaftar atau kelas 4-6 SD pada September 2018. Sosialisasi dan pendaftaran peserta program KJSA dimulai 22 Maret sampai dengan 27 Juli 2018. Berkas pendaftaran dapat diunduh di www.kalbe-kjsa.com.
Published in Bisnis (23 March 2018)
PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) kembali meluncurkan program Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2018.
Program KJSA merupakan penghargaan kepada karya sains terbaik untuk siswa-siswi tingkat sekolah dasar di Indonesia. Peluncuran program KJSA pada tahun ini diselenggarakan dengan mengajak sekitar 250 siswa dan siswi SD Se-Jabodetabek untuk belajar dan saling berbagi pengetahuan melalui kunjungan ke 5 pabrik Grup Kalbe yang ada di daerah Cikarang, Cikampek dan Sukabumi.
Kegiatan ini sejalan dengan tujuan KJSA untuk mengenalkan sains kepada anak-anak sejak dini sekaligus menumbuhkan kreatifitas anak-anak dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi sehari-hari dengan pendekatan sains dan ilmu pengetahuan.
“Kalbe Junior Scientist Award merupakan bagian dari komitmen Kabe untuk berkontribusi bagi perkembangan sains di Indonesia, khususnya pada anak-anak. Melalui lomba karya sains ini, kami mendorong anak-anak mampu berpikir kreatif dan memecahkan masalah di sekitarnya melalui pendekatan sains. Kami meyakini bahwa kreatifitas adalah akar dari inovasi,” ujar Pre Agusta, Direktur Manufaktur Kalbe Farma dalam keterangan resmi, Kamis (22/3/2018).
Peluncuran program ini ditandai dengan kunjungan ke Pabrik Grup Kalbe. Pre menuturkan pihaknya berharap anak-anak bisa melihat langsung proses produksi sehingga dapat merangsang kreatifitas anak-anak dalam menghasilkan karya sains.
“Tahun ini kami berusaha untuk memperluas jaringan sosialisasi, baik ke dalam internal Kalbe maupun external stakeholder, seperti Kemendikbud, Pemerintah Daerah, banyak Sekolah Dasar, Klub Sains serta berbagai lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di dunia pendidikan anak. Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2011, animo peserta terus meningkat setiap tahunnya," katanya.
Pada 2017 program ini diikuti oleh 1103 karya dari 26 provinsi di seluruh Indonesia, dibandingkan dengan pada 2016 sebanyak 917 karya, dan 2015 sebanyak 811 karya.
Medianto Henky Saputra, Ketua Panitia Kalbe Junior Scientist Award 2018, menuturkan pada tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali memberikan tambahan beasiswa pendidikan dan sertifikat bagi para pemenang KJSA 2018.
Adapun persyaratan KJSA tahun ini adalah siswa atau siswi kelas 3-5 SD pada saat mendaftae atau kelas 4-6 SD pada September 2018. Peserta merupakan perorangan dan boleh mengirimkan lebih dari satu karya sains dengan tema yang berbeda.
Karya sains yang didaftarkan merupakan ide sendiri dan belum pernah memenangkan kompetisi di tingkat provinsi dan nasional. Untuk bidang karya sains yang dilombakan adalah IPA dan terapannya, matematika atau kombinasinya. Khusus untuk matematika, hasil karya sains tidak berupa permainan matematika.
Sosialisasi dan pendaftaran peserta program KJSA dimulai 22 Maret 2018 sampai dengan 27 Juli 2018. Setiap peserta wajib mengirimkan berkas antara lain formulir pendaftaran, profil peserta, ringkasan hasil karya ide karya sains dengan penjelasan mengapa memilih ide itu, apa yang hendak dibahas, dan pengembangan ide/solusi yang hendak dipaparkan dan lain sebagainya yang semuanya dapat diunduh di www.kalbe-kjsa.com
Adapun, Dewan Juri KJSA 2018 adalah Deputi Kepala Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI L.T. Handoko, Kepala Subdirektorat Peserta Didik, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gusmayadi Muharmansyah, Matematikawan, Dosen Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam ITB Novriana Sumarti, Kepala Pusat Inovasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nurul Taufiqu Rohman dan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Tjut Rifameutia Umar Ali.
Kriteria Penilaian yang digunakan dalam penilaian KJSA 2018 yaitu isi keaslian ide, latar belakang permasalahan, solusi yang diberikan dalam memecahkan masalah, inovasi/kebaruan/keunikan dan manfaat dari hasil karya bagi lingkungan sekitar dan masyarakat.
Dari penilaian dewan juri tersebut akan dipilih 20 finalis berdasarkan nilai tertinggi, kemudian seluruh finalis beserta pembimbing akan diundang ke Jakarta pada September 2018 untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan dewan juri.
Selanjutnya dari penilaian presentasi tersebut Juri akan menentukan 10 karya terunggul dan 10 karya terbaik. Seluruh pemenang akan mendapatkan hadiah berupa tabungan pendidikan, beasiswa pendidikan dan sertifikat dari Kalbe dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Published in
Majalah CSR/a> (23 March 2018)
Salah satu cara untuk mengenalkan sains kepada anak-anak sejak dini sekaligus menumbuhkan kreatifitas anak-anak dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi sehari-hari adalah dengan pendekatan sains dan ilmu pengetahuan
PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) kembali meluncurkan program Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2018 untuk memberikan penghargaan kepada karya sains terbaik untuk siswa-siswi tingkat sekolah dasar di Indonesia. Peluncuran program KJSA pada tahun ini diselenggarakan dengan mengajak sekitar 250 siswa dan siswi SD Se-Jabodetabek untuk belajar dan saling berbagi pengetahuan melalui kunjungan ke 5 pabrik Grup Kalbe yang ada di daerah Cikarang, Cikampek dan Sukabumi.
“Kalbe Junior Scientist Award merupakan bagian dari komitmen Kalbe untuk berkontribusi bagi perkembangan sains di Indonesia, khususnya pada anak-anak. Kami meyakini bahwa kreatifitas adalah akar dari inovasi,” ujar Pre Agusta, Direktur Manufaktur Kalbe Farma dalam keterangan resmi, Kamis (22/3).
Peluncuran program ini ditandai dengan kunjungan ke Pabrik Grup Kalbe. Pre menuturkan pihaknya berharap anak-anak bisa melihat langsung proses produksi sehingga dapat merangsang kreatifitas anak-anak dalam menghasilkan karya sains.
Pada 2017 program ini diikuti oleh 1103 karya dari 26 provinsi di seluruh Indonesia, dibandingkan dengan pada 2016 sebanyak 917 karya, dan 2015 sebanyak 811 karya.
Medianto Henky Saputra, Ketua Panitia Kalbe Junior Scientist Award 2018, menuturkan pada tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali memberikan tambahan beasiswa pendidikan dan sertifikat bagi para pemenang KJSA 2018.
Adapun persyaratan KJSA tahun ini adalah siswa atau siswi kelas 3-5 SD pada saat mendaftar atau kelas 4-6 SD pada September 2018. Peserta merupakan perorangan dan boleh mengirimkan lebih dari satu karya sains dengan tema yang berbeda.
Karya sains yang didaftarkan merupakan ide sendiri dan belum pernah memenangkan kompetisi di tingkat provinsi dan nasional. Untuk bidang karya sains yang dilombakan adalah IPA dan terapannya, matematika atau kombinasinya. Khusus untuk matematika, hasil karya sains tidak berupa permainan matematika.
Sosialisasi dan pendaftaran peserta program KJSA dimulai 22 Maret 2018 sampai dengan 27 Juli 2018. Setiap peserta wajib mengirimkan berkas antara lain formulir pendaftaran, profil peserta, ringkasan hasil karya ide karya sains dengan penjelasan mengapa memilih ide itu, apa yang hendak dibahas, dan pengembangan ide/solusi yang hendak dipaparkan dan lain sebagainya yang semuanya dapat diunduh di www.kalbe-kjsa.com
Adapun, Dewan Juri KJSA 2018 adalah Deputi Kepala Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI L.T. Handoko, Kepala Subdirektorat Peserta Didik, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gusmayadi Muharmansyah, Matematikawan, Dosen Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam ITB Novriana Sumarti, Kepala Pusat Inovasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nurul Taufiqu Rohman dan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Tjut Rifameutia Umar Ali.
Kriteria Penilaian yang digunakan dalam penilaian KJSA 2018 yaitu isi keaslian ide, latar belakang permasalahan, solusi yang diberikan dalam memecahkan masalah, inovasi/kebaruan/keunikan dan manfaat dari hasil karya bagi lingkungan sekitar dan masyarakat.
Dari penilaian dewan juri tersebut akan dipilih 20 finalis berdasarkan nilai tertinggi, kemudian seluruh finalis beserta pembimbing akan diundang ke Jakarta pada September 2018 untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan dewan juri.
Selanjutnya dari penilaian presentasi tersebut Juri akan menentukan 10 karya terunggul dan 10 karya terbaik. Seluruh pemenang akan mendapatkan hadiah berupa tabungan pendidikan, beasiswa pendidikan dan sertifikat dari Kalbe dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Published in
Media Indonesia (Indriyani Astuti, 22 March 2018)
PT Kalbe Farma Tbk, kembali menggelar program Kalbe Junior Science Award (KJSA) 2018. KJSA merupakan program penghargaan karya sains terbaik bagi siswa-siswi tingkat sekolah dasar di Indonesia.
Sebelum meluncurkan program KJSA 2018, siswa-siswi dari Sekolah Dasar (SD) dari Jakarta, Bogor,Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) ke lima pabrik Grup Kalbe yang ada di daerah Cikarang, Cikampek dan Sukabumi, Jawa Barat. Adapun tujuannya untuk mengenalkan sains kepada anak-anak sejak dini.

"Melalui lomba karya ilmiah kami mendorong anak-anak mampu berpikir kreatif sekaligus untuk menumbuhkan kreativitas mereka dalam memecahkan masalah sehari-hari dengan pendekatan sains dan ilmu pengetahuan,"ujar Direktur Manufaktur PT Kalbe Farma Tbk Pre Agusta dalam peluncuran KJSA di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Kamis (22/3).
Menurut Pre, dengan melihat secara langsung proses produksi di pabrik Grup Kalbe, kreativitas anak-anak menjadi terangsang dalam menghasilkan karya sains. Dia juga menyampaikan dalam penyelenggaraaan KJSA tahun ini, pihaknya memperluas sosialisasi dengan melibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah daerah, sekolah dasar dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di dunia pendidikan.
Ketua Panitia KJSA 2018 Medianto Henky Saputra mengatakan animo peserta KJSA semakin tinggi dari tahun ke tahun.
Dia memaparkan pada 2017, program tersebut diikuti oleh 1103 karya dari 26 provinsi di Indonesia. Sedangkan pada 2016 diikuti oleh 917 karya dan 2015 ada 811 karya yang ikut. Adapun persyaratan KJSA untuk tahun ini, sambung Medianto, peserta berasal dari siswa atau siswa kelas 3-5 SD dan kelas 4-6 SD. Mereka dapat mendaftar pada September 2018 mendatang. Untuk karya sains yang didaftarkan, Medianto menegaskan idenya harus berasal dari peserta serta belum pernah dilombakan.
"Bidangnya Ilmu Pengetahuan Alam dan terapannya seperti matematika," terang Medianto.
Pendaftaran KJSA akan dimulai pada 22 Maret hingga 27 Juli 2018. Dewan Juri yang akan menilai diantaranya Deputi Kepala Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI) LT Handoko, Kepala Subdirektorat Peserta Didik Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbud Gusmayadi Muharmansyah, Matematikawan Dosen Fakultas Matematika dan IPA, Institute Teknik Bandung Novriana Sumantri, Kepala Pusat Inovasi LIPI Professor Nurul Taufiqu Rohman, dan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Tjut Rifameutia.
Published in
(Maskartini, 17 March 2018)
PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) menggelar pelatihan sains bagi para guru sains di Pontianak di Hotel Santika, Pontianak, Selasa (17/4/2018).
Pelatihan ini sekaligus mensosialiasikan berlangsungya kompetisi sains Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2018 dengan tema "Kreatifitas dan Inovasi Memecahkan Masalah Dengan Pendekatan Sains".
Ketua Panitia Kalbe Junior Scientist Award 2018, Medianto Henky Saputra mengatakan adapun persyaratan KJSA tahun ini adalah siswa/i kelas 3-5 SD pada saat mendafta atau kelas 4-6 SD pada bulan September 2018.
Peserta merupakan perorangan dan boleh mengirimkan lebih dari satu karya sains dengan tema yang berbeda.
Karya sains yang didaftarkan merupakan ide sendiri dan belum pernah memenangkan kompetisi di tingkat provinsi dan nasional. Untuk bidang karya sains yang dilombakan adalah IPA dan terapannya, matematika atau kombinasinya. Khusus untuk matematika, hasil karya sains tidak berupa permainan matematika.
Sosialisasi dan pendaftaran peserta program KJSA dimulai 22 Maret 2018 sampai dengan 27 Juli 2018 dimana setiap peserta wajib mengirimkan berkas antara lain formulir pendaftaran, profile peserta, ringkasan hasil karya ide karya sains dengan penjelasan mengapa memilih ide itu, apa yang hendak dibahas, dan pengembangan ide/solusi yang hendak dipaparkan dan lain sebagainya yang semuanya dapat diunduh di www.kalbe-kjsa.com
Adapun Dewan Juri KJSA 2018 adalah Dr. L.T. Handoko (Deputi Kepala Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPIGusmayadi Muharmansyah, M.Ed (Kepala Subdirektorat Peserta Didik, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI), Novriana Sumarti, S.Si., M.Si., Ph.D. (Matematikawan, Dosen Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, ITB), Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rohman, B.Eng, M.Eng (Kepala Pusat Inovasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI), Dr. Tjut Rifameutia Umar Ali, M.A. (Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia).
Kriteria Penilaian yang digunakan dalam penilaian KJSA 2018 yaitu isi keaslian ide, latar belakang permasalahan, solusi yang diberikan dalam memecahkan masalah, inovasi/kebaruan/keunikan dan manfaat dari hasil karya bagi lingkungan sekitar dan masyarakat.
Dari penilaian dewan juri tersebut akan dipilih 20 finalis berdasarkan nilai tertinggi, kemudian seluruh finalis beserta pembimbing akan diundang ke Jakarta pada bulan September 2018 untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan dewan juri.
Selanjutnya dari penilaian presentasi tersebut Juri akan menentukan 10 karya terunggul dan 10 karya terbaik. Seluruh pemenang akan mendapatkan hadiah berupa tabungan pendidikan, beasiswa pendidikan dan sertifikat dari Kalbe dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Published in
okezone (Angkasa Yudhistira, 19 January 2018)
Sejumlah penemuan hasil riset dipamerkan dalam acara Rakernas Kenristekdikti 2018 di Kampus USU, Medan, Rabu 17 Januari 2018. Salah satunya Nano Bubble Generator yang diciptakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Peneliti LIPI Hilman Syaeful Alam mengatakan, alat tersebut diproduksi untuk meningkatkan produktivitas budidaya perikanan. "Dengan alat ini maka bisa mencegah penyakit dan mempercepat produktivutas ikan," ujar Hilman.
Hilman mengatakan, hal tersebut terjadi lantaran nano bubble ciptaannya bisa menghasilkan oksigen yang mudah larut di tambak ikan. Dan saat ini, pihaknya baru menggandeng dua mitra usaha.
Karena itu, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, LT Handoko mengatakan, pihaknya menunggu mitra potensial untuk bisa mengembangkan skala produksi alat tersebut. "Jadi nantinya bisa diproduksi secara massal," ujar Handoko.
Selain LIPI, Badan Standarisasi Nasional (BSN) juga memamerkan produk ber-SNI di Rekernas Kemristekdikti. Namun kali ini bukan barang yang dipamerkan, tapi biskuit yang ditetapkan dalam SNI 2973:2011.
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan melindungi kesehatan konsumen dan menjamin perdagangan yang jujur dan bertanggung jawab.
Mutu biskuit menurut SNI, adalah dengan kriteria uji yang meliputi keadaan, cemaran logam, dan cemaran mikroba. Lalu uji keadaan meliputi bau, rasa, warna, kadar air, serta lemak asam.